Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bekal Berharga George Russell
28 April 2022 20:17 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Abdi Rafi Akmal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
George Russell tidak cukup beruntung ketika debut di F1 bersama tim Williams. Mobil Fw42 yang dikemudikannya jauh dari kata kompetitif pada musim 2019 silam. Untuk bersaing di papan bawah pun, mobil itu tak mampu. Tak ayal, Russell jadi satu-satunya pebalap yang mengakhiri musim tersebut tanpa sebiji poin.
ADVERTISEMENT
Performa mobil Fw43 yang menjadi pengembangan di musim berikutnya sedikit ada peningkatan. Namun, Russell tetap kesulitan bersaing di lintasan dengan mobil tim lain. Sempat beberapa kali nyaris menggamit poin pertamanya, ia tetap harus puas mengakhiri musim dengan poin nol.
Musim ketiga jadi sesuatu yang fantastis buat Russell bersama sister team-nya Mercedes itu. Sejumlah pencapaian berhasil ditorehkannya ketika mengendarai FW43B: Poin pertama, poin beruntun pertama, sampai dengan podium pertama. Hasilnya, 16 poin di akhir musim.
Pencapaian gemilang tersebut mampu meluluhkan Mercedes. Russell direkrut menjadi pebalap mereka untuk musim 2022. Ia menggantikan Valteri Bottas yang pindah ke Alfa Romeo, sekaligus menjadi pendamping juara dunia tujuh kali, Lewis Hamilton.
Publik sempat bertanya-tanya terkait keputusan tersebut. Apakah Russell sudah cukup matang memacu mobil Mercedes? Apakah cukup melihat penampilan satu musim terakhirnya saja?
ADVERTISEMENT
Pertanyaan itu muncul tanpa sebab. Mercedes dikenal memiliki mobil paling cepat di lintasan sejak delapan musim terakhir. Delapan gelar juara konstruktor secara beruntun jadi buktinya. Sementara Williams? Mereka jadi tim yang memiliki mobil paling lambat di lintasan.
Namun, keputusan itu nyatanya tepat. Pada empat seri awal musim 2022, Russell malah jadi pendulang poin dan penyelamat muka tim ‘Panah Perak’. Ia selalu finis di posisi lima besar dan sempat meraih podium pertamanya: GP Bahrain P4, GP Arab Saudi, P5, GP Australia P3, dan GP Emilia Romagna P4.
***
Russell sejatinya tidak terlalu asing dengan mobil Mercedes. Jauh sebelum ia mengendarai mobil W13 di musim 2022, ia sudah pernah mengendarai W11 di musim 2020.
ADVERTISEMENT
Momen itu terjadi pada GP Bahrain 2020. Hamilton harus absen pada balapan tersebut lantaran terpapar Covid-19. Russell yang punya kontrak sebagai pebalap junior Mercedes akhirnya didaulat menjadi pengganti hanya di balapan tersebut.
Kesempatan itu dimaksimalkan dengan baik. Russell mengungguli Max Verstappen (Red Bull) dan Charles Leclerc (Ferrari) pada sesi kualifikasi dengan menempati posisi kedua. Kemudian ia juga berhasil finis di posisi kesembilan saat balapan utama. Itu menjadi poin pertamanya di F1.
Ketika satu kursi lowong di Mercedes menyambut musim 2022, mereka tidak ragu memanggil pebalap juniornya itu dari Williams. Russell tidak berpikir lama untuk menerima tawaran tersebut. Lagipula, hal ini lah yang memang ia tunggu-tunggu sejak lama.
“Saya telah menghabiskan banyak waktu di sini (Mercedes) ketika saya masih muda. Ketika itu saya masih di Formula 3 dan Formula 2 sebagai pebalap junior. Jadi rasanya seperti kembali ke rumah,” tutur Russell pada kanal Youtube resmi Mercedes (24/2/2022).
ADVERTISEMENT
Tak hanya Russell, pebalap manapun yang berkesempatan bergabung dengan Mercedes tentu berharap bisa bersaing sesering mungkin di posisi terdepan Namun, apa yang diharapkan urung terwujud pada awal musim 2022.
Perubahan regulasi terkait aerodinamika menuntut tim melakukan penyesuaian terhadap mobil mereka. Implikasinya signifikan. Perubahan rangka mobil menimbulkan sejumlah efek yang mendera mobil ketika melaju dengan kecepatan tinggi. Bagi Mercedes, mobil mereka jadi tidak sekencang delapan musim terakhir.
Sesi pramusim 2022 sempat menunjukkan kepada Mercedes betapa mobil W13 mereka sulit mengimbangi kecepatan F1-75 milik Ferrari dan RB18 milik Red Bull. Bahkan mereka terkesan didekati tim-tim papan tengah. Russell menyadari betul hal tersebut.
