Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Membaca Novel dan Keunggulannya Dibandingkan dengan Menonton Film
30 November 2021 16:18 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari abyantama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saya sangat suka membaca novel. Apa pun genre-nya, jika premisnya menarik pasti saya baca, mau lokal ataupun luar. Novel terakhir yang saya baca adalah novel Seperti Dendam Harus Dibayar Tuntas dari Eka Kurniawan. Novel tersebut sebentar lagi akan tayang di Indonesia dalam bentuk film panjang yang disutradarai oleh salah satu sutradara terbaik di Indonesia, yaitu Edwin. Bahkan film tersebut berhasil mendapatkan Golden Leopard untuk kategori Best Film di Locarno International Film Festival. Jadi, sebelum filmnya tayang, saya ingin lebih dulu mendalami ceritanya dengan membaca novel lebih dulu seperti saya menikmati film Dune (2021) bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Memang ketika sebuah novel sudah diadaptasi ke dalam sebuah media lain, seperti film atau series, terkadang saya lebih memilih untuk menikmati karya tersebut melalui media tulis dalam bentuk novel saja atau paling tidak, ya, saya baca dulu novel baru menikmati filmnya. Ada beberapa alasan kenapa menurut saya novel memang lebih baik dari film atau series.
Detail Cerita
Biasanya proses produksi series atau film akan selalu terganjal dengan yang namanya durasi. Sehingga membuat beberapa adegan yang menurut si pembuat series atau film tidak terlalu penting pasti akan dipotong. Maka dari itu jika kita memang sangat menyukai tema cerita yang disuguhi dan berdasarkan novel, ada baiknya kita juga membaca novel, karena sudah pasti akan lebih lengkap dan detail dari segi penceritaannya.
ADVERTISEMENT
Lebih Dekat dengan Karakter
Tidak cuma isi cerita yang lebih lengkap, novel juga menjelaskan karakter dengan lebih mendalam. Pasalnya, dalam novel, terutama tokoh utama, selalu memaparkan pikiran-pikiran atau kata-kata yang cuma berputar dalam otak mereka. Dalam film, biasanya kita cuma bisa menebaknya lewat ekspresi wajah sang aktor sehingga tidak dapat gambaran secara maksimal.
Di dalam novel, semua yang dipikirkan, apa yang dilakukan karakternya akan dijelaskan sedetail mungkin. Nilai plus lainnya, kita pun akan lebih memahami suka-duka yang dialami suatu karakter karena lebih dekatnya kita dengan karakter yang ada di novel yang kita baca.
Melatih Berimajinasi
Menurut saya, film juga memiliki poin positif pada bagian ini. Hanya saja imajinasi kita akan benar-benar lebih terasah jika membaca novel. Jika kita membaca novel, kita bisa berimajinasi untuk menggambarkan setiap adegan yang tertulis di novel sesuka kita. Hal tersebut banyak disukai oleh orang imajinatif , karena mereka bisa menggambarkan sendiri keseruannya. Berbeda dengan film, karena film sudah membantu memvisualisasikannya.
ADVERTISEMENT
Setiap negeri fantasi hanya diceritakan lewat kata-kata, sehingga wujudnya sesuai dengan imajinasi kita. Tidak ada batas atau budget seperti yang dipertimbangkan dalam film. Begitu pula dengan bentuk wajah dan sosok para tokoh, semua bebas sesuai bayangan pembaca.
Menurut Kosasih dalam bukunya yang berjudul Dasar Keterampilan Bersastra (2012) mengatakan bahwa novel sebagai karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa tokoh. Novel berisi tentang imajinasi pengarang yang mana isi ceritanya ialah masalah kehidupan yang menjadi pengalaman pengarang yang dikembangkan melalui imajinasi sang pengarang sesuai dengan hal yang mereka imajinasikan atau pikirkan. Lalu mereka akan mengonversi pemikiran mereka ke dalam sebuah tulisan yang nantinya akan dibaca oleh kita. Hal ini sangat berguna juga untuk melatih imajinasi dan pemikiran pembaca, yang mana dengan kita membaca novel, pemikiran imajinasi kita akan bekerja.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti dari New York, AS, mengadakan penelitian untuk membuktikan manfaat imajinasi dalam mengatasi berbagai gangguan psikologis. Mereka hendak mengetahui apa perannya terhadap rasa takut, stres, serta gangguan kecemasan.
Berdasarkan penelitian tersebut, imajinasi ternyata punya pengaruh yang kuat terhadap badan dan pikiran. Apa yang kita bayangkan ketika berimajinasi rupanya membuat tubuh bereaksi seolah sedang benar-benar mengalaminya. Saat kita membayangkan soal ujian yang sulit misalnya, badan dan pikiran kita akan menjadi lebih sigap sehingga kita terpacu untuk belajar lebih tekun. Hal yang sama juga berlaku ketika kita punya fobia atau mengalami kecemasan yang berlebihan.
Melatih Kemampuan Berpikir & Meningkatkan Konsentrasi
Terkadang, ketika saya sedang kurang fokus, saya harus membacanya dengan teliti agar paham maksud adegan yang diceritakan. Dan pada inilah, di mana membaca dapat meningkatkan pemahaman dan memori kita, yang awalnya tidak paham menjadi paham setelah berusaha untuk berpikir.
ADVERTISEMENT
Orang yang suka membaca novel juga memiliki otak yang lebih fokus. Oleh karena itu, para pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh pada cerita dan memahami isi cerita tersebut.
Novel atau Film?
Pada akhirnya memang keduanya menurut saya memiliki sisi positif dan sisi negatif. Sisi negatif yang benar-benar terlihat pada novel adalah menurut saya untuk memahami keseluruhan sebuah novel kita akan memerlukan lebih banyak waktu ketimbang menonton film yang hanya satu setengah jam dan 2 jam sudah habis. Dan kembali, menonton film pun juga memiliki cukup banyak manfaat, sama seperti membaca novel.