Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Petualangan Menyelamatkan Yokan
30 Juli 2023 11:10 WIB
Tulisan dari James Hanjaya Poei tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada zaman dahulu kala hiduplah Isabel si Katak Penyihir yang sakti wajahnya tetap awet muda meski sudah berusia lanjut. Isabel memiliki pembantu setia bernama Rahab si Gagak Hitam. Isabel selalu menebar ancaman dan ketakutan pada penduduk Desa Cariban. Malam hari menjelang satu minggu bulan purnama awal tahun Rahab berkeliaran berkoak-koak memberi peringatan kepada penduduk Desa Cariban untuk mempersembahkan anak sulung jantan berusia 3 bulan untuk dijadikan korban bagi Isabel guna menyempurnakan ilmunya menjadi awet muda dan hidup abadi.
ADVERTISEMENT
Menjelang bulan purnama Ezra si Beruang Putih yang menjadi Kepala Desa Cariban mengumpulkan semua Kepala Suku Desa Cariban untuk berunding. "Anak sulung jantan siapakah yang dengan sukarela akan dijadikan korban untuk dipersembahkan kepada Isabel ?" tanya Ezra dengan nada sedih. Namun tak satupun dari kepala suku menyanggupinya dan mereka menundukkan kepala. Ezra baru menjabat 4 bulan menjadi Kepala Desa Cariban merasa berat hati dan sedih bila ada anak sulung jantan yang tak berdosa harus dipersembahkan kepada Isabel demi keselamatan Desa Cariban atau penduduk Desa Cariban akan ditimpa penyakit kulit yang berbau busuk sampai pada bulan purnama awal tahun berikutnya.
"Wahai Kepala Suku Desa Cariban yang terhormat dengan berat hati aku mengumumkan salah satu anak sulung jantan berusia 3 bulan dari kalian untuk dipersembahkan sebagai korban dan hasil dari membuang undi menjelang awal tahun bulan purnama jatuh pada keluarga kambing hutan" kata Ezra dengan suara bergetar. "Penduduk Desa Cariban yang dengan sukarela mempersembahkan anak sulung jantan akan disediakan makanan dan tempat tinggal selamanya sebagai ungkapan terima kasih pengganti anak sulung jantan yang dipersembahkan oleh keluarga mereka" imbuh Ezra. "Ayolah Pak Ezra kita harus mencari cara bagaimana menyelamatkan anak sulung jantan penduduk Desa Cariban dan tidak selalu berada dalam ketakutan yang ditebar Isabel dan Rahab" kata Kajol Kepala Suku Kambing Hutan. "Aku sudah bersemedi memohon petunjuk dari Sang Pencipta agar penduduk Desa Cariban dijauhkan dari malapetaka namun belum ada jawaban" kata Ezra.
ADVERTISEMENT
"Pak Ezra aku merasa keberatan jika bulan purnama awal tahun ini warga kambing hutan yang dijadikan tumbal untuk dipersembahkan kepada Isabel" kata Kajol Kepala Suku Kambing Hutan. "Sabarlah sebentar Pak Kajol bulan purnama tahun yang akan datang aku berjanji masalah akan selesai" kata Ezra. "Apakah Pak Ezra berani menjamin ?" tanya Kajol. "Jika masalah tidak selesai maka aku akan mempersembahkan anggota keluargaku anak sulung jantan atau keluarga beruang putih yang lain" kata Ezra dengan suara bergetar dan cemas. "Baik Pak Ezra aku pegang ucapanmu" jawab Kajol.
"Dengan berat hati aku mengumumkan bahwa hasil dari membuang undi jatuh pada keluarga kambing hutan" kata Kajol selaku Kepala Suku Kambing Hutan kepada sukunya. Terlihat semua warga kambing hutan menundukkan kepala seakan tidak rela keluarga mereka menjadi korban bagi Isabel. "Demi keselamatan Desa Cariban aku rela mempersembahkan anak sulung jantanku" kata Eskan ibu dari salah satu kambing hutan yang memiliki anak berusia 3 bulan dengan suara bergetar dan sedih. Eskan mengantar Yokan kepada Kajol untuk dibawa ke Balai Desa Cariban.
