Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tiga Perempuan Bersaudara yang Gulingkan Diktator Terkeji di Dominika
15 Mei 2021 12:34 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada 25 November 1960, surat kabar di Republik Dominika mengabarkan tiga saudari bernama Patria, Minerva, dan María Teresa Mirabal, tewas dalam sebuah "kecelakaan mobil".
ADVERTISEMENT
Setidaknya, "kecelakaan mobil" itulah cerita yang dimasukkan ke dalam surat kabar yang dikendalikan secara penuh oleh pemerintah Rafael Trujillo. Ia seorang diktator yang telah menguasai negaranya selama 30 tahun dari kudeta militer.
Penggunaan istilah yang patut diselidiki itu dilakukan oleh Trujillo karena Mirabal bersaudari merupakan anggota aktif dari perlawanan bawah tanah untuk melawan rezim Trujillo.
Sebagai wanita kelas menengah, Mirabal bersaudari tidak tampak seperti revolusioner yang nyata. Mereka bertiga, bersama dengan saudara perempuan paling muda bernama Dedé, dibesarkan di kota Ojo de Agua, Provinsi Salcedo, di mana orang tua mereka memiliki bisnis pertanian yang sukses, bersama dengan pabrik kopi dan toko serba ada.
Saat beranjak dewasa, Minerva melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi di Santo Domingo untuk belajar hukum. Pada saat itulah, ia semakin sadar dengan ketidakadilan yang ada di Republik Dominika selama rezim Trujillo.
ADVERTISEMENT
Dikenal sebagai “El Jefe” (Bos), Trujillo adalah seorang panglima tertinggi, sebelum merebut kekuasaan dengan cara kudeta pada tahun 1930. Trujillo mengambil alih perekonomian negara, termasuk produksi barang-barang, seperti garam, daging, tembakau, dan beras. Ia menyalurkan keuntungan untuk keluarga dan pendukungnya sendiri. Kebebasan berpendapat, sipil, dan politik telah dihilangkan sepenuhnya, serta partai yang diizinkan pun hanya satu, yakni Partai Dominika.
Orang-orang yang ketahuan menentang kekuasaan Trujillo, akan dihukum oleh kepolisian setempat dengan menggunakan taktik intimidasi, pemenjaraan, penyiksaan, penculikan, bahkan pemerkosaan, serta pembunuhan. Rezimnya bertanggung jawab atas kematian puluhan ribu orang Dominika, termasuk pembantaian sekitar 20 ribu warga Haiti yang tinggal di dekat perbatasan antarnegara tahun 1937.
Meskipun represif, perlawanan masih dilakukan secara diam-diam terhadap Trujillo. Mayoritas dari pemberontak adalah laki-laki, tetapi ada juga perempuan yang ikut bergabung dalam gerakan, termasuk Mirabal bersaudari. Minerva dan suaminya sendiri menjadi pemimpin perlawanan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1960, mereka membantu untuk membentuk Gerakan 14 Juni. Namun sayang, pemberontakan tersebut gagal yang kemudian membuat Trujillo memulai penangkapan massal terhadap tokoh-tokoh perlawanan yang telah diketahui, termasuk Minerva bersama suaminya, meskipun kemudian Trujillo membebaskan para tahanan perempuan sebagai bentuk kelonggaran.
Tak putus asa, Kupu-kupu (sebutan kelompok yang dibentuk Mirabal), langsung menjadi martir bagi perjuangan revolusioner untuk kembali menjatuhkan kekuasaan Trujillo. Dan pada tanggal 30 Mei 1961 (beberapa bulan setelah kematian Mirabal bersaudari), tujuh orang anggota revolusioner berhasil menyergap mobil sang diktator di sepanjang jalan pesisir pantai.
Mereka lalu membunuhnya. Trujillo pun tewas.
Dedé Mirabal, saudara paling muda dari Mirabal bersaudari, memang dari awal tidak ikut dalam pasukan perlawanan. Meskipun begitu, ia membantu untuk membesarkan anak-anak saudara perempuannya, bersama dengan anaknya sendiri.
ADVERTISEMENT
Pada gilirannya, putri Minerva, Minou Tavárez Mirabal, menjadi perwakilan kongres dan wakil menteri luar negeri, sedangkan putra Dedé, Jamie David Fernández Mirabal, menjabat sebagai wakil presiden Republik Dominika (1996-2000).
Kepopuleran Mirabal bersaudari juga didukung oleh kisah dalam novel yang ditulis oleh Julia Alvarez, In The Time of the Butterflies (1994). Karya tulis yang menyebar ke seluruh dunia. Tahun 1999, PBB pun secara resmi menetapkan 25 November, hari kematian mereka bertiga, sebagai Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Internasional.
Dedé Mirabal juga memastikan warisan dari saudara perempuannya, ia mengelola museum yang sebelumnya adalah rumah masa kecil mereka, Casa Mueso Hermanas Mirabal. Dedé meninggal dunia pada tahun 2014, pada usia yang ke 88 tahun. [*]
ADVERTISEMENT