Konten dari Pengguna

Kita dan J.K. Rowling

Abdul Wahid
Pengajar FH Universitas Islam Malang dan penulis buku Hukum dan Agama
20 Desember 2021 9:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdul Wahid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Abdul Wahid
Pengajar Universitas Islam Malang dan Penulis Buku
Kita ini makhluk yang pantas sering diingatkan, karena kita sering lupa terhadap banyaknya nikmat yang kita terima. “Ada dua kenikmatan yang seringkali membuat manusia lupa, yakni kesehatan dan waktu luang”, demikian titah Nabi Muhammad SAW di hadapan sahabat-sahabatnya tentang makna pentingnya waktu bagi kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Sabda beliau itu jelas sekali, bahswa Tuhan sudah menganugerahkan karunia besar kepada manusia berupa nikmat waktu. Untuk mengarungi, mempergauli, dan menikmati tahap demi tahap perjalanan hidupnya, bisa dipastikan kalau manusia akan dihadapkan dengan masalah waktu. Setiap target yang dicanangkannya atau standar utama yang dikedepankannya, tentulah mengenai ketepatan jadwal kegiatan. Jadwal ini identik dengan waktu.
Mengevaluasi atau menilai kedisiplinan seseorang terhadap tugas, kewenangan, atau kewajibannya, sudah pasti akan menggunakan tolok ukur ketepatan waktu yang bisa diikuti. Ketika waktu bisa dimanfaatkan secara maskimal, maka kesuksesan bisa diraihnya. Bilamana waktu tidak disia-siakan, target dari job discription bisa dipenuhinya. Kegagalan seseorang pun lebih sering disebabkan oleh tidak dimanfaatkannya ketersediaan waktu secara benar dan tepat.
ADVERTISEMENT
Ada pameo yang berbunyi “keberhasilan atau kegagalan hanya soal waktu”, adalah suatu kalimat peringatan yang sebenarnya ditujukan kepada manusia, bahwa seharusnya dalam setiap aktifitas yang dilakukannya, aspek waktu menjadi faktor kunci yang menentukan keberhasilan atau kegagalan. Seseorang akan menuai kegagalan bila ia tidak cerdas menginterpretasikan waktu.
Itu dapat digunakan menganalisis kinerja pemimpin, bahwa seorang pemimpin pun akan terlihat produk kinerjanya lewat kemampuan atau kapabilitasnya dalam mengelola waktu dengan tepat. Manajemen waktu harus dijadikannya sebagai ruh dari setiap mekanisme kerja dan kepemimpinannya. Time is power atau waktu itu kekuatan, dapat diterjemahkan, bahwa seorang pemimpin yang tidak pintar memanfaatkan waktu dengan tepat akan menuai ketidakberuntungan atau banyak menemui kegagalan, karena ini berati sang pemimpin tidak pantai mengolah potensi yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Coba refleksikan dan komparasikan dengan gaya kepemimpinan Umar bin Khattab. Meski khalifah Umar Bin Abdul Aziz hanya memimpin negerinya dalam waktu tidak lama, tetapi rakyatnya bisa menikmati kedamaian psikologis dan kesejahteraan ekonomi yang luar biasa. Demikian makmurnya rakyat di bawah kepemimpinan Umar yang dikenal sebagai pemimpin yang zahid (ahli zuhud) dan adil (al-adl), hingga sulit menemukan rakyatnya yang hidup dalam kondisi miskin. Terbukti, saat khalifah Umar memerintahkan baitul maal (sejenis lembaga keuangan negara) untuk mencari orang miskin kesulitan menemukannya. Akibat kesulitan mencari orang miskin ini, dana zakat yang terkumpul di baitul maal dibagi-bagi ke daerah-daerah lain yang masih banyak orang miskinnya.
Ke berhasilan model kepemimpinan Umar tersebut merupakan teladan sosok pemimpin yang kinerjanya berpacu dengan waktu. Kesempatan yang dimilikinya dimanfaatkan secara maksimal untuk mendarma baktikan dirinya untuk rakyat dan bangsanya. Secara bertahap, apa saja yang menjadi problem berat yang menghimpit rakyatnya, mulai dari masalah keamanan hingga kesejahteraan dijadikan prioritas karier kepemimpinannya.
ADVERTISEMENT
Kita tentu mengenal J.K. Rowling, sosok wanita terkaya di Inggris, yang berelasi dengan kegemarannya jadi Penulis buku, yang akhirnya the best seller seperti Harry Potter, adalah merupakan contoh yang tepat, bahwa waktu yang bisa dimanfaatkan maksimal terbukti menuai keberkahan. Rowling bukan hanya jadi salah satu penulis cerita yang dikagumi dunia, tetapi juga sebagai gambaran pribadi perempuan yang sukses berpacu dengan waktu, yang dengan waktu ini berhasil menjadi pekerja keras. Kisah petualangan Harry Potter merupakan tantangan berat, karena sang penulis dituntut mampu menggabungkan kecerdasan nalar dengan waktu yang tersedia.
Baik khalifah Umar maupun Rowling merupakan teladan sosok manusia yang hidupnya diabdikan untuk menghargai nikmatnya sang waktu. Bagi mereka, waktu tidak boleh berlalu begitu saja, apalagi menggilasnya, tetapi waktu adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan supaya dalam hidup ini, manusia sarat prestasi yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
ADVERTISEMENT
Bangsa banyak menghadapi problem yang serius dan tidak secepatnya bisa teratasi juga disebabkan oleh budaya santai (easy going) yang masih menjadi penyakit. Budaya demikian ini menjadi cermin masyarakat yang belum bisa menerjemahkan antara pentingnya memanfaatkan waktu dengan target kegiatan. Ketika masyarakat masih dalam belenggu kultur demikian, apalagi tetap mengagungkannya sebagai bagian dari gaya hidup, maka era keemasan (golden era) bagi bangsa ini akan sulit tercapai. Standar pencapaianannya adalah sikap setiap kita yang mampu memanfaatkan waktu.