Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Kanji Rumbi, Menu Berbuka Khas Aceh yang Tetap Diburu di Tengah Corona
12 Mei 2020 19:50 WIB
ADVERTISEMENT
Satu persatu pembeli datang silih berganti ke lapak dadakan milik Yenny Savitri yang menjual takjil Ramadhan kanji rumbi, di kawasan Lampaseh, Banda Aceh. Tempatnya tak pernah sepi sejak dibuka bakda ashar, sampai semua jualannya habis jelang berbuka. Kanji rumbi tak terusik virus corona .
ADVERTISEMENT
Yenny hanya menjual kanji rumbi di sana tak ada takjil lain. Aktivitas ini hanya dilakukan kala Ramadhan. Sehari, dia mampu menjual satu dandang atau sekitar 350 cup ukuran sedang. “Sama seperti tahun lalu juga, peminatnya sama,” katanya Selasa (12/5).
Virus corona yang sedang mewabah, diakuinya tak sedikitpun memberi pengaruh pada penjualan kanji rumbi tahun ini. Ini menandakan, kuliner ini dicintai oleh warga Aceh untuk menu berbuka dalam kondisi apapun.
Kanji rumbi memang kaya bumbu. Berbahan utama beras bermutu baik yang dimasak sampai menjadi bubur, lalu dimasukkan bersamaan sayur-sayuran serta bumbu rempah-rempah yang sudah digiling sebagai bumbu utama. Ada kentang, wortel, kunyit, jahe, bawang, daun sop, santan kelapa, daun pandan, serai, daun pandan dan banyak lainnya.
ADVERTISEMENT
Memasaknya butuh waktu dua sampai tiga jam. Setelahnya ditambah udang dan bawang goreng, untuk menambah nikmatnya rasa.
Bagi penikmatnya, kanji rumbi bukan sekadar makanan berbuka. Ini adalah makanan multi khasiat yang ampuh sebagai obat masuk angin dan maag. Maklum, bumbunya seperti jahe, daun serai, kunyit dan lainnya merupakan resep obat sejak dulu kala.
Selain di tempat Yenny, kanji rumbi di Banda Aceh juga dijual di beberapa lokasi penjualan takjil lainnya seperti di kawasan Pasar Aceh, Peunayong, Lampineung dan kawasan Ulee Kareng.
Pemerhati sejarah Aceh, Adli Abdullah mengatakan bubur kanji rumbi sebagai menu berbuka telah dikenal sejak masa Kesultanan Aceh, abad ke-16. Makanan ini diyakini berasal dari India.
ADVERTISEMENT
Menurut Adli, makanan itu datang dari Malabar, sebuah distrik di Negara India. Pada abad ke-16, masa kejayaan Kesultanan Aceh, banyak sekutu yang membantu peperangan mengusir Portugis dari Selat Malaka.
Salah satu sekutu Aceh adalah Malabar. Banyak pemuda Malabar yang masuk ke Aceh dan bermukim, umumnya bekerja menjadi tentara dan pembuat kapal perang. “Tentara Aceh saat itu dari berbagai bangsa, mereka membawa adat dan budayanya masing-masing,” ujar Adli.
Pemuda Malabar juga membawa budaya kulinernya, Kanji Rumbi yang menjadi menu mereka sehari-hari. Saat bulan ramadhan, mereka membagi menu itu kepada masyarakat secara umum dan dikenal luaslah kanji rumbi sampai sekarang. “Tradisi seperti sekarang itu, sudah dari dulu. Karena ada sunah membagi makan orang berpuasa,” katanya. []
ADVERTISEMENT