ADVERTISEMENT
"Ibu, aku mau dibawa kemana?" tanya Yokan ketakutan sambil terisak. "Oh tidak anakku, kamu akan diberi permen gula-gula kesukaanmu" jawab Eskan berbohong pada Yokan dengan suara lirih sambil meneteskan air mata. "Tapi Bu mengapa kamu harus bersedih kalau aku mau diberi permen gula-gula kesukaanku kamu pasti berbohong" kata Yokan. "Maafkan aku anakku" kata Eskan dalam hati tanpa berani menatap mata Yokan anaknya.
Sampai di Balai Desa Cariban Yokan disambut dengan aneka permainan hati Yokan yang tadinya bersedih menjadi terhibur terlebih Yokan melihat banyak permen gula-gula kesukaannya. "Hore aku bisa bermain bersama teman-temanku di sini dan makan permen gula-gula kesukaanku" kata Yokan kepada Eskan ibunya. "Maafkan aku ibu jika aku tadi membuat hatimu bersedih" kata Yokan dalam hati. Yokan bersama keluarganya tinggal di tempat yang besar dan luas semua kebutuhan mereka disediakan oleh penduduk Desa Cariban dengan bergotong royong.
ADVERTISEMENT
Tiga hari menjelang bulan purnama berundinglah ketiga sahabat Mira si Kucing, Koara si Koala, dan Tiara si Harimau untuk mencari cara menyelamatkan Yokan. "Hai sobat di Desa Cariban jangan sampai ada korban lagi dari Isabel si katak penyihir" kata Mira kepada kedua sahabatnya. "Benar" jawab Koara dan Tiara kompak. "Aku akan terus berusaha menghibur Yokan agar tidak ketakutan sambil memikirkan cara untuk menyelamatkan Yokan" kata Mira.
"Aku sebenarnya punya ide namun aku malu mengungkapkannya nanti kalian tertawakan dan anggap aneh" kata Koara. "Tenang saja kawan kita ini bersahabat dan harus saling mendukung apapun idemu akan kita pikirkan langkah selanjutnya" kata Mira. "Aku akan menjadi yang pertama mendukung langkahmu sebab biasanya idemu yang paling brilian di antara kita" jawab Tiara. "Begini kawan saat sinar bulan purnama akan mendekati tubuh Isabel kita pantulkan sinar bulan purnama ke arah lain dengan menggunakan cermin dan membuat susunan kayu di beberapa tempat saat sinar bulan purnama dipantulkan maka kayu tersebut harus segera dibakar agar kabut asap menutupi sinar bulan purnama sehingga Isabel tidak bisa menyempurnakan ilmunya tepat pada saat malam bulan purnama dan mengganti tubuh Yokan dengan bantal yang mirip Yokan serta mengganti darah Yokan dengan kesumba merah yang pekat" terang Koara.
ADVERTISEMENT
"Idemu bagus sekali Koara, ini adalah tahun yang kesepuluh bulan purnama pada awal tahun ini di mana tahun kesepuluh adalah tahun kesempurnaan bagi Isabel untuk menyempurnakan ilmunya dia akan semakin menebar ketakutan dan memperbudak kita" kata Mira. "Ayo kita lawan Isabel!" jawab Tiara penuh semangat. "Baiklah kawan aku setuju dengan ide Koara yang begitu brilian dan aku akan membicarakannya dengan Pak Ezra sebagai Kepala Desa Cariban" kata Mira.
Dua hari menjelang bulan purnama ketiga sahabat itu pergi menemui Ezra di Balai Desa Cariban untuk mendiskusikan ide Koara. "Mohon maaf sebelumnya apabila kami lancang mendahului, begini Pak Ezra... " kata Mira sambil menerangkan ide Koara. "Bagus sekali ide Nak Koara" jawab Ezra sambil mengangguk-anggukan kepala tanda menyetujui. "Aku akan segera mengumpulkan para kepala suku untuk menyusun rencana" tambah Ezra.
