Konten Media Partner

Mei 2021, Banda Aceh Inflasi Sebesar 0,17 Persen

7 Juni 2021 16:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aneka kebutuhan dapur di pasar Peunayong, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Aneka kebutuhan dapur di pasar Peunayong, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Pada Bulan Mei 2021, Kota Banda Aceh mengalami inflasi sebesar 0,17 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,23 pada April 2021 menjadi 106,41 pada Mei 2021. Hal ini akibat adanya perkembangan harga berbagai komoditas pada Mei 2021 yang secara umum menunjukkan kenaikan.
ADVERTISEMENT
Data inflasi merujuk pada laporan BPS Kota Banda Aceh terkait Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi. Sementara, tingkat inflasi tahun kalender Januari-Mei 2021 sebesar 0,45 persen, dan tingkat inflasi pada Mei 2021 terhadap Mei 2020 sebesar 1,73 persen.
“Inflasi di Banda Aceh sendiri terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran,” jelas Fadhil, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Banda Aceh, Senin (7/6/2021).
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Banda Aceh, Fadhil.
Sementara itu secara teknis, Kepala Bidang Statistik Diskominfotik, Nourchalis, menjelaskan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Mei 2021 menunjukkan adanya penurunan sebesar 0,18 persen.
“Walau terjadi penurunan sebesar 0,18 persen, inflasi yang terjadi di Banda Aceh terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks (inflasi) pada tujuh kelompok pengeluaran, dan sebanyak tiga kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks (deflasi) sementara kelompok pengeluaran jasa pendidikan tidak mengalami perubahan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,00 persen; kelompok transportasi sebesar 0,41 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen; kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,21 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,15 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah pakaian dan alas kaki sebesar 0,35 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,04 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu: kelompok pendidikan.
Sementara itu dari 90 kota di Indonesia yang dipantau harganya pada Mei 2021, 78 kota mengalami inflasi dan 12 kota mengalami deflasi.
ADVERTISEMENT
"Informasi BPS tersebut juga menunjukkan bahwa inflasi tertinggi terjadi di kota Manokwari sebesar 1,82 persen. Inflasi terendah terjadi di kota Tembilahan sebesar 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di kota Timika sebesar 0,83 persen. Deflasi terendah terjadi di kota Palembang sebesar 0,02 persen,” terang Nourchalis.
Sedangkan dari 24 kota di Pulau Sumatera yang dipantau harganya pada Mei 2021, 20 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. “Inflasi tertinggi terjadi di kota Meulaboh (Aceh Barat) sebesar 0,79 persen, selanjutnya Kota Banda Aceh sebesar 0,17 Persen” terangnya. []