Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Berwisata ke Hatay, Mutiara Selatan Turki yang Dikiaskan dalam Surah Yasin
27 Desember 2022 11:49 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Hatay atau lebih dikenal dengan nama Antakya di Turki , bekas kota besar sejak masa Kekaisaran Romawi, meninggalkan jejak sejarah masa lalu, bahkan dikiaskan dalam surah Yasin. Simak laporan Rizqan Kamil untuk acehkini jalan-jalan berikut ini.
Turki memiliki 81 provinsi dengan kota besar dan kecil. Kota besar ditentukan dengan populasi di atas 750 ribu. Ada 30 provinsi yang mewakili kota besar di Turki, terutama Istanbul, Ankara, Izmir, Bursa, Adana, Gaziantep, Konya, serta Hatay.
ADVERTISEMENT
Hatay terletak paling selatan wilayah Turki, ibu kota administrasinya adalah Antakya. Sejak dahulu Hatay lebih dikenal dengan nama Antakya. Didirikan 300 SM, Antakya diklaim sebagai kota ketiga paling besar di Kekaisaran Romawi. Bagi umat Kristen, Antakya merupakan kota kedua paling penting setelah Yerussalem. Sedangkan bagi umat Islam, Antakya dikenal dengan sebutan ‘Ujung Kota’, sebuah kota yang terkiaskan dalam surah Yasin.
Mujur, dalam satu kesempatan, saya bersama seorang teman bisa menapakkan kaki di Antakya. Memulai perjalanan dari Ankara, ditempuh 9 jam dengan menaiki bus umum. Harga tiket yang ditawarkan sekitar 400 Lira, atau setara Rp 335.000.
Pada awalnya, ada sedikit keraguan ketika kami menargetkan Antakya sebagai destinasi utama untuk berwisata, mengingat Antakya hanya berjarak 80 kilometer dari Aleppo. Tahun 2012-2016, Aleppo dianggap sebagai kota dengan efek perang sipil paling mematikan di dunia. Mencoba memupus keraguan akan keamanan, dengan modal keberanian diri, kami memutuskan langsung menuju Antakya.
Tiba di Antakya pagi, destinasi pertama kami diawali dengan sarapan pagi. Mengikuti google map, kami singgah di restoran UNESCO Hatay Gastronomi Evi, sebuah restoran yang digarap pemerintah sebagai representasi kota Gastronomi dunia yang kaya dengan peradaban kuliner. Di sini, kami mencicipi beberapa menu khas yang ditawarkan oleh pemerintah untuk promosi wisata.
ADVERTISEMENT
Puas sarapan, mengingat waktu yang sempit. Kami langsung menuju ke Antakya Museum Hotel. Kisah Museum Hotel ini dimulai tahun 2009 ketika keluarga Asfuroğlu, pebisnis besi dan baja Turki membangun hotel mewah di Antakya. Ketika penggalian pondasi hotel, para teknisi konstruksi tidak sengaja menemukan mozaik kuno yang diprediksi berumur 2.000 tahun. Terhalang dengan aturan ekskavasi, serta bingung dengan konsep dasar yang tidak mungkin dilanjutkan, keluarga Asfuroğlu terpaksa memutar otak supaya hotel ini sukses dibangun.
Keluarga Asfuroğlu akhirnya merekrut arsitek ternama Turki. Emre Arolat untuk proyek ini. Melalui tangan Emre, dirancanglah sebuah hotel dengan konsep "mengambang". Konsep ini diprediksi menelan biaya hingga $120 juta, serta menghabiskan 20.000 ton baja struktural, atau empat kali lipat dari pemakaian baja untuk Menara Eiffel di Prancis.
Sepanjang Mei hingga Desember 2010, 120 ekskavator, 35 arkeolog, 3 mesin, dan 10 truk bekerja siang malam untuk membersihkan lokasi yang ukurannya lebih dari 100.000 meter kubik tanah. Pada fase pembersihan, para pekerja berhasil menemukan 30.000 artefak, mozaik lantai terbesar di dunia, serta area-area pemandian peninggalan Romawi. Penemuan-penemuan ini kini dianggap sebagai penemuan arkeologi paling menakjubkan di abad 21.
