Konten dari Pengguna

Trand K-Pop Untuk Non K-PoP

Abiem Muta Ali
Seorang Mahasiswa S1 Antropologi Univeritas Brawijaya yang suka rebahan dan menikmati segelas susu coklat di malam hari.
8 Januari 2021 19:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abiem Muta Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
source: https://pin.it/OSziUTU
zoom-in-whitePerbesar
source: https://pin.it/OSziUTU
ADVERTISEMENT
Dewasa ini trand musik K-Pop Grup menjadi perbincangan global. Seperti halnya saya saat ini yang asik menelusuri dunia entertainment terutama tentang musik K-Pop. Saya cukup penasaran saja karena banyak teman-teman yang update status Whatsapp tentang K-Pop Grup. Meskipun saya hanya mengetahui beberapa grup seperti BLACKPINK, TWICE, BTS dan SECRET NUMBER (itupun karena terdapat orang asli Indonesia) yang sempat viral di Twitter. Menurut saya musik K-Pop Grup cukup menarik, meskipun sepertinya strategi utama penjualannya adalah visual grup tersebut, hal ini bukan berarti kualitas musiknya buruk. Terbukti banyak penghargaan kelas dunia seperti Billboard Music Awards, Grammy Awards dan sebagainya memberikan penghargaan terhadap grup K-Pop. K-Pop berhasil menghadirkan budaya musik baru yang mengkombinasikan berbagai jenis musik dengan karakter khas seperti suara hingga visual anggota grup K-Pop. Semua dikemas rapi dengan sajian perpaduan antara tarian dan visual serta musik yang mendukung.
source: https://pin.it/1inWSQb
zoom-in-whitePerbesar
source: https://pin.it/1inWSQb
Terlepas dari kesuksesan K-Pop menjadi sebuah trand global saat ini, banyak hal kerap kali saya temukan sisi lain dari trand K-Pop ini. Faktanya terdapat fandom fanatik yang mengidolakan para grup K-Pop. Mungkin apabila hanya sekedar membeli produk dari grup yang di idolakan dengan harga cukup mahal hinga jutaan rupiah tidak cukup kuat untuk saya sebut sebagai fans fanatik, namun yang saya lihat adalah ketertarikan terhadap idola secara berlebih yang membandingkan antar grup K-Pop atau bahkan mengkritik hingga berujung merendahkan salah satu grup K-Pop. Bukan maksud saya menyudutkan atau merendahkan salah satu fandom K-Pop ataupun fandom secara keseluruhan. Namun ini hanya pemikiran saya sebagai orang baru sebagai penikmat dunia musik K-Pop.
ADVERTISEMENT
Ada hal lain yang sempat membuat saya cukup berpikir mengenai fandom grup K-Pop. Mungkin sudah menjadi hal yang lumrah bagi para penggemar selebriti untuk melakukan penggalangan donasi untuk para idolanya. Seperti kasus yang saya jumpai tentang penggalan donasi untuk membeli album, ada pula donasi untuk perayaan ulang tahun, dan mungkin terdapat donasi lainya yang belum saya ketahui. Donasi ini tidak tanggung-tanggung, sumbangan ini dapat dikumpulkan hingga puluhan juta rupiah. Mungkin bagi teman-teman yang baru tau tentang K-Pop ataupun yang tidak seperti saya bertanya-tanya sebesar itukah para fandom ini mengidolakan grup K-Pop hingga rela mengeluarkan uang sampai sebesar itu? Saya juga belum menemukan jawaban pastinya, namun pendapat saya akan pengorbanan para fandom ini memiliki kepuasan tersendiri apabila idola mereka memiliki reputasi yang semakin besar dan dikenal lebih luas. Mungkin perumpaan yang tepat untuk menjelaskan ini adalah melalui perayaan hari besar seperti HUT ataupun hari besar lainya. Dimana kita mengeluarkan materi yang cukup banyak namun tidak memberatkan keuangan keluarga. Kendati demikian kita memiliki rasa kepuasan dan kesenangan terhadap acara yang dirayakan meskipun tidak ada timbal balik material yang menguntungkan untuk kita.
ADVERTISEMENT
Saya sempat berpikir apabila uang donasi itu dipergunakan lainya seperti sumbangan untuk bencana, sosial, kesehatan dan lainya mungkin akan sangat berguna apalagi dengan melihat total donasi yang di targetkan hingga 20 juta rupiah dalam postingan salah satu akun fansbase K-Pop Indonesia di Instagram. Namun pendapat saya ini tidak dapat dibenarkan sepenuhnya karena setiap orang memiliki hak sendiri dalam mentukan untuk apa harta benda yang mereka miliki tanpa ada ancaman ataupun keterpaksaan.