Konten dari Pengguna

Genealogi dan Epistemologi PMII dalam Post Strukturalisme

Acep Jamaludin (Cepjam)
Seorang Aktivis pergerakan yang aktif dalam beberapa isu strategis pernah berkuliah di UIN SGD Bandung dan sekarang menjadi direktur kajian strategis di perusahaan sinergi riset nusantara yang bergerak dibidang konsultan politik dan riset
23 Agustus 2022 17:09 WIB
Ā·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Acep Jamaludin (Cepjam) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Bagaimana kita memulai percakapan ini? mungkin akan membahas mengenai apa itu Strukturalisme, Post Strukturalisme, Genealogi, dan Epistemologi dalam lingkup pengertian selanjutnya dihubungkan dengan PMII secara terstruktur dan faktual

diambil oleh acep
zoom-in-whitePerbesar
diambil oleh acep
Saya mempunyai tiga pertanyaan dalam pikiran saya pertama apa penjelasan mengenai strukturalisme dan post strukturalisme, kedua mengenai genealogi PMII dan yang ketiga soal epistemologi PMII sebagai suatu organisasi pasti memiliki jawaban dari ketiga pertanyaan saya tersebut.
ADVERTISEMENT
Pertama, saya akan membahas strukturalisme secara sederhana diartikan sebagai sebuah sudut pandangan filsafat yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme kecenderungan dalam metodologi ilmiah untuk menyingkapkan struktur - struktur objek pada awal abad 20. Awalnya dikembangkan oleh ahli humaniora ( linguistik, kritik sastra, psikologi, dan lain-lainnya ) ciri khasnya adalah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual objek melalui penyelidikan, penyingkapan sifat - sifat intrinsik yang tidak terikat oleh waktu, dan penetapan hubungan antara fakta atau unsur - unsur sistem tersebut melalui pendidikan. selanjutnya mengenai Post Strukturalisme secara pengertian adalah gerakan filsafat yang merupakan reaksi terhadap strukturalisme yang membongkar setiap klaim kebenaran universal, sebaliknya menjunjung tinggi permainan bebas tanda serta ketidakstabilan makna dan kategorisasi intelektual, singkatnya cara di mana bentuk-bentuk baru pengetahuan yang tidak dikenal pada masa sebelumnya itu muncul yang dapat mendefinisikan kehidupan modern.
ADVERTISEMENT
Dalam pandangan ini saya mencoba melihat mengenai perkembangan organisasi PMII dari masa ke masa apakah ada perubahan dari strukturalisme ke post strukturalisme atau bahkan keduanya sebagai gerakan filsafat dalam tubuh PMII yang di gunakan setiap kadernya sebagai dua blok doktrin filsafat untuk saling bertarung dalam proses kehidupan organisasi dan mengembangkannya, katakanlah dalam setiap konferensi atau kongres saya kira kedua doktrin gerakan filsafat ini selalu muncul dari pemikiran dan argumentasi kader sebab pasti saja ada pemikiran mengenai PMII seharusnya memiliki suatu struktur yang sama dengan NU dan tetap tidak terikat oleh penetapan hubungan antara fakta atau unsur - unsur sistem tersebut melalui pendidikan,lalu pandangan yang sebaliknya menjunjung tinggi permainan bebas tanpa makna dan kategorisasi intelektual, singkatnya cara di mana bentuk-bentuk baru pengetahuan yang tidak dikenal pada masa sebelumnya itu muncul yang dapat mendefinisikan kehidupan maju, contohnya pemikiran yang menganggap paradigma, nilai dan arah gerak lama sudah tidak diperlukan dan menginginkan pembaharuan organisasi dengan pemikiran para kader baru, tetapi kesalahannya para kader memahami post strukturalisme adalah anggapan jika senior atau pendahulu adalah sesuatu yang tidak terintegrasi dengan struktur yang baru dan mereka menginginkan kebebasan tanpa menginginkan campur tangan dari pendahulunya.
ADVERTISEMENT
Fenomena di atas selalu ada dan tumbuh di tubuh PMII yang justru menjadikan organisasi ini sangat fleksibel dan memiliki karakter khusus cara berpikir para kadernya yang amat menarik dan selalu memberikan suasana baru akan ekosistem organisasi meskipun keduanya memiliki kekurangan namun bagi saya post strukturalisme adalah gerakan filsafat yang cocok untuk dipertahankan dan dikembangkan sebagai doktrin corak berpikir kader, agar organisasi ini dapat terus bertahan dan mengimbangi setiap perubahan di dalam kehidupan dunia, namun harus diluruskan kembali mengenai persoalan hubungan yang terintegritas antara pendahulu dan yang sedang melakukan proses organisasi.
