Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ratusan Petani di Sempang Jadi Saksi Demo Aplikasi Agro Natural Technology
25 Agustus 2024 8:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Abdul Salam Atjo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada sekitar 150 orang petani padi ikut berkumpul di tengah hamparan sawah di dusun Sempang Desa Mattiro Ade Kecamatan Patampanua, Pinrang, Sabtu, 24 Agustus 2024. Kehadiran petani tersebut dalam rangka kegiatan hari temu lapang petani (Farm Field Day) yang diselenggarakan oleh PT Agro Natural Technology (ANT).
ADVERTISEMENT
Kegiatan Farm Field Day (FFD) merupakan salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antar petani, peneliti, praktisi dan petugas pertanian. Tujuannya untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan. Kemudian mendapatkan umpan balik dari petani mengenai masalah dan hambatan yang dihadapi dalam berusahatani.
Agar petani dapat berinteraksi secara langsung untuk memahami masalah dan solusi dalam bercocok tanam padi maka salah satu petakan sawah milik bapak Fausi diplot tanaman padi teknologi dari ANT sebagai lokasi Demonstrasi plot (Demplot). Di lokasi itulah para anggota kelompok tani datang secara berkala melakukan pengamatan pertumbuhan tanaman dan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
“ Kegiatan FFD diharapkan dapat menggali potensi, masalah, dan hambatan yang ditemui oleh para petani dalam melaksanakan kegiatan usaha tani. Kemudian kita diskusikan bersama di tempat ini untuk mencari solusinya,” ungkap Syaharuddin Haddade, SP, Regional Sales Manager PT Agro Natural Technology.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil pengamatan para petani terhadap tanaman padi teknologi ANT dengan tanaman pembanding memiliki perbedaan signifikan. “Jumlah anakan lebih banyak, sehat, tahan penyakit, pertumbuhan cepat dan warna daun lebih hijau,” kata Fausi. Selain itu tanaman padi terhindar dari serangan OPT.
Sementara petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Patampanua, H. Ridwan, SP mengharapkan pentingnya dilakukan pengamatan secara berkala terhadap tanaman padi. “Kita harus waspada terhadap berbagai OPT dan penyakit tanaman padi seperti penyakit patah batang leher,” kata H. Ridwan. Ia menjelaskan, penyakit patah leher atau blast salah satu penyakit yang ditakuti petani karena dapat menyebabkan kerugian siginifikan. Penyakit ini dapat menyerang pada fase vegetatif dan generatif. Pada fase vegetatif penyakit ini menginfksi daun. Nampak daun seperti ada bercak bercak berwarna coklat hingga daun menjadi layu. Sedangkan pada fase generatif akan menginfeksi leher malai, akibatnya ujung tangkai menjadi busuk dan mudah patah.
Syaharuddin menjelskan teknologi ANT yang diaplikasikan di sawah demplot antara lain Robust kandungan Photosintetik Bakteri Rhodopseudononas SP, 2.2 x 108 cfu/Mil adalah bio aktivator tanaman yg berfungsi untuk meningkatkan jumlah anakan, batang kuat, tanamam tidak mudah stres, gabah lebih berisi, produksi meningkat, tahan penyakit. Penggunaannya kata Syaharuddin cukup dalam satu musim tanam 2 kali penyemprotan tabela yakni umur 30 dan 40 hari. Selain itu juga ada Kloper 500 SL adalah lebih sekedar Dimihipho untuk mengatasi penggerek batang secara tuntas. Sedangkan untuk mengusir hama wereng digunakan Symbisect yg berbahan aktif Abamectin + Nitenpiran 2/30 WG. “Tanaman padi bebas wereng dan hama- hama padi lainnya,” tambah Kurnia, SP, Junior agronomist ANT.
ADVERTISEMENT