Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Buah Manis Perayaan Idul Fitri
24 April 2023 11:10 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Abdul Bari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah bulan Ramadan telah dilewati. Hari kemenangan telah tiba dan disambut antusias oleh seluruh umat muslim di seluruh pelosok negeri. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Idul Fitri dilakukan dengan semangat kebersamaan yang lebih solid dari sebelumnya. Masa transisi pandemi menuju endemi, telah menjadi momentum untuk bersilaturahmi tanpa hambatan pembatasan aktivitas fisik dan kegiatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Idul Fitri tahun ini dapat dikatakan sebagai momen merayakan kemenangan pasca pandemi bagi rakyat Indonesia. Kemenangan ini, riuh dirayakan dengan antusiasme tradisi mudik ke kampung halaman. Kementerian Perhubungan memproyeksikan jumlah pemudik sebanyak 123,8 juta orang pada Idul Fitri 2023, atau naik sekitar 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini, tentu angka yang bisa dibilang fantastis, karena didalamnya merupakan representasi antusiasme dari nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, komunitas, solidaritas sosial, dan kegiatan ekonomi yang melekat dalam aktivitas mudik.
Jika diibaratkan dengan buah, Idulfitri 1444 Hijriah berbuah sangat manis. Apa yang kita telah tanamkan di tahun-tahun sebelumnya tidak mengecewakan dan justru hasilnya amat membahagiakan pada tahun ini. Mengapa demikian? Hal ini karena komitmen penanganan pandemi dengan terus menyeimbangkan kepentingan aspek kesehatan dan ekonomi telah sangat sukses dijalankan alias berbuah manis. Di tengah beragam tantangan ekonomi, dan kemunculan banyak varian-varian baru Covid-19, pemerintah telah dapat menciptakan kondisi sosial dan ekonomi yang stabil. Pun, walaupun terdapat perbedaan mengenai waktu Idulfitri itu sendiri, terbukti tidak memecah rasa persaudaraan kita, dan menghilangkan khidmat dalam perayaan Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Rasa kebersamaan dan solidaritas yang telah kita pupuk sejak masa pandemi covid-19, nampaknya telah membentuk masyarakat yang lebih kompak, dan tidak melihat suatu perbedaan merupakan permasalahan.
Meskipun saat ini hari kemenangan sudah diraih, namun tentunya kita tidak boleh hanyut dalam kemenangan. Ramadan telah memberikan banyak pelajaran untuk kita disiplin beribadah, disiplin menahan godaan serta melatih diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Sebagai sebuah bulan mulia, Ramadan telah melatih kita untuk senantiasa melakukan sebuah peningkatan kualitas dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari peningkatan kualitas ketakwaan, kualitas iman dan peningkatan kualitas aspek sosial yaitu meliputi bagaimana kita berbagi dengan sesama.
Di bulan ramadan hal yang paling terlihat ialah bagaimana kita berlomba-lomba meningkatkan kadar kualitas keiman dan ketaqwaan kita untuk mengharap keridhaan ilahi. Dari sisi produktivitas pun bulan Ramadan adalah bulan baik untuk melakukan peningkatan produktivitas, tidak hanya dalam hal ibadah saja, namun juga dalam pekerjaan sehari-hari yang kita lakukan.
ADVERTISEMENT
Meskipun Ramadan telah berakhir, spirit dan hikmah Ramadan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas seharusnya tidak boleh sirna. Hal-hal baik dan produktif yang kita telah lakukan selama bulan suci Ramadan, harus terus secara kontinu dilakukan di hari-hari kedepannya.
Masih banyak tantangan-tantangan yang kita hadapi ke depannya. Kemenangan yang hari ini kita rasakan, adalah modal yang kuat, untuk kita berikhtiar lebih keras, lebih cerdas dan lebih ikhlas untuk mencapai ridha ilahi.
Dalam hitungan beberapa hari ke depan, mungkin sebagian masyarakat yang menjalankan rutinitas mudik akan kembali ke ibu kota maupun kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia. Semoga dengan aktivitas mudik dan berkumpul bersama saudara-saudara di kampung memberikan semangat dan motivasi untuk bekerja lebih baik baik dan menjadi pribadi lebih baik, sehingga menjadi momentum bersama untuk sebuah peningkatan, baik untuk orang-orang di sekitar, atau bahkan lebih besar lagi untuk bangsa dan negara.
ADVERTISEMENT
Saya jadi teringat pesan menyentuh dari kerabat saya. Beliau mengatakanan menyadari taqwa itu predikat yang berat & mulia, maka itu tak cukup 1 bulan kita memperjuangkannya. Mari tak henti mengikhtiarkan, agar ia (taqwa) memuncak di saat Ramadan bisa terus meningkat berkelanjutan sepanjang hayat dikandung badan. Kualitas taqwa akan terefleksi dari pikiran, ucapan, & tindak keseharian kita pasca Ramadan.
Semoga Idul Fitri kali ini menghasilkan buah manis bagi kita sepanjang hayat dikandung badan dengan peningkatan kualitas taqwa yang terefleksi dari pikiran, ucapan, & tindak keseharian kita pasca Ramadan.