Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Apakah Sikap Pro-Pengendalian Iklim Hanya Karena Paris Agreement 2015?
16 Juni 2024 10:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Latifah Asmarani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Balik Persetujuan Paris: Akar Sikap Pro-Pengendalian Iklim
Persetujuan Paris 2015 menjadi tonggak sejarah dalam upaya kolektif melawan perubahan iklim. Namun, benarkah sikap pro-pengendalian iklim hanya bermula dari momen tersebut?
ADVERTISEMENT
Mari kita telusuri lebih dalam. Jauh sebelum Paris, kepedulian terhadap iklim telah tumbuh. Pada tahun 1972, Konferensi PBB tentang Lingkungan Manusia di Stockholm menjadi seruan global untuk aksi. Sejak saat itu, berbagai penelitian ilmiah terus memperkuat bukti perubahan iklim dan dampaknya yang mengerikan.
Munculnya gerakan akar rumput dan aktivisme lingkungan juga memainkan peran penting. Greenpeace, WWF, dan Friends of the Earth hanyalah beberapa contoh organisasi yang telah berjuang selama beberapa dekade untuk melindungi planet ini.
Persetujuan Paris memang menjadi katalisator yang kuat, menyatukan 195 negara dalam komitmen bersama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, fondasi sikap pro-pengendalian iklim telah tertanam jauh sebelumnya.
Sikap ini didorong oleh berbagai faktor:
ADVERTISEMENT
Sikap pro-pengendalian iklim bukan hanya tren sesaat, melainkan sebuah gerakan yang terus berkembang. Diperkuat oleh sains, aktivisme, dan kesadaran global, gerakan ini memiliki potensi untuk membawa perubahan transformatif bagi planet kita.
Penting untuk diingat bahwa transisi menuju masa depan yang berkelanjutan membutuhkan upaya kolektif. Setiap individu, komunitas, dan negara memiliki peran penting untuk dimainkan. Dengan bekerja sama, kita dapat membangun masa depan yang lebih hijau dan lebih sejahtera bagi semua.