Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jejak Kasih dalam Bisnis dan Bakti
28 Desember 2023 11:31 WIB
Tulisan dari James Hanjaya Poei tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di ujung pulau kecil, terhampar sebuah rumah tua dengan pintu kayu coklat yang telah menguning oleh waktu. Di dalamnya, terbaring sepasang orang tua yang telah menyaksikan perubahan zaman. Di kota besar, anak laki-laki mereka, Ardi, telah berhasil sebagai seorang pengusaha sukses.
ADVERTISEMENT
Meskipun jarak memisahkan mereka, Ardi selalu menyisihkan waktu untuk pulang. Sukses tidak membuatnya lupa akan akar dan tumpah darahnya. Seiring dengan bisnisnya yang berkembang, Ardi membagikan sepotong hatinya di pulau kelahirannya.
Pagi itu, Ardi menerima kabar bahwa ibunya, Ibu Siti, jatuh sakit. Meski sibuk, ia segera menyusun rencana untuk segera pulang. Bisnis yang dibangun dengan susah payah tidak bisa menghalangi tekadnya untuk mengabdi kepada orang tua yang telah mengajarinya arti kehidupan.
Perjalanan panjang menuju pulau terpencil bukanlah halangan. Ardi tiba dengan cepat di rumah tua itu. Wajahnya penuh kekhawatiran saat melihat kedua orang tuanya yang terbaring lemah. Ia menyadari bahwa kesuksesan yang diraihnya tak sebanding dengan ketenangan yang dirasakan melihat kedua orang yang dicintainya sehat.
ADVERTISEMENT
Dalam sela-sela kesibukan merawat bisnisnya, Ardi merayap keliling pulau untuk mencari obat-obatan tradisional yang dapat membantu penyembuhan orang tuanya. Ia tak ragu menjelajahi hutan dan bertanya pada orang-orang tua di desa tentang ramuan penyembuh.
Setiap senja, Ardi duduk di ruang tamu rumah tua itu. Terkadang ia menceritakan perjuangannya dalam bisnis, memberi inspirasi kepada kedua orang tuanya yang mendengarkan dengan mata penuh cinta. Meski lelah, Ardi selalu menemukan kebahagiaan dalam setiap senyuman dan kecupan tangan mereka.
Waktu terus berlalu, dan lambat laun, kesehatan Ibu Siti membaik. Ardi menyadari bahwa keberhasilannya dalam bisnis hanyalah alat untuk memberikan kebahagiaan kepada keluarganya. Kini, saat pulang ke rumah, ia membawa buah dari kerja kerasnya untuk diberikan kepada orang tuanya.
Keberhasilan Ardi bukan hanya dilihat dari angka-angka bisnisnya, tetapi dari senyuman dan kebahagiaan yang tumbuh di wajah kedua orang tuanya. Dalam perjalanan hidupnya, Ardi menyadari bahwa berbakti kepada orang tua adalah keberhasilan yang sejati, yang tak dapat diukur dengan materi.
ADVERTISEMENT