Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Iran vs Israel: Implementasi Collaborating dalam Manajemen Konflik Internasional
12 Oktober 2024 13:51 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ni Putu Fika Risma Natalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fika Risma, Denpasar, 11/10/2024 - Konflik Iran vs Israel sudah seperti sungai tanpa ujung. Sebelumnya Israel telah dikecam dunia internasional karena tindak pelanggaran ham berat yakni genosida dengan membombardir wilayah Palestina, sehingga menyebabkan hampir keseluruhan rakyat Palestina tewas dan juga menyebabkan keseluruhan wilayah Palestina porak-poranda.
ADVERTISEMENT
Berita Terbaru Iran vs Israel yang dilansir dari laman CNBC Indonesia, pada Selasa, 01/10/2024, Iran menembakkan 180 buah rudal balistik ke dalam wilayah Israel. Serangan tersebut dilancarkan sebagai bentuk perlawanan Iran akibat tewasnya Ismail Haniyeh yang merupakan pimpinan Hamas dan juga terbunuhnya Sayyed Hassan Nasrallah yang merupakan Sekjen Hizbullah.
Menurut Iran, Israel yang harus membayar mahal atas terjadinya tragedi tragis tersebut. Serangan Iran memberikan pemahaman kepada Israel, bahwa Iran tidak akan segan untuk mempertahankan segala bentuk dan jenis yang merepresentasikan kepentingan Iran. Dalam hal ini Ismail Haniyeh (Hamas) dan Sayyed Hassan Nasrallah (Hizbullah) merupakan dua bentuk proksi atau alat Iran untuk menghadapi Israel yang menjadi kepentingan Iran. Di samping itu, Iran juga telah menjadi perpanjangan tangan PBB yang memiliki kewenangan terbatas untuk memberikan hukuman atas genosida yang telah dilakukan Israel di kawasan Palestina.
ADVERTISEMENT
- Sejarah Hubungan Iran dan Israel
Apabila kita membahas mengenai Iran dan Israel tentunya hal yang pertama kali terlintas dalam pikiran adalah panggung konflik dan perang. Kondisi tersebut kemungkinan kecil akan bisa diselesaikan mengingat sejarah panjang bagaimana kemudian Timur Tengah seolah-olah dijadikan sarana untuk pemenuhan kepentingan oleh banyak aktor super power.
Pada saat Iran berbentuk kekaisaran dan dipimpin oleh Mohammad Reza Shah Pahlavi, Iran sangat mendukung eksistensi Israel sebagai sebuah kerajaan. Sampai pada saat penggulingan kepemimpinan Shah oleh Ruhollah Kohmeini pada tahun 1979, kemudian Iran berganti menjadi “Republik Islam Iran”. Sejak saat itu juga politik luar negeri Iran berubah menjadi sangat menentang imperialisme dari Amerika Serikat beserta sekutunya yakni Israel. Konflik pertama kali dipercikkan sejak penolakan Iran terhadap agenda PBB untuk memecah kawasan Palestina, visi tersebut dituangkan PBB melalui Resolusi 181. Sampai pada akhirnya wilayah Palestina dibagi menjadi dua yakni negara Arab Palestina serta Yahudi pada 1947, dan Kota Yerussalem dinobatkan sebagai kota internasional. Namun, pembagian tersebut rupanya tidak mendapatkan persetujuan dari bangsa Arab Palestina.
ADVERTISEMENT
Kemudian, kaum Yahudi menginisiasi pembentukkan Negara Israel dan PBB juga mendukung pembentukkan Israel sebagai negara baru, sehingga Israel berhasil mendeklarasikan kemerdekaannya pada 14 Mei 1948. Semenjak saat itu, bangsa Palestina melakukan penolakan secara besar-besaran, sehingga terjadilah perang besar antara Israel dan Palestina. Dalam tragedi tersebut banyak masyarakat Palestina yang menjadi korban jiwa. Menyikapi hal tersebut, Iran sesama negara muslim mengambil posisi sangat mendukung dan berusaha membantu perjuangan rakyat Palestina. Di samping karena Iran lebih mendukung Palestina, ketegangan antara Israel dan Iran terjadi karena Iran melakukan suatu pengayaan uranium dalam negeri semenjak Amerika Serikat memutuskan untuk tidak lagi tergabung ke dalam nuclear agreement Iran pada 2018. Semenjak itu juga, Israel diduga melakukan beberapa strategi untuk menyabotase program nuklir yang dibentuk oleh Iran.
