Konten Media Partner

Pengusaha Uni Emirat Arab Tunda Teken MoU Investasi di Pulau Banyak, Aceh

6 November 2021 14:20 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mercusuar di Pulau Ringgit dalam wilayah Pulau Banyak, Aceh Singkil. Foto: Abdul Hadi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Mercusuar di Pulau Ringgit dalam wilayah Pulau Banyak, Aceh Singkil. Foto: Abdul Hadi/acehkini
ADVERTISEMENT
Pengusaha Murban Energy dari Uni Emirat Arab menunda penekenan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Pemerintah Aceh terkait investasi di Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh. Sesuai rencana, MoU itu seharusnya ditanda tangan pada Selasa 2 November lalu.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, mengatakan MoU itu merupakan rencana bersama Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat. Penyiapan drafnya pun sudah dibahas lintas kementerian di bawah inisiatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
"Setelah draf MoU selesai, kita kirimkan ke Murban Energy melalui KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Abu Dhabi, karena memang Murban Energy meminta seperti itu," kata Muhammad kepada acehkini, Sabtu (6/11).
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA. Foto: Suparta Arz/acehkini
Menurut Muhammad, penandatanganan MoU sudah dijadwalkan secara bersama karena sudah masuk dalam agenda KBRI terkait kunjungan Presiden RI ke Uni Emirat Arab. Rencana ini disebut sudah mendapat sambutan dari Murban Energy, terutama dari Direktur Eksekutif Murban Energy yang sudah dua kali ke Pulau Banyak terkait rencana investasi ini.
ADVERTISEMENT
Muhammad menyebut pada 28 September lalu Duta Besar Republik Indonesia di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, mengundang Gubernur Aceh Nova Iriansyah secara resmi ke Abu Dhabi dan Dubai pada 1-5 November 2021.
"Di mana sangat jelas tersebutkan terkait kunjungan Presiden RI ke Abu Dhabi dan Dubai yang salah satu hal penting adalah terkait kelanjutan rencana investasi perusahaan UAE Murban Energy di Pulau Banyak, Singkil," ujar Muhammad.
Dalam surat itu, kata Muhammad, Duta Besar telah melakukan koordinasi dengan Murban Energy dan secara prinsip telah setuju untuk melakukan penandatanganan MoU. Sementara Murban Energy akan menyampaikan tentatif setelah melakukan kajian dan analisis terhadap draf MoU yang mereka terima.
"Secara tentatif jadwal penandatangan telah disiapkan pada 2 November 2021, namun sampai waktu tersebut pihak KBRI belum mendapatkan respon kepastian dari pihak Murban Energy," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Karena terkait investasi besar bagi Murban Energy, kata Muhammad, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Aceh sebagai bagian dari delegasi RI memberikan keleluasaan bagi Murban Energy untuk melakukan kajian dan analisis terhadap rencana investasi tersebut yang mungkin masih memerlukan waktu tambahan.
Muhammad menilai penundaan penandatanganan MoU suatu investasi yang berskala besar adalah sesuatu yang wajar sehingga mereka menghormati kebijakan Murban Energy.
Dalam pertemuan Gubernur Aceh dengan Presiden pada Kamis 4 November lalu pada kunjungan Presiden Paviliun Indonesia, Presiden Joko Widodo mengatakan akan mendorong dengan serius rencana MoU dengan Murban Energy yang merupakan follow up Letter of Intents (surat keseriusan) yang ditandatangani antara Gubernur Aceh dengan Managing Director Murban Energy, pada Maret 2021 di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sehari sebelum itu, Rabu 3 November lalu, juga dilaksanakan pertemuan bilateral antara Indonesia dan Uni Emirat Arab membahas investasi, perdagangan, dan ibu kota baru Indonesia.
"Walau terjadi penundaan MoU dengan Murban terkait Pulau Banyak, namun Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Aceh secara aktif turut mempromosikan potensi-potensi investasi lain (multiefek) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana investasi besar yang dilakukan oleh Uni Emirat Arab tersebut. Tentu juga potensi investasi lain di Aceh pada Dubai Expo 2021 ini," kata Muhammad.
Sebagaimana diketahui, Murban Energy berencana melakukan investasi dalam mengembangkan pariwisata di Pulau Banyak, Aceh Singkil. Jumlah investasi rencananya mencapai 300-500 juta USD.