Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wisata Kuliner Pagi: Menyusuri Jajanan Tradisional di Pasar Ngasem
3 Desember 2024 11:58 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nasywa Yola Artamevia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pasar Ngasem dianggap sebagai salah satu tempat wisata di daerah utara Kota Yogyakarta. Pasar ini berada tidak jauh dari beberapa lokasi wisata utama lainnya, seperti Keraton Yogyakarta dan kawasan Malioboro. Adanya pasar ini mencerminkan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat Yogyakarta. Pasar ini didirikan pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1758, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan warga dan mendukung perekonomian lokal.
Dulunya pasar yang menjual hewan peliharaan menjadi pasar yang menawarkan berbagai kuliner dan jajanan tradisional yang viral di media sosial. Pasar ini juga sebagai tempat yang berfungsi untuk menggelar pameran, acara kesenian, bahkan untuk adu burung berkicau.
ADVERTISEMENT
Tempat ini buka dari pagi hingga malam hari yang menjadi tempat sarapan atau hanya sekedar bersantai di wilayah pasar ini. Berikut beberapa rekomendasi jajanan tradisional yang bisa dicoba ketika berkunjung di Pasar Ngasem.
Apem Bu Wanti sudah ada sejak tahun 1970-an. Apem beras Bu Yanti ini menjadi kue yang paling viral dan banyak dicari di Pasar Ngasem. Rasanya yang sangat khas dengan perpaduan manis dan gurih yang sempurna, serta aroma pandan yang harum. Bahan-bahan yang digunakan juga alami seperti beras ketan, santan, gula, dan ragi sehingga menghasilkan tekstur yang lembut dan kenyal. Harga sangat terjangkau satuannya hanya Rp3.500.
Jenang Yu Jumilah ini sudah ada sejak tahun 1990-an dan hingga sekarang masih menjadi menu sarapan pagi hingga menjadi makanan penutup atau hanya cemilan. Jenang Yu Jumilah Pasar Ngasem ini mempunyai 8 jenis yaitu jenang sumsum, jenang ketan hitam, jenang ngangrang, jenang pati telo, jenang candil tepung ketan, jenang monte, jenang candil telo, dan jenang lobe-lobe. 8 jenis jenang tersebut dapat dibeli hanya Rp10.000 saja dan bebas memilih jenis jenang yang diinginkan atau bisa dengan porsi lengkap.
ADVERTISEMENT
Wedang yang terkenal menjadi minuman cantik dan otentik di Pasar Ngasem ini ada sejak tahun 1970-an. Minuman tradisional ini mempunyai rasa yang unik dengan campuran air jahe yang hangat, rempah-rempah seperti lengkuas, cengkeh, sereh, kapulaga, dan ditambahkan kolang-kaling. Penataan yang cantik disertai aroma khas rempah dan rasa yang hangat dan manis dengan harga Rp15.000 sudah sangat terjangkau untuk minuman tradisional ini.
Wingko disini ada sekitar tahun 1996, sedangkan bakpia disini baru ada dua tahunan ini. Wingko berasal dari ketan, kelapa parut, dan gula yang masih dipanggang hingga kecoklatan menggunakan tungku dengan arang. Teksturnya kenyal dan garing diluar, rasa yang dominan kelapa. Tidak hanya wingko saja, bakpia disini juga masih dimasak menggunakan arang yang dipanggang secara langsung dengan isian kacang hijau, dan rasa gurih renyah jadi satu. Cocok untuk oleh-oleh khas Jogja karna bisa tahan 4 hari setelah diangkat dari panggangan. Harganya per biji Rp2.000, satu box isi 5 Rp10.000, dan satu box isi 10 Rp20.000.
ADVERTISEMENT
Masih banyak berbagai jajanan tradisional menarik lainnya yang tersedia di Pasar Ngasem. Bagi para pecinta kuliner, Pasar Ngasem adalah destinasi yang wajib dikunjungi.