ADVERTISEMENT
- Implementasi Strategi Collaborating
Menurut Thomas-Killman gaya manajemen konflik collaborating menempatkan asertif dan kooperatif dalam posisi yang sejajar (menempati kedudukan yang sama tinggi) (Sekti, 2014). Dengan menggunakan gaya collaborating diharapkan dapat mengelola konflik agar tidak mencapai skala yang lebih besar lagi dengan cara menempatkan kedua belah pihak yang sedang berkonflik dalam posisi yang sejajar. Metode ini juga disebut dengan win-win solution. Selain itu, keuntungan dari strategi ini yakni memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk menyampaikan solusi masing-masing dan bisa saling bernegosiasi. Harapannya kesepakatan yang dicapai dapat memenuhi harapan kedua belah pihak.
Apabila dilihat dari kapabilitas militer, Iran dan Israel memiliki kekuatan militer yang cukup kuat. Berdasarkan data dari International Institute for Strategic Studies menunjukkan bahwa anggaran pertahanan Israel lebih besar yakni 19 miliar dibandingkan dengan Iran sebesar 7,4 miliar (Shamim, 2024). Hal tersebut tentunya sangat memungkinkan apabila dianalisis juga menggunakan gaya competing. Namun, apabila melihat kondisi geopolitik kedua negara tersebut, Israel dan Iran sama-sama memiliki back up yang kuat.
ADVERTISEMENT
Israel memiliki hubungan yang sangat harmonis dengan Amerika Serikat, begitupula Iran dengan kelompok pemberontak, China, dan mungkin juga dengan Rusia. Negara-negara yang memiliki kepentingan di Israel dan Iran tentunya tidak akan memberikan kesempatan terhadap pihak oposisi untuk menang. Berdasarkan pidato-pidato yang diserukan baik dari pihak Israel dan Iran, menunjukkan kompetisi yang sangat kuat di antara kedua belah pihak.
Dengan kompetisi tersebut, sangat memungkinkan terjadinya eskalasi, karena ada banyak aktor berkepentingan yang mendukung pecahnya perang antara Israel dan Iran. Tentunya apabila perang besar benar terjadi, maka keamanan regional serta global tentu akan sangat terancam. Sehingga, alternatif yang dapat diimplementasikan ialah dengan sistem kolaborasi yang menghadirkan kedua belah pihak untuk berunding, bernegosiasi, dan mencapai suatu kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Collaborating dapat dilakukan dalam forum PBB, mengingat Iran dan Israel merupakan anggota PBB. Meskipun dalam forum sejatinya tetap saja keterlibatan aktor yang berkepentingan seperti Amerika Serikat tidak dapat dielakkan, akan tetapi dengan metode soft diplomacy ini dapat menekan kerusakan global yang mungkin terjadi. Di samping itu melalui soft diplomacy juga memberikan keuntungan terhadap kedua belah pihak untuk dapat mengajukan solusi satu sama lain yang tentunya berdasarkan kebutuhan atau kepentingan nasional masing-masing pihak yang berkonflik.
Referensi:
BBC News. (2024, Mei 11). BBC News Indonesia. Retrieved from BBC News Indonesia Web site: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-57054947
D, O. (2024, April 15). BBC News Indonesia . Retrieved from BBC News Indonesia Web site: https://www.bbc.com/indonesia/articles/c51nw21lgdlo
Praxis Framework. (2023). APM Group Ltd. Retrieved from Digital Assembly Engaging Technology: https://www.praxisframework.org/id/library/thomas-kilmann
ADVERTISEMENT
Ruslin. (2013). Memetakan Konflik di Timur Tengah (Tinjauan Geografi Politik). Jurnal Politik Profetik, Volume 1 Nomor 1.
Sekti. (2014). Universitas Kristen Satya Wacana. Retrieved from Universitas Kristen Satya Wacana Web site: https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8971/2/T1_802009096_Full%20text.pdf
Shamim, A. (2024, Agustus 12). BBC News Indonesia. Retrieved from BBC News Indonesia Web site: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cgm7vw9m9j4o
Sorongan, T. (2024, Oktober 2). A Transmedia Company. Retrieved from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20241002124459-4-576326/kronologi-fakta-serangan-iran-ke-israel-iron-dome-bobol-as-buka-suara
Suhayatmi, Rahmatulummah, & Resky. (2024). Eskalasi Konflik Iran-Israel di Damaskus: Implikasi terhadap Stabilitas Keamanan Regional dan Global. Jurnal Hubungan Luar Negeri, Volume 9 Nomer 1.
Trippe, & Baumoel. (2015). Beyond the Thomas--Killman Model: Into Extreme Conflict. Negotiation Journal, Volume 31 Nomor 2.
tvOneNews. (2024, Oktober 2). Alasan Dibalik Serangan Iran ke Israel l tvOne. Jakarta, Jakarta, Indonesia.
ADVERTISEMENT