Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mungkinkah Hewan Bisa Mendeteksi Bencana Alam?
8 Desember 2024 15:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ivan Firman Sanjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia berada di kawasan yang merupakan tempat pertemuan lempeng tektonik yang sangat aktif. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki variasi topografi dan batimetri yang luas dan beragam, serta aktivitas gempa bumi dan gunung berapi yang tinggi. Persoalan ini mengakibatkan wilayah Indonesia rawan terhadap berbagai macam bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, kekeringan, angin kencang, dan pergeseran tanah. Menurut data dari BMKG, dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan aktivitas gempa bumi yang puncaknya berada pada tahun 2020 yang mencapai lebih dari 12 ribu kali.
ADVERTISEMENT
Meskipun ada laporan tentang perilaku aneh hewan sebelum bencana, hubungan antara tingkah laku hewan sebagai penanda terjadinya bencana alam masih menjadi hal yang mitos dan belum dipercaya sepenuhnya. Dilihat dari sejarah-sejarah terjadinya bencana alam yang telah menelan banyak korban akibat kurangnya kepercayaan dan pengetahuan tentang anomali hewan.
Penelitian tentang Perilaku Hewan
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa hewan mungkin memiliki kemampuan untuk merasakan bencana sebelum terjadi. Misalnya, Martin Wikelski dari Max Planck Institute menemukan bahwa hewan ternak mulai berubah perilakunya hingga 20 jam sebelum gempa bumi di Italia. Penelitian serupa oleh Rachel Grant di Peru menemukan bahwa jumlah hewan yang tertangkap kamera menurun drastis beberapa hari sebelum gempa besar terjadi.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2020, Wikelski dan timnya merancang sistem peringatan dini gempa menggunakan pemantauan aktivitas hewan. Mereka menemukan bahwa hewan di dekat pusat gempa menunjukkan tanda-tanda peringatan 18 jam sebelum gempa terjadi. Hewan yang berada 10 km dari pusat gempa menunjukkan tanda-tanda pereingatan delapan jam setelahnya. “Jika benar, ini akan menunjukkan bahwa gempa akan terjadi dalam dua jam ke depan,” katanya.
Contoh Penggunaan di China
China telah menciptakan sistem peringatan gempa yang memonitor perilaku ular yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sebelum gempa. “Dari semua makhluk di bumi, ular mungkin yang paling sensitive terhadap gempa bumi,” kata Jiang Weisong, direktur biro Nanning saat itu. Sistem ini membantu menyelamatkan nyawa dengan memberikan peringatan dini tentang gempa yang akan datang
ADVERTISEMENT
Potensi Penggunaan Perilaku Burung
Burung juga dikenal bisa mendeteksi bahaya alam. Misalnya, pada tahun 2014 burung warbler tiba-tiba meninggalkan tempat berkembang biak mereka sebelum serangan tornado besar di AS. Penelitian Kivi Kuaka di Samudra Pasifik sedang menguji apakah perilaku burung bisa digunakan sebagai sistem peringatan dini untuk gempa bumi, tsunami, atau badai besar. Samantha Patrick dari University of Liverpool mengatakan, “Saya rasa kita bisa mengatakan bahwa burung dapat merasakan perubahan dalam infrasound.”
Pandangan Skeptis
Tidak semua ahli setuju bahwa hewan bisa mendeteksi bencana alam. Matthew Balckett, seorang associate professor di Coventry University mengatakan bahwa tanda-tanda sebelum gempa bumi belum terdokumentasi dengan baik secara ilmiah. Meskipun beberapa peneliti tertarik untuk mengeskplorasi kemungkinan ini, mereka menyadari bahwa diperlukan lebih banyak bukti ilmiah yang konkret untuk menguatkan teori tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, meskipun perilaku hewan dapat menjadi sinyal awal, hal ini bukanlah solusi pasti. Artinya, perilaku hewan saja mungkin tidak cukup untuk memberikan peringatan yang andal dan harus dikombinasikan dengan sistem peringatan dini lainnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.
Kesimpulan
Meskipun sistem peringatan dini hewan bukanlah solusi pasti, perilaku hewan bisa menjadi salah satu sinyal awal yang membantu kita memahami dan merespons bahaya alam yang akan datang. Dengan tingginya aktivitas seismik dan vulkanik di Indonesia, penelitian lebih lanjut tentang perilaku hewan sebagai penanda bencana dapat menjadi alat penting dalam mengurangi dampak bencana di masa depan. Hal ini menunjukkan pentingnya penyajian bukti-bukti ilmiah yang konkret agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.
ADVERTISEMENT