Pada hari itu juga Ezra mengumpulkan semua kepala suku yang ada di Desa Cariban untuk mendiskusikan dan memberikan arahan untuk menggagalkan rencana jahat Isabel katak penyihir. Namun tidak ada satupun dari mereka yang berani untuk bertindak karena mereka takut akan terkena tulah sakit kulit yang busuk sampai pada awal tahun berikutnya. "Jangan berkecil hati para Kepala Suku Desa Cariban apa salahnya kita coba" kata Ezra. "Maaf Bapak Kepala Suku Desa Cariban apabila saya lancang saya berani menanggung resiko walaupun nyawa saya taruhannya saya akan melawan Isabel katak penyihir agar dia tidak berlaku semena-mena terhadap penduduk Desa Cariban" kata Tiara penuh semangat namun satu persatu Kepala Suku Desa Cariban meninggalkan Balai Desa Cariban karena mereka tidak ada yang berani melawan Isabel.
ADVERTISEMENT
Di Balai Desa Cariban tinggal mereka berempat Mira, Koara, Tiara, dan Ezra mereka berempat semakin serius mematangkan rencana melawan Isabel. Ezra meminta bantuan beberapa penduduk untuk mengumpulkan kayu bakar yang disusun tinggi di beberapa titik untuk dibakar bersamaan tepat di malam sinar bulan purnama muncul pada awal tahun. " Nak Mira, Koara, dan Tiara aku sudah mengumpulkan kayu bakar untuk dibakar secara bersamaan saat bulan purnama namun penduduk tidak ada yang berani keluar saat purnama kata Ezra. "Tenang saja Pak Ezra biar saya yang melakukannya dibantu kedua sahabat saya Mira dan Koara saya yakin rencana ini akan berhasil dan biar Mira membujuk penduduk yang gagah dan pemberani untuk membantu mengikat Isabel dengan tali" jawab Tiara dengan penuh keyakinan dan semangat.
ADVERTISEMENT
Pagi hari menjelang bulan purnama malam harinya Eskan terlihat mondar-mandir di tempat tinggal barunya yang besar dan luas di dekat Balai Desa Cariban. "Tenang saja Bu Eskan saya dan ketiga sahabat cilik ini mempunyai rencana yang bagus untuk menyelamatkan Yokan dan semua penduduk Desa Cariban dari ancaman Isabel katak penyihir" kata Ezra berusaha menenangkan Eskan. Ezra bersama Mira, Koara dan Tiara mulai mempersiapkan diri secara matang akan rencana mereka sebab malam bulan purnama akan tiba malam ini. Mira pun terlihat menghibur dan melawak di depan Yokan sehingga Yokan dan ibunya merasa terhibur dan lupa bahwa nyawa mereka terancam malam ini.
Sore hari menjelang bulan purnama nampak Rahab si gagak hitam mulai berkeliaran mengelilingi Desa Cariban dengan suara berkoak-koak yang aneh dan menakutkan seakan meminta korban. "Semuanya akan sempurna Ibu Ratu Isabel penduduk Desa Cariban bukan hanya satu anak sulung jantan tapi akan ada lima tumpukan kayu bakar untuk korban" lapor Rahab kepada Isabel. "Bagus Rahab ilmuku akan sempurna dan akan semakin mudah memperbudak penduduk Desa Cariban dan mereka akan semakin tunduk padaku" kata Isabel. "Bukan hanya itu saja Ibu Ratu Isabel akan awet muda dan hidup abadi" tambah Rahab.
Bulan purnama akan tiba sesaat lagi Eskan membawa Yokan keluar ke arah tumpukan kayu yang akan dibakar untuk dipersembahkan kepada Isabel. Sementara itu Isabel dengan kesaktiannya sambil komat-kamit membaca mantra melihat guci yang berisi air yang sudah dijampi-jampi gambaran bahwa Yokan dibawa Eskan dengan kaki yang terikat ke arah tumpukan kayu juga terlihat Eskan membawa sebilah pisau untuk mengorbankan Yokan anaknya. "Ha ha ha sebentar lagi aku akan awet muda dan hidup abadi dengan ilmuku penduduk Desa Cariban akan tunduk kepadaku" kata Isabel dalam hatinya tertawa senang. Dari air guci terlihat dari belakang Eskan menghujamkan pisau sehingga terpercik cairan berwarna merah pekat seperti darah ke tanah dan membakar korban di atas tumpukan kayu namun itu hanya akal-akalan Koara. Tubuh Yokan diganti dengan bantal putih yang dijahit mirip Yokan dan darahnya diganti dengan kesumba merah pekat seakan darah yang terpercik sehingga Yokan selamat.
