Konten dari Pengguna

Dilema Pemikiran Mahasiswa Baru, Antara Bertahan dan Mencoba Lagi

Dwika Aga Raiasa Arsyada
Mahasiswa Pendidikan Kimia Uns 2024
17 Desember 2024 17:55 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwika Aga Raiasa Arsyada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
potret mahasiswa baru bersama kakak pendamping pada saat kegiatan ospek di Universitas Sebelas Maret (UNS) Sumber: Dwika Aga Raiasa Arsyada
zoom-in-whitePerbesar
potret mahasiswa baru bersama kakak pendamping pada saat kegiatan ospek di Universitas Sebelas Maret (UNS) Sumber: Dwika Aga Raiasa Arsyada
ADVERTISEMENT
Memasuki dunia perkuliahan adalah salah satu fase paling mendebarkan dalam hidup seorang mahasiswa baru. Bagaimana tidak, setelah melewati berbagai ujian dan seleksi masuk perguruan tinggi yang tentu saja tidak mudah, mereka akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mengejar impian yang mereka dambakan. Namun, bagi beberapa mahasiswa baru kebahagiaan tersebut tidak bertahan lama, untuk beberapa mahasiswa baru atau biasa disebut dengan maba ada dilemma atau permasalahan yang muncul seiring dengan keberlangsungan perkuliahan yaitu antara pilihan bertahan dalam situasi baru yang tidak mereka sukai atau mencoba lagi dengan sisa kesempatan yang ada dan juga dengan strategi yang baru.
ADVERTISEMENT

Awal Perjalanan Dunia Perkuliahan Mahasiswa yang Mendebarkan

Setelah melewati masa putih abu, seseorang diberikan beberapa pilihan tentang kemana mereka akan melanjutkan hidupnya. Ada beberapa orang yang memilih untuk langsung bekerja, namun ada juga beberapa orang yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Masuk ke perguruan tinggi tentu saja bukan hal yang mudah, dalam sistem penerimaan mahasiswa baru di Indonesia, terdapat beberapa jalur yang digunakan perguruan tinggi untuk menyaring calon mahasiswanya. Untuk beberapa siswa yang beruntung mereka dapat masuk ke perguruan tinggi melalui jalur SNBP yang hanya memerlukan modal nilai tanpa perlu melakukan tes lagi. Namun untuk beberapa siswa mereka perlu melakukan tes untuk masuk ke perguruan tinggi yang mereka inginkan. Dan terkadang tes tersebut mereka lakukan berulang kali hingga dinyatakan lolos.
ADVERTISEMENT

Kesenangan Awal dan Realita Dunia Kampus

Dalam beberapa minggu pertama perkuliahan maba tentu saja masih merasa senang dan bersemangat untuk melaksanakan perkuliahan, apalagi ditambah suasana senang yang mereka rasakan setelah melaksanakan ospek yang mereka nantikan. Tapi setelah beberapa bulan ada beberapa maba yang merasa tidak cocok dengan dunia perkuliahan. Hal ini mungkin bisa terjadi karena mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Di dalam dunia perkuliahan para mahasiswa dituntut agar lebih mandiri dalam berbagai hal, tentu saja hal ini berbeda dengan masa sekolah menengah yang semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh guru di sekolah. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab para maba merasa tidak cocok dengan dunia perkuliahan.
ADVERTISEMENT
Selain permasalahan tersebut ada juga permasalahan yang hadir jauh sebelum perkuliahan dimulai, yaitu berupa perasaan dimana mereka merasa salah jurusan. Permasalahan ini dapat hadir dari beberapa pemikiran calon mahasiswa pada saat ingin mendaftar ke perguruan tinggi. Sebagai contohnya pemikiran bahwa “tidak penting apa jurusannya nanti, yang terpenting aku bisa kuliah di kampus itu”. Pemikiran seperti ini lah yang akan menjadi permasalahan bagi mereka pada saat keberlangsungan perkuliahan nantinya. pemikiran tersebut dapat hadir dikarenakan beberapa hal, yang pertama kurangnya support dan juga restu dari orang tua. Tak jarang dijumpai pemikiran orang tua yang sangat berambisi kepada anaknya, bahwa anaknya harus masuk ke jurusan atau program studi yang mereka inginkan tanpa memandang keinginan ataupun mimpi yang anaknya miliki. Hal ini tentu saja menjadi hambatan besar bagi mereka yang memiliki orangtua dengan pemikiran seperti itu.
ADVERTISEMENT
Selain masalah pemikiran orangtua , ada juga hal yang melatarbelakangi pemikiran awal tadi, yaitu adanya rasa lelah dan putus asa karena sudah merasakan puluhan penolakan dari jurusan maupun universitas yang mereka inginkan. Ujung-ujungnya mereka yang mengalami penolakan tersebut lebih memilih untuk mencari aman dengan memilih jurusan yang tidak mereka sukai namun tetap dalam lingkungan universitas yang mereka inginkan atau justru tetap memilih jurusan yang mereka inginkan tetapi memilih universitas yang berbeda. Kedua hal tersebut memiliki sisi positif maupun sisi negatifnya tersendiri bagi keberlangsungan perkuliahan mereka

