Konten dari Pengguna

Workation: Kenapa Tidak?

Aang Afandi
Belajar tentang Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebijakan Publik
17 Desember 2022 5:47 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aang Afandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bekerja dan menikmati suasana perjalanan. Tetap saja menggunakan kemeja batik, wujud suasana formal bekerja. Tapi suasana hati memang berbeda.
zoom-in-whitePerbesar
Bekerja dan menikmati suasana perjalanan. Tetap saja menggunakan kemeja batik, wujud suasana formal bekerja. Tapi suasana hati memang berbeda.
ADVERTISEMENT
Kata ini menjadi trend ketika kebijakan Work from Home (WfH) menjadi sebuah keharusan karena situasi dan kondisi yang memaksa sekian waktu lalu. Dimana WfH akhirnya berkembang menjadi Work from Anywhere, bahkan oleh Bali karena situasi dan kondisi tertentu, akhirnya di-create menjadi sebuah produk yang ditawarkan menjadi Work from Bali yang diikuti dengan bundling price akomodasi hotel yang ditawarkan dalam bentuk paket mingguan ataupun bulanan yang sangat menarik kala itu.
ADVERTISEMENT
Lantas apa sebenarnya workation? bekerja sembari staycation, merupakan konsep baru bekerja sembari menggabungkan unsur liburan dan berwisata. Apakah benar - benar baru konsep ini? Sebenarnya tidak, jauh - jauh hari sebelum pandemi Covid-19 beberapa jenis pekerjaan telah terpola semacam ini, para penulis cerita, para fesyen desainer ataupun perancang dan game developer diperkenankan bekerja dan stay di tempat tertentu seperti Phuket, Penang, Singapura dan Ubud Bali secara remote dan pada kurun waktu tertentu. Sehingga berkembanglah infrastruktur Co-working space. Dengan workation ini, pekerja tetap menjalankan beban kerja berbasis project ataupun berbasis total jam/minggu. Selebihnya pekerja ini (yang sebagian adalah pekerja kreatif) bisa memanfaatkan waktunya untuk staycation menikmati tempat baru tersebut untuk relaksasi, berenang, ngopi dan ngobrol, bengong atau bahkan kontempelasi. Bisa juga spa, massage, nge-gym atau lainnya. Jika ingin lebih ingin berkeringat lagi canoing, snorkeling bahkan ikut course diving. Kombinasi work & staycation ini menjadi sebuah alternatif membangun harmony antara bekerja dan relaksasi / menikmati waktu luang. Quality time dari waktu luang yang maksimal tersebut diharapkan mampu memotivasi bekerja, memberi inspirasi pada pekerjaan dan tentunya keluar dari zona rutinitas. Konsep Workation ini akhirnya diikuti dengan istilah Work from Beach, Work from Mountain, dan Work from Hotel. Namun jangan disalahkan jika muncak, ternyata sinyal hilang. Lantas dipantai, gadget tiba - tiba kecipratan air laut.
ADVERTISEMENT
Menikmati Omellete yang tersedia dan Gelato, menjadi metamorfosis dari coffebreak saat offline event.
Workation diikuti pula oleh konsep Bleisure, kombinasi business & leisure, bisnis dan liburan. Jauh - jauh hari lalu, hal ini sebenarnya juga sudah lazim. Coba lihat Stasiun Pekalongan, berdekatan dengan hotel - hotel bintang. Turun dari kereta para pebisnis ini langsung staycation menikmati segala ragam fasilitas hotel dan keesokannya dilanjutkan untuk melakukan pemesanan, transaksi bahkan diskusi tentang motif - motif batik yang siap masuk ke workshop para pembatik lokal di Pekalongan. Hal yang sama terjadi di Bandung dengan Pasar Barunya, Solo dengan Pasar Klewernya ataupun Jakarta dengan Tanah Abang dan beberapa pasar pusat kulakan. Hal yang sama di tangkap oleh Surabaya, sebagai penopang pasar di Kawasan Indonesia Timur.
Ada yang menarik saat ini, Workation & Bleisure ini menjadi relevan dan semakin optimum dengan keberadaan QRIS menjadi QR code lintas negara (cross-border QR payment linkage) yang digunakan oleh 5 negara ASEAN dan akan berlanjut dengan penerbitan Digital Rupiah, yang ini akan semakin menyamankan workation ataupun Bleisure time yang dilakukan. Menikmati kearifan lokal yang penuh pesona dengan amenitas yang modern, simple dan menyenangkan. Easy life & easy going, not easy love.
ADVERTISEMENT