ADVERTISEMENT
Puas mengunjungi Antakya Museum Hotel, segaris lurus perjalanan menuju Hatay Arkeologi Museum, kami singgah di sebuah gereja bersejarah yang kini menjadi museum. Bernama gereja St. Peter, tempat ini merupakan gereja gua tertua di dunia. Gereja St. Peter dibangun 38 tahun setelah kelahiran Nabi Isa AS, serta diprediksi menjadi tempat bermulanya nama Kristen. Terletak di tebing gunung, situs bangunan ini terdaftar sebagai Warisan Dunia Tentatif UNESCO sejak tahun 2011.
Tujuan kami berikutnya adalah Hatay Arkeologi Museum, sebuah lokasi dengan rating bagus yang menjadi rumah bagi beberapa koleksi mosaik terindah Romawi dan Bizantium pada abad ke-1 hingga abad ke-5 Masehi.
Dibuka untuk umum sejak 1948, Hatay Arkeologi Museum menampung lebih dari 2.500 mosaik kuno. serta dianggap sebagai museum dengan kumpulan benda-benda kuno terkaya di dunia. Selain mosaik, museum ini juga menampung satu patung unik Kaisar Hittit Suppiluliuma II, seorang kaisar yang diperkirakan hidup 200 tahun sebelum masa Nabi Daud AS. Patung Kaisar Hittit Suppiluliuma II ini ditemukan tahun 2012, dalam satu penggalian khusus di wilayah pegunungan Hatay.
Selesai ke museum, sebagai penutup jalan-jalan, kami sengaja singgah dan salat di Masjid Habib An-Najr. Komplek ini merupakan destinasi paling utama yang ingin kami ziarah dan datangi. Nama masjid An-Najr sendiri diambil dari “Habib the Carpenter” yaitu Habib An-Najr, seorang syuhada yang hidup pada masa Nabi Isa AS dan berdakwah di kota Antakya.
ADVERTISEMENT
Kisah beliau termaktub dalam surah Yasin ayat 20-27, di mana dalam tafsir beliau meyakini pesan tiga murid Nabi Isa AS yang dikirim kepada Bani Ya-Sin, kemudian menjadi syuhada karena keteguhan beliau akan risalah Nabi Isa AS. Syahid sebagai martir, makam Habib An-Najr terletak tepat di samping masjid. Umumnya setiap hari makam beliau diziarahi warga setelah salat 5 waktu.
Selain kisah Habib An-Najr, masjid itu memilik sejarah menarik lainnya. Bangunan masjid dulunya diperkirakan sebagai kuil Pagan. Selama persebaran era Kristen diubah menjadi gereja. Pada tahun 637, setelah direbut oleh Kekhalifahan Rashidun, diubah menjadi masjid. Diubah lagi setelah ditaklukkan oleh Bizantium pada tahun 969, berturut-turut diubah oleh Turki Seljuk pada tahun 1084, pasukan Perang Salib pada tahun 1098, dan terakhir oleh Baibars dari Kesultanan Mamluk pada tahun 1268.
ADVERTISEMENT
Setiap penaklukan, status bangunan diubah dari gereja menjadi masjid dan dari masjid menjadi gereja sesuai periode masing-masing. Masjid Habib An-Najr sempat hancur karena gempa pada tahun 1853. Setelahnya, Ottoman membangun kembali, namun menara dibiarkan tetap utuh berdiri tanpa renovasi.
Hatay dengan ibukota Antakya merupakan salah satu provinsi kosmopolitan di Turki. Juga rumah bagi kelompok minoritas agama seperti Kristen Ortodoks Syria, Katolik Syria, Maronit, Yunani Antiokhia, dan Armenia.
Kini perpaduan ragam minoritas berbasis agama ini dipakai oleh Pemerintah Hatay untuk melestarikan budaya tradisionalnya, dan diiklankan kepada turis-turis sebagai daya tarik lainnya seperti menghadiri langsung perayaan-perayaan keagamaan. Modal-modal ini yang akhirnya diekspresikan Hatay sebagai “Mutiara Selatan Turki”. []