Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Islam di Amerika: Militansi 1% untuk Kemerdekaan Palestina pada Pemilu 2024
1 Oktober 2024 10:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Abrar M Dawud Faza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai kelompok minoritas di Amerika, Muslim di Negara Paman Sam memberikan dukungan untuk kemerdekaan Palestina dengan berbagai cara. Mengingat jarak benua yang jauh antara Amerika dan Asia, Islam Amerika memainkan perlawanan secara lunak (soft resistance). Momentum ini dimanfaatkan Islam Amerika dalam pemilihan Presiden ke-60 Amerika Serikat pada Selasa, 05 November 2024 nantinya.
ADVERTISEMENT
Kekecewaan Muslim di Amerika terhadap cara Presiden Joe Biden dalam menangani perang Israel-Hamas membawa kemarahan umat Islam di Negara adidaya tersebut. Begitu juga dengan Presiden Amerika sebelumnya seperti Donald Trump yang menstigma negatif Palestina habis-habisan dan mendukung agresi militer Israel dengan alasan untuk membela diri (self-defense).
Melihat fenomena tersebut komunitas muslim Amerika lebih memilih dan mendukung kandidat pihak ketiga atau sama sekali tidak mendukung siapa pun. Artinya komunitas muslim menolak Joe Biden dan Donald Trump untuk maju kembali dalam Pemilihan Presiden ke-60 Amerika Serikat, dan cenderung mendukung Kamala Harris yang merupakan Wakil Presiden Joe Biden yang lebih berempati terhadap Palestina dan banyak berbicara berkenaan perang harus diakhiri.
Kegugupan dengan pilihan yang sulit di bilik suara membuat muslim Amerika yang hanya berpopulasi 1% menempuh kejujuran batin, kesadaran rohani dan aspek perdamaian untuk menguntungkan umat Islam. Suara hati komunitas muslim Amerika ingin memberikan hak suaranya kepada Kamala Harris untuk menjadi Presiden, meskipun pada isu komunitas muslim tidak setuju dan berbeda pendapat dengan Wakil Presiden Amerika tersebut. Begitu juga dengan berbagai kandidat lain yang tidak berpotensi mendukung komunitas muslim.
ADVERTISEMENT
Semangat ini juga didasari bertambahnya peningkatan suara pemilih komunitas muslim di Amerika, dari 1.785.755 ke 2.204984 pemilih, dan mengalami penambahan signifikan di Colorado, Virginia dan Connecticut. Pemilih muslim banyak mendominasi di California, New York, Michigan, Texas, Florida, Maryland, New Jersey, Georgia, Virginia dan Ohio (Lihat: Perhitungan Council on American–Islamic Relations/CAIR).
Perilaku komunitas muslim Amerika ingin menghilangkan Islamofobia dan menepis Stereotipe serta menghilangkan kebijakan berbahaya yang merugikan komunitas muslim. Kendati demikian isu ini sering dipakai lawan politik Joe Biden dan Donald Trump untuk menyerang mereka berdua. Ada istilah “Muslim Ban”, yang merupakan larangan untuk imigran muslim yang masuk ke Amerika. Pada akhirnya labelisasi “terorisme” dan “radikalisme” sulit dihilangkan, dan komunitas muslim Amerika mulai memainkan seni bertahan (the art of survival) dan upaya politik (political policy) untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya militansi 1% dan mengalami peningkatan jumlah pemilih muslim (kurang dari 2%) serta semunya memiliki perasaan batin yang sama, jiwa senasib sepenanggungan yang satu dengan identitas muslim minoritas di Negara super power untuk menentang keterlibatan Amerika pada Genosida di Gaza dan Timur Tengah, surat suara komunitas muslim Amerika mempunyai kekuatan untuk membentuk kebijakan (form policy), menentukan pemimpin (determine the leader), dan menentukan arah bangsa yang lebih baik lagi (determine the direction of the nation).