Kedua, genealogi dalam pengertian bukanlah semata sejarah, pencarian akan asal-usul, verbal maupun material, namun semacam penelanjangan, melepaskan topeng, melucuti pretensi universalitas dan klaim yang semata mementingkan diri sendiri dari spiritualitas. Nietzsche menyajikan teknik genealogi seolah-olah itu bukan apa-apa selain hanya deskripsi saja, namun bahasanya memperlihatkan bahwasanya itu tidak lain adalah penelanjangan atas ke semua hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Genealogi PMII adalah hasil dari keinginan NU supaya memiliki kaum intelektual muda di tingkat kampus yang memiliki keterkaitan budaya, struktur, dan nilai strategis dengan kelompok NU, dari beberapa literatur asal - usulnya organisasi ini sangat jelas selain sebagai panjang tanganan NU, PMII adalah kelompok strategis mahasiswa untuk melawan kepemimpinan nasional yang menindas dan menghilangkan nilai kemanusiaan terbukti dari setiap periode dan awal kelahirannya PMII selalu kritis atas kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat.
Selain itu keberpihakan PMII mengenai posisinya sebagai organisasi kemahasiswaan memiliki perkembangan yang menarik mengenai hubungannya dengan NU dan Negara.
Ketiga, perihal epistemologi secara sederhana dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang pengetahuan, artinya epistemologi merupakan suatu cabang utama filsafat yang khusus mengkaji tentang teori ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Ada Tiga alasan untuk menjelaskan epistemologi PMII meliputi strategis, kebudayaan, dan pendidikan. Pertama, pertimbangan strategis terhadap epistemologi PMII ialah agar dapat memahami pentingnya PMII bagi Masyarakat, Negara dan Agama baik dari segi manfaat dan perolehan ilmu. Kedua, pertimbangan kebudayaan terhadap epistemologi PMII ialah dapat memahami dan mengungkapkan makna yang terkandung pada ekspresi budaya organisasi, baik itu makna budaya yang berupa tulisan, lisan maupun simbol. Ketiga, pertimbangan pendidikan terhadap epistemologi PMII bersifat usaha sadar pada pandangan secara sentral, di mana pendidikan dicirikan dengan proses mulai dari penetapan visi misi, kurikulum, capaian pelajaran yang ingin raih, penentuan pelajaran yang akan dikaji, hingga evaluasi hasil pembelajaran. Dari proses inilah akan menuntun, mempertajam, dan membantu dalam memahami PMII secara terstruktur.
ADVERTISEMENT
Dari ketiga pertanyaan tersebut saya memiliki sebuah pandangan yang selalu dipikirkan mengenai PMII di mana memiliki Aturan, sistem dan prosedur, keseluruhan konsep di mana pengetahuan itu dibentuk dan dihasilkan wacana dalam pengertian ini adalah keseluruhan aspek di mana bahasa dipakai dengan tata cara tertentu. Wacana paling berperan untuk membentuk dan menciptakan pengetahuan untuk subjek dan objek yang berpengaruh di dalamnya termasuk kekuasaan dalam organisasi bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan relasi - relasi yang bekerja dalam ruang dan waktu tertentu. Hubungan saling keterkaitan antara pemikiran dengan bahasa, bagaimana orang mengetahui dirinya dan orang lain melalui apa yang dihasilkannya sebagai kekuasaannya. Kekuasaan memproduksi kebenaran, karena kebenaran berada di dalam produk yang dihasilkan oleh sistem kekuasaan tersebut yang memproduksi kebenaran dan mempertahankan kebenaran itu. Karena itu kebenaran tidak ada dengan sendirinya, dan tidak berada di luar kekuasaan, tetapi berada dalam kekuasaan itu. Karena itu, kekuasaan adalah kebenaran.