ADVERTISEMENT
Isabel keluar dari kediamannya menuju tempat persembahan yang telah disediakannya bersama Rahab sambil melihat ke atas menanti saat yang tepat keluarnya sinar bulan purnama. Isabel terus komat-kamit membaca mantra sambil memejamkan mata tidak lama kemudian sinar bulan purnama mulai keluar Isabel merasa puas dan senang apa yang diinginkannya akan segera tercapai. Sementara itu Mira, Koara, Tiara, dan Ezra mengendap-endap menuju dekat kediaman Isabel dan bersembunyi di semak-semak. Sinar bulan purnama mulai keluar Isabel melukai jari tangannya dan memercikannya ke tempat persembahan maka tampaklah api mulai membakar persembahan Isabel.
Isabel memejamkan mata sambil terus membaca mantra tampaklah sinar bulan purnama mulai turun mendekat ke tubuh Isabel lalu Tiara lari mendekati Isabel sambil membawa cermin untuk membalikkan arah sinar bulan purnama ke tempat lain jangan sampai sinar bulan purnama bersatu dengan tubuh Isabel. Begitu melihat arah sinar bulan purnama mengarah ke tempat lain Mira dan Koara mulai membakar tumpukan-tumpukan kayu yang telah disediakan sehingga asap pekat mulai menutupi sinar bulan purnama sehingga tubuh Isabel menjadi lemah karena korban anak sulung jantan palsu dan sinar bulan purnama belum bersatu dengan tubuhnya dan Rahab terus memanggil Isabel untuk segera membuka mata dan melihat bahwa sinar bulan purnama tertutup oleh asap pekat namun Isabel tidak mempedulikannya karena dia yakin sinar bulan purnama akan keluar kembali dan sinar tersebut akan bersatu dengan tubuhnya dan mimpinya akan segera terwujud. "Ayo keluar penduduk Desa Cariban yang gagah dan pemberani sergap dan ikat tubuh Isabel" kata Ezra dengan suara lantang memberi aba-aba kepada dua puluh penduduk Desa Cariban untuk keluar menyergap Isabel yang dalam keadaan lemah dan mengikatnya dengan tali namun tali yang terikat kuat itu tiba-tiba menjadi putus dan mereka menjadi ketakutan.
ADVERTISEMENT
"Ayo Tiara cepat siramlah mata Isabel dengan air seni Yokan yang masih perjaka sebelum sinar bulan purnama kembali keluar!" teriak Koara. Kemudian Tiara segera menyiram air seni perjaka Yokan ke mata Isabel sehingga semua ilmu yang dipunyai Isabel menjadi hilang. Wajah Isabel yang cantik tiba-tiba berubah menjadi keriput dan Rahab juga mengalami hal serupa dengan Isabel karena ilmu yang didapat Rahab adalah ilmu turunan dari Isabel. Tubuh Isabel dan Rahab berubah menjadi mengerikan dan mengering lalu hancur karena ilmu yang dipunyainya itu hilang.
Satu minggu kemudian Ezra mengadakan pesta acara syukuran sebab malapetaka sudah berlalu dari Desa Cariban. "Desa Cariban menjadi tenang dan damai selayaknya kita bersyukur kepada Sang Pencipta atas perlindunganNya dan terima kasih pula kepada Nak Mira dan Yokan kembali ceria walau nyawa jadi taruhan, Nak Koara dengan idenya yang brilian mampu mengalahkan Isabel dan Nak Tiara yang berani bertindak di garis terdepan walau nyawa jadi taruhannya" kata Ezra memberi sambutan kepada penduduk Cariban. "Sama-sama Pak Ezra" jawab ketiga sahabat cilik itu kompak sambil tersenyum dan saling memandang. "Di dunia ini tidak ada yang kekal dan abadi kesempurnaan hanyalah milik Sang Pencipta" sambung Koara.
ADVERTISEMENT