Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak
30 Oktober 2024 6:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nathania Thalita Khoirunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa bulan terakhir, perilaku anak-anak, seperti tawuran dan kejahatan jalanan, menjadi perhatian serius di masyarakat. Banyak tindakan negatif ini menciptakan keresahan tentang sikap generasi sekarang dan masa depan. Saya percaya bahwa ketidakoptimalan dalam perkembangan emosional anak dapat menjadi salah satu penyebab utama masalah ini.
ADVERTISEMENT
Perkembangan emosi adalah proses kompleks yang melibatkan luapan perasaan saat anak berinteraksi dengan orang lain (Suyadi, 2010: 108-109). Menurut Elizabeth B. Hurlock, kemampuan anak untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak mereka lahir.
Orang tua merupakan model bagi anak mereka. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Child Development, anak-anak yang melihat orang tua mereka mengelola emosi dengan baik cenderung mengembangkan keterampilan emosional yang baik pula.
Dalam penelitian yang dilakukan di lima Taman Kanak-Kanak di kecamatan Lamongan, menunjukkan bahwa 87,6% anak memiliki interaksi positif dan dekat dengan orang tua, di mana 78,3% di antaranya menunjukkan perkembangan emosional yang normal. Sementara itu, 9,7% anak memerlukan konseling dan 12% perlu dirujuk untuk dukungan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Jane Savitri dari Universitas Kristen Maranatha, untuk membangun kedekatan dengan anak, orang tua perlu memberikan perhatian yang sensitif dan responsif, termasuk mendengarkan keinginan anak tanpa memaksakan kehendak. Cinta orang tua juga diperlukan dalam membangun kedekatan ini.
Saya berpendapat bahwa cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua menjadi fondasi utama bagi perkembangan kecerdasan emosional anak. Ketika anak merasa dicintai, mereka cenderung lebih bahagia dan stabil secara emosional. Mereka juga memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Kasih sayang ini tidak hanya berupa ucapan, tetapi juga tindakan nyata yang membentuk dan membangun karakter positif pada anak.
Anak yang merasa dicintai cenderung memiliki emosi yang stabil dan tenang. Misalnya, saat terjadi pandemi COVID-19 di mana banyak anak mengalami isolasi sosial, orang tua memiliki peran penting dalam memberikan kasih sayang mereka, mengisi “tangki cinta” anak sebagai kebutuhan untuk perkembangan emosional anak. Sehingga anak merasa berharga dan dicintai meskipun dalam kondisi krisis masa itu.
ADVERTISEMENT
Menurut saya dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak terdapat beberapa langkah yang dapat diterapkan oleh orang tua.
Pertama, melakukan komunikasi terbuka. Orang tua harus menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk anak mengekspresikan perasaan mereka. Dalam penerapannya orang tua harus mendorong anak untuk terbuka tentang perasaan atau emosi mereka dan memberikan ruang untuk menceritakan serta mendiskusikan perasaannya tersebut.
Kedua, mengajarkan empati. Menurut sebuah studi di Journal of Child Psychology and Psychiatry, anak-anak yang diajarkan empati lebih cenderung menunjukkan perilaku prososial dan kurang terlibat dalam perilaku agresif. Aktivitas sederhana seperti membaca buku cerita yang melibatkan emosi anak lalu mendiskusikannya bersama dapat membantu anak dalam membangun empati.
Ketiga, memberikan dukungan emosional. Adanya dukungan orang tua sangat penting dalam membangun kepercayaan diri dan rasa aman pada anak. Orang tua dapat memberikan cinta, perhatian, dan kepercayaan pada anak yang membuat anak merasa diakui dan dihargai.
ADVERTISEMENT
Upaya orang tua dalam membangun kecerdasan emosional tidak hanya berdampak pada kesejahteraan individu anak, tetapi juga berkontribusi pada masa depan masyarakat yang lebih baik. Mengingat tantangan yang dihadapi generasi saat ini, penting bagi orang tua untuk berperan aktif dalam mengoptimalkan seluruh perkembangan mereka.
Namun, saya khawatir banyak orang tua yang belum sepenuhnya menyadari tanggung jawab ini. Dalam menghadapi tantangan sosial yang semakin kompleks, orang tua tidak bisa hanya mengandalkan sistem pendidikan atau lingkungan eksternal untuk mendidik anak-anak mereka. Orang tua harus berperan aktif dalam membentuk karakter dan emosi anak-anak mereka.
Oleh karena itu, saya menyerukan kepada semua orang tua agar lebih aktif terlibat dalam perkembangan emosional anak-anak mereka. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif bagi generasi bangsa.
ADVERTISEMENT
Disusun oleh: Nathania Thalita Khoirunnisa dan Prof. Dr. Andayani, M.Pd.
Sumber:
Admin, M. (2018, 17 Agustus). Mendidik dengan Cinta, Mengantar Anak Meraih Mimpi dan Kesuksesan. Diakses pada 28 Oktober 2023, dari https://news.maranatha.edu/featured/mendidik-dengan-cinta-mengantar-anak-meraih-mimpi-dan-kesuksesan/.
Nurjannah. (2017). Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Keteladanan. Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, 14 (1), 50-61.
Sari, Suci L., Devianti, R., & Safitri, N. (2018). Kelekatan Orangtua Untuk Pembentukan Karakter Anak. Educational Guidance and Counseling Development Jounal, 1 (1), 17-31.
Sholikha, J., Irwanto., & N, Nur Ainy F. (2019). Kualitas Interaksi Orang Tua Dan Anak Terhadap Perkembangan Emosional Anak. Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, 3 (3), 243-248.
Ulfadhilah, K., & Ulfah, M. (2022). Peran Orang Tua dalam Pentingnya Mengisi Tangki Cinta Anak Usia Dini di Era New Normal. Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal, 5 (11), 11-31.
ADVERTISEMENT