Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengaruh Kontroversi Kanye West terhadap Budaya Globalisasi dan Brand Fashion
6 Januari 2023 15:51 WIB
Tulisan dari Bintang Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kanye West adalah seorang Fashion Influencer dimana pekerjaan selebritasnya berawal dari rapper, record executive dan produser dari album musik, selain itu dia juga pebisnis cukup yang handal. Berbagai brand memilih Kanye melakukan kolaborasi produk dengan agensi Brand terkenal, dan jika brand tersebut merilis produk baru yang berkolaborasi dengannya itu menjadi sangat laku di pasaran. Karir Kanye dalam industri fashion pada awalnya tidak langsung berkecimpung di dalamnya, pada awalnya dia fokus dalam dunia musik sebelum karirnya di dunia fashion menjadi naik daun.
ADVERTISEMENT
Kanye West juga pernah magang di perusahaan fashion bernama Fendi karena minatnya. Setelah merilis berbagai musik, Kanye West juga merancang design dan memulai kolaborasi dengan perusahaan Brand ternama. Produk-produk seperti Yeezy yang dirancang oleh Kanye West sangat laku di pasaran Amerika Serikat. Namun seiring berkembangnya waktu, pada 29 Oktober 2022 kemarin Kanye West membuat ujaran kontroversial antisemitisme yang mengarah kepada golongan Yahudi khususnya di Amerika Serikat yang menyebabkan ia kehilangan kontrak dan kolaborasinya dengan berbagai perusahaan Brand sehingga ia mengalami kerugian sebesar 2 milliar dollar dalam sehari.
Pada waktu yang berdekatan Kanye West juga mengenakan kaus yang bertuliskan Black Lives Matter dalam Paris Fashion Week, kaus tersebut secara tersirat menyatakan bahwa Kanye mendukung masyarakat golongan African American dan itu membuat Kanye mendapatkan kritikan dari masyarakat Amerika dan tokoh selebritis papan atas ternama salah satunya Jaden Smith. Tindakan dari Kanye West ini menimbulkan respon negatif publik berujung pada pemboikotan sejumlah brand Kanye West.
ADVERTISEMENT
Karena tindakannya tersebut, brand Balenciaga memutuskan hubungan kolanorasinya, agensi model membatalkan kerjasama dengannya, GAP memutus kemitraannya dengan produk kolaborasi Kanye, bahkan perusahaan Brand lain seperti Adidas, Foot Locker, Vogue dan TJ Maxx juga menghindari kolaborasinya dalam jangka yang tidak menentu atas ketidakpatuhan substansialnya. Perusahaan Skechers juga menolak kehadiran Kanye West di gedung perusahaan tersebut. Karena pemutusan kemitraan dan kontrak Kanye West yang diakibatkan dari kontroversi antisemitisme dan kampanye Black Lives Matter, Kanye West dan brand perusahaan terkait mengalami kerugian besar seperti Adidas. Adidas dalam lamannya menyatakan bahwa musim di kuartal keempat mengalami dampak kerugian jangka pendek sebanyak 250 juta euro dalam laba bersihnya perusahaan pada tahun 2022 kemarin.
Antisemitisme dalam KBBI sendiri adalah prasangka atau kebencian terhadap kelompok yahudi, semitisme juga dapat diartikan prasangka atau kebencian terhadap kelompok Yahudi. Contoh isu antisemitisme bagi sebagian orang dikaitkan dengan kejadian kelam Holocaust terhadap golongan yahudi yang dilakukan oleh pemerintahan Jerman silam sehingga bagi sebagian besar orang, isu semitisme ini menjadi isu yang sangat sensitif terutama bagi kelompok yahudi yang minoritas di wilayah Amerika Serikat. Sedangkan Black Lives Matter adalah gerakan aktivis yang diinisiasi oleh kelompok Afrika-Amerika dimana mereka menentang adanya diskriminasi, kekerasan dan kesenjangan bagi kelompok minoritas orang kulit hitam di Amerika Serikat, kelompok ini memprioritaskan perlindungan hak asasi manusia bagi mereka yang mengalami intimidasi dari masyarakat berkulit putih.
ADVERTISEMENT
Minoritas menurut Eddie Riyadie Terre adalah mereka merasa tidak diuntungkan akibat dari tindakan diskriminasi orang lain terhadap mereka, anggotanya yang memandang dirinya sebagai outsider dengan kelompok mayoritas, dan adanya rasa terisolasi secara fisik dan sosial dari komunitas yang lebih besar. Upaya Kanye West yang saling bertolak belakang karena ujarannya terhadap antisemitisme yang berprasangka buruk terhadap golongan yahudi sebab Kanye merasa mereka diuntungkan, dan pada waktu yang berdekatan ia juga mewakili suara kelompok Afrika-Amerika yang terdiskriminasi dengan memakai kaus yang bertuliskan Black Lives Matter tersebut namun disaat yang sama, langkah itu dapat berpotensi berbahaya karena kedua isu yang diangkat oleh Kanye adalah isu yang dapat menimbulkan konflik terlebih lagi posisinya sebagai selebritis papan atas Hollywood.
ADVERTISEMENT
Perusahaan brand dunia fashion ternama yang melakukan pemutusan kontrak dengan Kanye West bukan tanpa alasan tapi mereka ingin menjaga reputasinya dalam jangka panjang meskipun dalam jangka pendek mengalami kerugian atas pemutusan kontrak dan kolaborasi dengan Kanye West. Tentu karena di Amerika Serikat terhadap isu perbedaan ras dan golongan masih menjadi permasalahan yang sangat sensitif di sebagian besar kalangan warganegaranya. Dari banyaknya kontroversi yang dilakukan oleh Kanye West, dua kontroversi ini mengakibatkan kondisi yang paling parah, baik dari putusnya kolaborasi dengan perusahaan brand fashion sampai pemboikotan akibat dari cancel culture di media sosial sehingga berpengaruh terhadap reputasi Kanye West terhadap publik. Reputasi masyarakat dan netizen terhadap seorang influencer bagi perusahaan terutama Brand ternama dianggap sangat vital karena dapat mempengaruhi marketing dan kapitalisasi pasar mereka. Cancel culture sendiri dapat diartikan dan diibaratkan sebagai hukuman sosial yang sebagian besar ada dalam lini media sosial bagi pelaku yang melanggar norma yang secara tersirat diyakini oleh sebagian besar masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pengaruh cancel culture dari wacana publik di media online maupun offline sangat berpengaruh bagi keberlangsungan pamor selebriti tersebut, dan pada kabar terbarunya tahun 2023 kini Kanye West masih dilaporkan menghilang dan tidak terlacak oleh publik selama berminggu-minggu. Globalisasi ditandai dengan adanya transfer informasi yang cepat, didukung dengan adanya gadget dan sosial media ini membuat masyarakat mudah mengakses berbagai informasi dan memberikan respon atas peristiwa yang terjadi bagi kelompok masyarakat tertentu maupun perseorangan yang mendapat banyak perhatian di publik. Kemudian semakin lama dunia media sosial membentuk pola kebiasaan baru dan persepsi yang heterogen dari user media sosial dengan latar belakang, golongan dan ras yang berbeda-beda sehingga terbentuklah budaya-budaya baru yang terakulturasi dan berkembang karena adanya globalisasi.
ADVERTISEMENT