Konten Media Partner

Video: Melihat Nelayan Tradisional di Alue Naga, Banda Aceh

15 Oktober 2019 8:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Dengan alat tangkap seadanya, nelayan di Gampong Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, tak henti melaut. Hasil tangkapan yang didapat sering tak seimbang dengan jerih payah. Salah satu potret kehidupan nelayan tradisional di Aceh.
ADVERTISEMENT
Salah seorang nelayan di Alue Naga, Ruslan, mengatakan sudah hampir dua bulan terakhir, hasil tangkapan selalu tidak maksimal. “Hampir setengah hari menebar pukat di laut, hasilnya selalu jauh dari harapan,” katanya, Senin (14/10).
Menurutnya, hasil penjualan ikan yang didapat kelompok nelayan per hari hanya Rp 250 ribu. Jika dibagi rata masing-masing nelayan, hanya memperoleh sekitar Rp 25 ribu. Itu pun jika semua hasil tangkapan dijual, tapi jika ikan tersebut dibawa pulang untuk konsumsi di rumah, maka mereka tak mendapat uang.
Menurut Ruslan, kondisi ini diakibatkan alat penangkap ikan yang sudah tertinggal jauh. Juga boat nelayan yang mereka miliki, berkapasitas terbatas. “Hanya mampu melaut dengan jarak 1 mil, beda dengan nelayan besar dengan kapal canggih. Mereka bisa mencari lokasi-lokasi yang banyak ikan,” jelas Ruslan.
ADVERTISEMENT
Mereka berharap, pemerintah dapat memperhatikan para nelayan di Alue Naga, membantu boat maupun alat tangkap yang lebih layak. []