Begitu musim dimulai, Mercedes benar-benar tidak berdaya. Jangankan mengejar Ferrari dan Red Bull di posisi terdepan, mereka harus mati-matian bertahan dari kejaran tim-tim macam McLaren, Alpine, Alfa Romeo, dan Haas.
ADVERTISEMENT
Tereliminasinya Hamilton dari sesi kualifikasi pertama pada GP Arab Saudi jadi pertanda buruk. Juara dunia tujuh kali itu tak cukup cepat dibanding 15 mobil lain untuk bisa lolos ke sisi kualifikasi berikutnya.
Mercedes bahkan gagal menempatkan salah satu pebalapnya di sesi kualifikasi ketiga pada GP Emilia Romagna. Hasil ini semakin menegaskan betapa bermasalahnya mobil W13 dengan regulasi terbaru. Russell harus memulai balapn dari P11, sedangkan Hamilton P14. Susunan yang tak lazim mengingat hegemoni Mercedes dalam beberapa musim belakangan.
Namun, di tengah situasi yang tidak menentu buat Mercedes, Russell muncul menjadi pembeda. Walaupun kualifikasi tidak selalu berjalan lancar, pebalap berusia 24 tahun itu mampu terus finis di zona poin. Selain memberikan poin pebalap, ia juga membantu Mercedes terus mengumpulkan poin konstruktor.
ADVERTISEMENT
Russell bahkan mampu meraih podium pertamanya bersama Mercedes ketika finis P3 pada GP Australia. Padahal, ia memulai balapan dari P6. Russell juga berhasil lebih cepat tiga detik dari Hamiton yang finis di P4.
Russell kembali melakukan pekerjaan mengagumkan pada GP Emilia Romagna. Meski memulai balapan dari P11, ia berhasil finis di P4. Hamilton saja kesulitan untuk bisa merangsek dari P14 di awal balapan dan harus puas tetap berada di posisi tersebut.
***
Pengalaman dan rekor pribadi Russell memang belum secemerlang Hamilton. Namun, mentalnya ditempa pada standar yang berbeda dengan rekannya itu. Ketika Hamilton terbiasa memacu mobil cepat dan memenangkan balapan, Russell terbiasa bekerja keras memaksimalkan potensi mobil yang tak seberapa cepat.
ADVERTISEMENT
“Apa yang bisa saya pelajari dari masa-masa di Williams adalah kami tidak pernah menyerah. Kami mengingat kembali performa kami di 2019 dan kami bekerja begitu keras untuk meningkatkan mobil,” ungkap Russell (24/2/2022).
Russell juga dikenal sebagai pebalap yang terlibat aktif dalam peningkatan performa mobil. Ia tidak sungkan untuk menyarankan beberapa perubahan supaya ia bisa memacu jet daratnya sepersekian detik lebih cepat di lintasan.
Mobil FW43B milik Williams dibentuk lewat masukan dari Russell bersama rekan setimnya, Nicolas Latifi. Dengan mobil itu, Williams mampu mengakhiri musim 2020 di peringkat kedelapan klasemen konstruktor mengungguli Alfa Romeo dan Haas.
Russell selalu ingin mobilnya lebih cepat. Tidak peduli mobil itu dilabeli sebagai mobil paling lambat atau tidak. Terpenting baginya adalah mengerahkan seluruh kemampuan agar mendapat hasil yang baik.
ADVERTISEMENT
Mental itu yang membuat Williams tak kenal lelah untuk terus melakukan penyesuaian agar mobil nyaman dikemudikan. Prinsipal Williams, Jost Capito mengakui bahwa sikap dan mental pebalapnya itu lah yang membuat timnya mengalami peningkatan.
“Menurut saya, George mendapat respek dari seluruh anggota tim. Tapi di sisi lain, dia sangat menuntut. Jika dia mau sesuatu yang mesti diselesaikan pada mobil, dia pasti terus menekan. Kalau dia ingin sesuatu dalam tim dituntaskan, maka dia juga mendorong dengan cara positif,” terangnya (6/1/2022).
Tidak sia-sia Russell menghabiskan tiga musim di Williams. Pengalaman berjibaku mengurus mobil yang lambat ternyata memberi banyak pelajaran. Ia datang ke Mercedes dengan bekal berharga itu.
Mercedes beruntung memiliki Russell. Selagi para teknisi Mercedes berpikir keras untuk meningkatkan performa mobil, pebalap kelahiran tahun 1998 itu bisa saja menyarankan beberapa hal yang bisa membuat mobil jadi lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Yang perlu diingat, Russell bukan tipe pebalap yang perlu dimanja dengan mobil yang cepat. Sebaliknya, ia adalah pebalap yang terbiasa bekerja keras untuk menciptakan mobil yang cepat. Mental itu yang membuatnya bisa terus memaksimalkan potensi W13 yang tidak terlalu kompetitif di papan atas.