Antara Memilih Universitas atau Jurusan Impian

Apabila seorang siswa lebih memilih mementingkan universitas yang mereka inginkan, biasanya mereka akan memilih jurusan yang sepi peminat dan kebanyakan dari mereka memilih jurusan yang tidak mereka minati. Hal tersebutlah yang akan menjadi bom waktu bagi diri mereka sendiri. Namun selain hal negatif tersebut, fasilitas dan koneksi yang ditawarkan oleh universitas yang mereka inginkan menjadi salah satu pendorong mereka untuk tetap dalam pendirian memilih universitas yang mereka inginkan. Biasanya dari mereka akan tetap pada pendirian untuk memilih top 10 perguruan tinggi negeri di indonesia, yang kita ketahui bahwa fasilitas yang mereka tawarkan sangat menjanjikan.
ADVERTISEMENT
Namun apabila seorang siswa lebih mementingkan apa jurusan yang akan mereka tempuh, dibandingkan dimana mereka akan menempuhnya, hal itu memiliki hal positif dan negatif juga. Hal positifnya tentu mereka dapat mempelajari apa yang mereka sukai dan sesuai dengan minat mereka, namun apabila mereka memilih universitas sembarang tentu saja fasilitas yang diberikan tidak akan sebaik universitas ternama. Tidak bisa dipungkiri privilege universitas sangat penting bagi masa depan, terutama dalam hal koneksi yang sangat luas.
Dalam menghadapi dilema ini, maba dihadapkan pada dua pilihan besar yaitu antara bertahan dalam segala kondisi yang ada atau mencoba kembali dengan segala risiko yang menyertainya. Keduanya tentu saja memiliki konsekuensi yang tidak bisa dianggap remeh.
ADVERTISEMENT

Bertahan dan Beradaptasi

Bertahan dalam jurusan atau universitas yang mungkin pada awalnya tidak terpikirkan dalam rencana, membutuhkan keyakinan terhadap hati dan juga kemauan untuk beradaptasi. Banyak ditemukan mahasiswa yang pada awalnya merasa salah jurusan, namun kemudian mereka menemukan potensi dan minat baru seiring berjalannya waktu. Salah satu langkah penting yang bisa dilakukan untuk menciptakan suasana perkuliahan yang mendukung maba dalam beradaptasi yaitu mencari dukungan dalam perkuliahan. Hal tersebut dapat diperoleh baik dari teman, dosen, maupun layanan konseling yang tersedia di kampus. Dalam banyak kasus lingkungan pertemanan yang saling mendukung, membuat suasana perkuliahan seseorang menjadi lebih nyaman terutama bagi para mahasiswa perantau yang jauh dari orangtuanya.
Dengan membuka diri terhadap peluang baru dalam situasi yang tidak mereka harapkan ini, mahasiswa bisa mulai melihat sisi positif dari situasi mereka. Misalnya, mahasiswa yang merasa salah jurusan dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi kampus yang lebih sesuai dengan minat mereka, sehingga tetap bisa mengejar minat mereka tanpa meninggalkan studi yang ditempuh. Proses adaptasi juga melatih mereka dalam kemampuan menghadapi tantangan yang akan sangat bermanfaat di dalam dunia kerja mendatang.
ADVERTISEMENT

Mencoba Lagi dan Memulai dari Awal

Di sisi lain, ada mahasiswa yang memilih untuk mencoba lagi pada kesempatan tahun depan. Keputusan tersebut biasanya muncul dari keyakinan bahwa mereka tidak akan menemukan kebahagiaan atau kesuksesan jika terus bertahan di tempat yang tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Tentu saja mencoba lagi bukanlah suatu hal yang negatif, tapi apakah resiko yang mereka lalui dapat menjamin mereka lebih bahagia dengan pilihan yang mereka ambil?. Resiko yang dimaksud berarti mengambil risiko yang besar termasuk kehilangan waktu selama setahun mereka menempuh studi yang tidak diharapkan, dan kehilangan biaya yang dipakai dalam satu tahun tersebut, serta kemungkinan terburuknya menghadapi penolakan lagi.
Namun, dengan strategi yang lebih matang dari tahun sebelumnya, seperti contoh belajar dari kesalahan yang mereka lakukan sebelumnya, dan mempersiapkan diri lebih baik untuk melakukan ujian masuk perguruan tinggi, serta mempertimbangkan jurusan maupun universitas secara lebih cermat dan teliti.Dapat memberikan peluang keberhasilan yang jauh lebih meningkat. Mahasiswa yang mengambil keputusan tersebut harus siap menghadapi tantangan tambahan yang tidak sedikit, tetapi jika berhasil, mereka akan merasa lebih puas dengan pilihan mereka, karena sudah tidak merasa penasaran lagi dan impiannya dapat terealisasikan dengan baik
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, tidak ada pilihan yang sepenuhnya benar atau salah dalam menghadapi dilema yang dialami maba. Bertahan atau mencoba lagi adalah keputusan pribadi yang bergantung pada banyak faktor, seperti tingkat kenyamanan, dukungan dari keluarga, dan tujuan jangka panjang. Bagi mahasiswa yang memilih bertahan, kunci keberhasilan mereka adalah beradaptasi dan bagaimana cara mereka untuk menemukan nilai tambah dari situasi yang tidak diharapkan. Sementara itu, bagi mereka yang mencoba lagi, keyakinan hati dan strategi yang matang menjadi kunci untuk meraih kesuksesan. Setiap perjalanan mahasiswa tentu memiliki tantangannya masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat meraih pembelajaran dari pengalaman dan terus mau melangkah maju, karena perjalanan menuju impian tidak selalu lurus, tetapi selalu berharga untuk dijalani setiap orang.
ADVERTISEMENT