Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
PLTGU Priok, Pembangkit Ramah Lingkungan 2.800 MW di Pusat Ibu Kota Jakarta
2 Juli 2024 11:55 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari PURI MAULIAN PERDANA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
PT. Indonesia Power, sebagai anak perusahaan dari PLN (Perusahaan Listrik Negara), fokus pada kegiatan komersial di sektor pembangkitan listrik. Saat ini, Indonesia Power dikenal sebagai perusahaan dengan kapasitas pembangkit listrik terbesar di Indonesia, yang mencerminkan tingginya kebutuhan pasokan listrik di negara ini, mengingat karakteristiknya sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang luas.
ADVERTISEMENT
PLTGU Priok, yang dikelola oleh PLN Indonesia Power bertempat di pantai utara Kota Jakarta, terdiri dari empat blok PLTGU dengan total kapasitas produksi listrik mencapai 2.800 MW. Blok 1-2 telah beroperasi sejak tahun 1993, Blok 3 mulai beroperasi pada tahun 2012, dan yang terbaru adalah Blok 4, juga dikenal sebagai PLTGU Jawa 2, yang mulai beroperasi sejak tahun 2018. Blok 4 menggunakan mesin buatan Mitsubishi dengan kapasitas 880 MW, terdiri dari 2 Gas Turbin masing-masing berkapasitas 301 MW, 2 HRSG (Heat Recovery Steam Generator) tipe Horizontal Gas Flow, dan 1 Turbin Uap berkapasitas 307 MW. Pembangkit listrik ramah lingkungan ini menggunakan bahan bakar gas alam, lebih tepatnya Natural Gas Combined Cycle (NGCC) dan LNG sebagai bahan bakar.
ADVERTISEMENT
“PLTGU Priok memiliki peranan penting dimana kebutuhan listrik di Istana Wakil Presiden, Bandara Halim, dan pangkalan TNI Halim disuplai dari PLTGU Priok, disamping itu kami juga berperan mendukung 65% kebutuhan beban di subsistem Priok-Cawang-Bekasi,” ujar General Manager Priok Power Generation Unit, IGAN Subawa Putra.
Pembangkit listrik ramah lingkungan terbesar di Asia Tenggara ini menggunakan sistem pembakaran Dry Low Nitrogen Oxide (Nox) tipe Combuster di PLTGU, sehingga menghasilkan emisi gas buang Nox yang ramah lingkungan.Ini adalah bagian dari komitmen PLN untuk mendukung program Pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.
SANGAT VITAL
Selain itu, keberadaan dan keandalan Pembangkit Listrik yang telah meraih Penghargaan Proper Emas dua kali berturut-turut pada tahun 2021 dan 2022 ini sangat penting, karena PLTGU Priok memasok kebutuhan listrik di Istana Wapres dan lokasi-lokasi vital lainnya.
ADVERTISEMENT
PLN Indonesia Power Priok PGU juga memiliki sub unit PLTD Senayan yang berperan penting dalam program anti blackout, yaitu sebagai sumber daya cadangan untuk MRT dan inisiasi line charging untuk Blackstart PLTGU Priok dan Muara Karang.
Saat ini, pembangkit telah mendukung keandalan kelistrikan di sistem Jawa-Madura-Bali dengan program anti blackout dan sistem respons cepat.
PROGRAM AKUISISI CAPTIVE POWER
Melalui program akuisisi captive power, PLN berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri untuk beralih dari menggunakan pembangkit listrik sendiri ke layanan PLN. Program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,68 TWh atau sekitar Rp2,7 triliun.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan capaian yang diperoleh dalam situasi pemulihan pascapandemi ini, merupakan buah dari perubahan cara pandang pengembangan bisnis.
ADVERTISEMENT
“Dari yang dulunya stagnan, backward looking, dan hanya berorientasi pada supply, sekarang menjadi pengembangan bisnis yang ekspansif dinamis, forward looking, berorientasi pada demand dan pelanggan,” jelas Darmawan.
“Meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia justru tumbuh 5,3 persen. Bahkan konsumsi listrik segmen industri besar meningkat 24,54% dan bisnis besar meningkat 22,47 persen. Pertumbuhan konsumsi ini menunjukkan kebangkitan ekonomi di tanah air, terutama pada sektor bisnis dan industri,” kata Darmawan.
Melalui strategi intensifikasi, PLN hadir untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang meningkat akan konsumsi listrik. Layanan home charging menjadi inovasi bagi pengguna kendaraan listrik, sementara program promo tambah daya ditawarkan untuk meningkatkan produktivitas pelanggan. Dari strategi ini, PLN berhasil menambah penjualan sebesar 1,31 TWh atau setara dengan Rp2,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Peningkatan penjualan listrik ini berkat keberhasilan PLN dalam mendigitalisasi layanan pelanggan, sehingga masyarakat semakin mudah mengakses listrik, bahkan hingga ke daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Jumlah konsumen PLN meningkat lebih dari 3 juta pelanggan dalam setahun, dari 82,54 juta pelanggan pada tahun 2021 menjadi 85,63 juta pelanggan pada tahun 2022.
“Secara bersamaan, PLN juga melakukan efisiensi melalui transformasi digital secara menyeluruh. Mulai dari digitalisasi sistem pembangkit, transmisi, distribusi, hingga memaksimalkan digitalisasi sistem pengadaan dan pemantauan aset, sehingga pemeliharaan menjadi lebih efektif dan tepat sasaran. Upaya ini berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar 10% dari target, atau mencapai Rp2,6 triliun,” jelas Darmawan.