Konten dari Pengguna

Tambak Udang Sistem Silvofishery Dikunjungi Orang Jepang

Abdul Salam Atjo
Penyuluh Perikanan Ahli Madya, Kementerian Kelautan dan Perikanan
13 Agustus 2024 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdul Salam Atjo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kunj lokasi tambakBalofishery Lanrisang terdiri Aisushi Shibusawa, Yuko Hirai, Kenichi Yoshie (Palsystem), Hiroaki Kataoka, Hiroshi Nishioka (Green Coop), Ryuta Kuroiwa, Mariko Takagi (Alter Trade Japan), Nobuhiro Yagishita (Seikatsu club), (Foto: Salam Atjo)
zoom-in-whitePerbesar
Kunj lokasi tambakBalofishery Lanrisang terdiri Aisushi Shibusawa, Yuko Hirai, Kenichi Yoshie (Palsystem), Hiroaki Kataoka, Hiroshi Nishioka (Green Coop), Ryuta Kuroiwa, Mariko Takagi (Alter Trade Japan), Nobuhiro Yagishita (Seikatsu club), (Foto: Salam Atjo)
ADVERTISEMENT
Perusahaan eksportir udang windu untuk pasar Jepang PT Alter Trade Indonesia (Atina) menginisiasi cara Budidaya ikan sistem Silvofishery kepada petambak tradisional di kecamatan Lanrisang kabupaten Pinrang, Senin, 12/8. Metode budidaya perikanan yang menintegrasikan tanaman bakau (mangrove) selain menghijaukan kembali areal tambak juga dapat menghasilkan bandeng dan udang windu ramah lingkungan (ecoshrimp).
ADVERTISEMENT
Tambak percontohan di lahan milik Nasri binaan PT Atina kerjasama Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar dan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Kementerian Kelautan dan Perikanan .seluas kurang lebih 4 hektar di Desa Waetuoe Kecamatan Lanrisang, Pinrang bertajuk Improvement Farm Ecoshrimp Silvofishery. Model integrasi tambak ikan dengan mangrove seperti ini, petakan tambak ukuran 1,30 ha pada bagian pelataran ditanami 620 pohon bakau jenis Rhizophora jarak, tanam 5 meter sistem berumpung. Sedangkan pada sisi bawah pematang ditanam 131 pohon bakau jenis Avicennia spp, jarak tanam 3-7 meter antar pohon. Petakan tambak yang ditanami mangrove akan ditebar 4.000 ekor gelondongan bandeng.
Kenichi Yoshie dari Palsystem, dkk sedang menanam bakau di tambak Silvofishery Lanrisang (Foto: Salam Atjo)
Air payau yang tersirkulasi masuk ke dalam petak tambak mangrove akan menyaring limbah nutrien dan sedimen yang berasal dari saluran air tambak. Demikian juga ikan bandeng berfungsi sebagai filter biologi dari limbah organik dalam air tambak. Selanjutnya air yang telah tersaring dialirkan ke petak budidaya udang windu. Sehingga di balik tanaman bakau tumbuh sehat udang windu.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tambak percontohan ini bertujuan antara lain memberi pemahaman kepada pembudidaya tambak tradisional tentang fungsi hutan bakau dalam kawasan pertambakan. Bakau yang ditanam di saluran dan di dalam tambak berfungsi sebagai penyangga ekosistem, membantu menjaga kualitas air dan menyediakan habitat bagi berbagai jenis biota air payau. Selain itu, mangrove juga mampu menyerap karbon, berperan dalam mitigasi perubahan iklim.
Direktur PT Atina, Hari Yuli Susanto sedang menjelaskan jenis tanaman bakau yang akan ditanam (Foto: Salam Atjo)
Begitu pentingnya isu keamanan pangan dan kelestarian lingkungan maka PT Atina hadirkan sejumlah kelompok konsumen udang windu dan pemerhati lingkungan dari Jepang ke lokasi pertambakan udang windu di Pinrang. Tujuannya adalah untuk meyakinkan kepada mereka kalau udang windu yang dikonsumsi selama ini diproduksi secara ramah lingkungan.