Konten dari Pengguna

Self-Care Bukan Tren: Mengapa Kesehatan Mental Butuh Perhatian Serius?

ach roihan
Mahasiswa keperawatan um surabaya
24 Oktober 2024 9:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ach roihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
Di era modern ini, istilah self-care sering terdengar di berbagai platform, terutama media sosial. Banyak orang membagikan momen-momen yang menunjukkan mereka merawat diri, baik melalui meditasi, perawatan kulit, olahraga, atau sekadar beristirahat dari rutinitas. Sementara konsep self-care ini pada dasarnya positif, banyak yang memandangnya sebagai tren sementara yang terfokus pada hal-hal superfisial. Padahal, kesehatan mental, yang menjadi esensi dari self-care, adalah aspek fundamental dari kesejahteraan individu yang memerlukan perhatian lebih serius daripada sekadar mengikuti arus tren.
ADVERTISEMENT
Self-care sebenarnya lebih dari sekadar aktivitas fisik untuk menyegarkan diri. Ia mencakup upaya menyeluruh untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan fisik seseorang. Namun, seringkali yang ditonjolkan di media adalah aspek-aspek permukaannya, seperti penggunaan produk kecantikan atau sesi relaksasi yang difoto dengan apik. Hal ini menjadikan self-care tampak seperti sesuatu yang dangkal dan konsumtif, sementara makna mendalamnya, yaitu perawatan kesehatan mental, seringkali terabaikan.
Kesehatan mental adalah masalah serius yang berdampak pada kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan, terus meningkat, terutama di kalangan generasi muda. Namun, stigma yang melekat pada kesehatan mental membuat banyak orang enggan untuk berbicara atau mencari bantuan. Masyarakat masih cenderung memandang kesehatan mental sebagai tanda kelemahan atau sesuatu yang bisa diatasi dengan kemauan kuat semata. Padahal, gangguan kesehatan mental adalah kondisi medis yang membutuhkan penanganan dan perhatian sama seriusnya seperti penyakit fisik.
ADVERTISEMENT
Kita juga harus menyadari bahwa kehidupan modern membawa tantangan baru bagi kesehatan mental. Tekanan untuk selalu tampil sempurna, baik di dunia nyata maupun di media sosial, semakin membuat orang merasa tidak cukup baik. Fenomena ini dikenal dengan istilah imposter syndrome atau perasaan tidak layak, di mana seseorang terus-menerus merasa dirinya tidak kompeten meski bukti menunjukkan sebaliknya. Begitu pula dengan budaya hustle, yang mendorong seseorang untuk terus bekerja keras tanpa henti hingga sering mengabaikan kebutuhan istirahat dan kesejahteraan mentalnya.
Dalam konteks ini, self-care harus dipahami sebagai kebutuhan yang esensial, bukan sekadar tren yang berfokus pada penampilan atau gaya hidup. Merawat kesehatan mental melibatkan tindakan yang lebih dalam, seperti mengenali dan mengatasi stres, menjaga hubungan sosial yang sehat, serta mencari bantuan profesional saat dibutuhkan. Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi saat ini adalah meruntuhkan stigma yang menghalangi orang untuk berbicara secara terbuka tentang kesehatan mental. Terapi, konseling, atau sekadar berbagi cerita dengan orang yang dapat dipercaya adalah bentuk-bentuk self-care yang seharusnya menjadi bagian dari rutinitas hidup kita.
ADVERTISEMENT
Pemerintah dan lembaga kesehatan juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Akses ke layanan kesehatan mental harus diperluas dan lebih mudah dijangkau. Kampanye kesehatan mental yang mendalam dan edukatif perlu ditingkatkan untuk mengubah pandangan masyarakat yang cenderung meremehkan pentingnya kesejahteraan psikologis. Selain itu, sekolah, universitas, dan tempat kerja perlu lebih aktif dalam menyediakan ruang aman bagi individu untuk mendiskusikan masalah kesehatan mental mereka.
Pada akhirnya, kita harus menyadari bahwa self-care bukanlah sekadar "tren" yang bisa kita ikuti atau abaikan ketika sudah tidak populer lagi. Kesehatan mental adalah fondasi kesejahteraan kita, dan merawatnya harus menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari. Merawat kesehatan mental tidak selalu mudah, tetapi ini adalah investasi jangka panjang yang akan membawa dampak positif pada kualitas hidup kita. Kita semua harus mulai melihat self-care sebagai kebutuhan yang serius dan berkomitmen untuk menjaga kesehatan mental, baik untuk diri sendiri maupun orang-orang di sekitar kita.
ADVERTISEMENT