ADVERTISEMENT
Termasuk genealogi PMII yang memberikan kesadaran bahwa organisasi ini selalu lentur dengan posisi dan tidak selalu tetap dalam satu keberpihakan mengenai asal usulnya namun yang paling jelas adalah baik dan buruknya organisasi ini secara sejarah adalah organisasi yang tidak sempurna disebabkan kecenderungan kebenaran atas kekuasaan, selain itu epistemologi PMII yang selalu terlibat dalam persoalan kenegaraan, keagamaan dan kondisi masyarakat adalah bukti bahwa corak pendidikan dan budaya organisasi ini adalah organisasi kaderisasi yang memiliki nilai ketuhanan dan kemanusiaan, sebagai makna universal untuk menuntun setiap kadernya untuk menjaga cita - cita kemerdekaan negara. lalu lakukanlah kebebasan dalam berpikir namun tetap terpimpin dalam nilai universal.
Tujuan tulisan ini bukan untuk membuat gambaran program yang rinci mengenai tata organisasi masa depan yang dikehendaki. Jika menyangkut urusan pengetahuan dan gerakan kita telah sedikitĀ  melampaui tugas yang pada hakikatnya penting, ini karena dalam bidang ini kita mungkin akan segera terpanggil untuk menciptakan kerangka kerja yang di dalamnya menumbuhkan organisasi di masa depan mungkin akan berlangsung untuk jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Banyak hal akan bergantung pada bagaimana kita menggunakan kesempatan yang akan kita punyai di masa depan itu. Tetapi apa yang kita lakukan, ini hanyalah permulaan dari suatu proses baru yang berat dan panjang, yang di dalamnya kita semua berharap akan tahap demi tahap menciptakan suatu lingkungan yang sangat berbeda dari lingkungan yang telah kita kenal selama ini. Setidaknya meragukan apakah pada tahap ini sesuai yang diinginkan dan banyak gunanya atau apakah ada seseorang yang kompeten untuk menyediakannya.
Hal yang terpenting sekarang adalah bahwa kita akan bisa sependapat mengenai prinsip tertentu dan membebaskan diri kita dari beberapa kesalahan yang telah lampau, betapa pengakuan semacam ini tidak menyenangkan, sudah saatnya rintangan rintangan yang telah menghambat jalan kita karena kebodohan insani kita, dan untuk menyalurkan energi kreatif setiap individu, menggunakan organisasi untuk memandu dan mengarahkan untuk menciptakan kondisi yang cocok untuk kemajuan dan merencanakan kemajuan.
ADVERTISEMENT
Hal pertama yang dilakukan adalah membebaskan diri kita sendiri dari ancaman yang bertindak dan memberikan informasi kabur dan sukar di masa kini. Kita tidak akan pernah tumbuh bijaksana sebelum kita mengerti bahwa banyak hal yang telah kita lakukan adalah hal yang sangat bodoh.
Jika kita mau membangun organisasi lebih baik, kita harus memiliki keberanian untuk memulai awal baru bahkan jika itu langkah mundur untuk melompat lebih jauh ke depan. Bukan orang-orang yang percaya pada kecenderungan - kecenderungan yang akan memperlihatkan keberanian ini, juga bukan orang yang selalu menyuarakan suatu tata baru yang sebenarnya kecenderungan masa lalu, dan yang tau nya hanya meniru.
Dalam hal ini kita tidak berhak merasa superior dibanding para pendahulu kita dan kita tidak boleh melupakan bahwa kita lah orang-orang penerus nya dan bukan mereka. Prinsip pemandu nya, bahwa kebijakan yang menjamin kebebasan bagi setiap individu dan memandu serta mengarahkan adalah kebijakan yang benar benar progresif.
ADVERTISEMENT
Terakhir saya memohon maaf kepada seluruh kader PMII jika menemukan dan membaca tulisan ini namun tidak menemukan pengetahuan baru dikarenakan saya menulis ini hanya ingin memberikan gambaran mengenai ketiga pertanyaan yang selalu muncul dari pikiran saya, dan saat ini saya bersyukur bahwa genealogi PMII dan epistemologi PMII sebenarnya sudah jelas bahwa asal usulnya adalah kelompok intelektual yang memiliki kesadaran kritis untuk kebermanfaatan bangsa dan Agama, pesannya bagi seluruh kader PMII jangan terlalu terjebak dengan pemikiran strukturalisme dan post strukturalisme sebagai doktrin filsafat itu cukup dalam persoalan cara berpikir bukan sebagai pengganti nilai luhur organisasi dalam membela kaum tertindas.