Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Dukungan BK di Sekolah dalam Menghadapi Kasus Bullying
5 November 2024 10:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Aulia Rahma Priastiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bullying merupakan masalah serius yang semakin marak terjadi di dunia pendidikan, baik di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi. Bullying sendiri dapat didefinisikan sebagai tindakan agresif yang terjadi di usia anak sekolah sehingga merugikan berbagai pihak terutama korban. Selain itu, bullying menunjukan perilaku menyakiti dan menindas seorang yang lebih lemah baik secara fisik mau pun non-fisik.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari Programme for International Students Assessment (PISA) tingginya kasus bullying di dunia pendidikan tanah air, membuat Indonesia menjadi negara penyumbang kasus bullying tertinggi nomor lima di dunia dari 78 negara. Anak-anak dan remaja di Indonesia mengalami berbagai bentuk kekerasan, seperti intimidasi, dikucilkan, dihina, diancam, didorong hingga dipukul oleh teman, dan digosipkan dengan kabar buruk. Data dari United Nation International Children’s Emergency Fund (UNICEF) juga mencatat bahwa Indonesia memiliki persentase tinggi terkait kekerasan terhadap anak. Angka-angka ini mengindikasikan tingginya masalah kekerasan di antara anak-anak dan remaja di Indonesia.
Dengan meningkatnya kasus bullying di lingkungan sekolah, dukungan bimbingan dan konseling (BK) menjadi sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang aman dan mendukung bagi semua siswa. Bullying tidak hanya berdampak pada kesehatan mental dan emosional korban, tetapi juga dapat mengganggu proses belajar mengajar dan menciptakan ketidaknyamanan di dalam kelas. Oleh karena itu, peran konselor sekolah menjadi krusial dalam menangani masalah ini.
ADVERTISEMENT
Konselor sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam memberikan dukungan emosional kepada korban bullying. Mereka dilatih untuk memahami dinamika bullying dan dampaknya terhadap individu. Dengan pendekatan yang empatik, konselor dapat membantu siswa yang menjadi korban bullying untuk mengatasi trauma yang dialami, serta membangun kembali kepercayaan diri mereka. Dukungan ini sangat penting, karena korban bullying sering kali merasa terisolasi dan kehilangan rasa percaya diri yang dapat menghambat perkembangan akademis dan sosial mereka.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015, setiap sekolah diwajibkan untuk menyediakan layanan bimbingan dan konseling. Peraturan ini bertujuan untuk pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan sekolah, termasuk bullying. Dengan adanya layanan ini, konselor dapat melakukan intervensi yang tepat dan memberikan layanan dukungan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi siswa.
ADVERTISEMENT
Selain memberikan dukungan kepada korban, konselor juga berperan dalam memberikan pendidikan tentang bullying kepada siswa, guru, dan orang tua. Melalui program bimbingan berupa edukasi, konselor dapat meningkatkan kesadaran akan dampak negatif bullying dan pentingnya menciptakan budaya saling menghormati di sekolah. Pendidikan ini tidak hanya membantu siswa memahami apa itu bullying, tetapi juga mengajarkan mereka cara melaporkan dan menangani situasi bullying dengan cara yang konstruktif.
Dalam beberapa kasus, konselor dapat melakukan mediasi antara pelaku dan korban untuk menyelesaikan konflik secara kekeluargaan. Mediasi ini bertujuan untuk menciptakan pemahaman antara kedua belah pihak dan membantu pelaku menyadari dampak dari tindakan mereka. Dengan pendekatan yang tepat, mediasi dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi ketegangan dan mendorong rekonsiliasi di antara siswa.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, dukungan bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting dalam menghadapi kasus bullying. Dengan peran aktif konselor dalam memberikan dukungan emosional, pendidikan, dan mediasi, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan mendukung bagi semua siswa. Upaya ini tidak hanya akan mengurangi kasus bullying, tetapi juga akan membantu membangun karakter dan nilai-nilai positif di kalangan siswa, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang lebih baik di masa depan.
Disusun oleh: Aulia Rahma Priastiwi dan Prof. Dr. Andayani, M.Pd.