Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wujudkan Indonesia Bebas Stunting Melalui Gerakan Generasi Merdeka Stunting
17 Juni 2022 9:02 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari ACT Jakarta Pusat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Stunting mengancam kualitas SDM bangsa Indonesia. Usaha pemerintah mewujudkan Indonesia bebas stunting pada tahun 2030 harus didukung dengan bergotong-royong, salah satunya hadir melalui Gerakan Generasi Merdeka Stunting.
ACTNews, JAKARTA TIMUR — Berdasar Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, angka stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen atau sekitar 5,33 juta balita. Angka ini masih berada di atas standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20 persen.
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan pada tahun 2024 angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen atau di bawah standar WHO dan tahun 2030 Indonesia bebas stunting. Untuk mewujudkan tujuan ini, berbagai elemen bangsa perlu bergotong-royong sehingga cita-cita mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang maju terwujud.
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar menjelaskan, melalui Humanity Medical Services (HMS), ACT berkomitmen bersama pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Kota Jakarta Timur, untuk menangani stunting di Indonesia. Sebab, Ibnu menyebut stunting memberikan dampak panjang terhadap kualitas SDM di masa yang akan datang.
“Jika kualitas SDM buruk akibat stunting, masa depan Indonesia menjadi taruhan. Cita-cita mewujudkan Indonesia Emas di 100 tahun kemerdekaan dan menjadi bangsa yang maju bisa terhambat,” jelas Ibnu di Kantor Walikota Jakarta Timur, Rabu (15/6/2022).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya dengan Gerakan Generasi Merdeka Stunting, ACT mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergotong royong mengatasi masalah stunting di Indonesia. Dengan adanya gerakan ini, diharapkan semua elemen masyarakat sadar dan turut berkontribusi mewujudkan Indonesia bebas stunting.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Walikota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengatakan, membebaskan suatu daerah dari stunting adalah tantangan besar. Meski sulit, Anwar menyebut hal tersebut tetap dapat dilakukan. Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur telah melakukan upaya pencegahan meluasnya stunting selama bertahun-tahun lewat berbagai program.
Baca juga: BKKBN: Stunting Ancam Bonus Demografi Indonesia
Namun, Anwar tidak memungkiri bahwa Pemkot Jakarta Timur juga membutuhkan kerja sama dari semua pihak dalam masyarakat untuk mensukseskan Jakarta Timur yang merdeka dari stunting. Oleh karenanya, Anwar sangat mengapresiasi hadirnya program Gerakan Generasi Merdeka Stunting yang digaungkan ACT. Anwar berharap, program ini dapat membantu percepatan mengentaskan masalah stunting di Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
"Warga Jakarta Timur ada sekitar 3,2 juta orang. Bayi dan anak-anak usia sekolah itu paling banyak di Jakarta Timur dibanding wilayah Jakarta lainnya. Melalui Gerakan Generasi Merdeka Stunting dari ACT yang akan diselenggarakan di Indonesia, Jakarta Timur menjadi kota pertama dilaksanakannya program ini. Kami berharap, program dari ACT ini akan sejalan dengan program pemerintah yang sudah ada untuk berkomitmen menurunkan angka stunting di Indonesia," ujar Anwar.
Lebih lanjut, Anwar menjelaskan ada 19 daerah di Jakarta Timur yang menjadi pusat penanganan stunting. Anwar menyebut, program Gerakan Generasi Merdeka Stunting di Jakarta Timur akan difokuskan pada wilayah-wilayah tersebut.
"Semoga kolaborasi ini bisa terus berkesinambungan untuk masa yang akan datang. Program ini juga akan terus dipantau dan dievaluasi setiap bulan. Kami juga akan bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan terkait untuk melihat capaian program ini. Program ini akan terus kami teken akan kita bisa sepenuhnya terbebas dari stunting," tegas Anwar.
ADVERTISEMENT
Langkah HMS-ACT Atasi Stunting
Menurut Direktur HMS-ACT Dokter Arini Retno Palupi, stunting merupakan salah satu masalah pada anak akibat kekurangan gizi dalam tubuhnya. Akibatnya, ukuran tubuh anak kerdil/ pendek daripada anak seusianya. Kekurangan gizi diakibatkan anak tidak mendapatkan asupan gizi yang seimbang baik saat di dalam kandungan maupun di awal kehidupannya.
Dalam mengatasi stunting, perlu upaya yang menyeluruh dan berkesinambungan, dari hulu hingga ke hilir. Sehingga hasilnya maksimal dan stunting dapat diatasi hingga ke akar permasalahannya.
Langkah pertama adalah memberikan edukasi kepada perempuan, calon ibu, ibu hamil, dan anak-anak akan pentingnya asupan gizi seimbang. Ibu dan ibu hamil memiliki peran yang strategis dalam mengatasi stunting dan mewujudkan anak-anak bebas stunting.
ADVERTISEMENT
Langkah selanjutnya adalah melakukan penyaringan status gizi anak. Dari hasil penyaringan gizi, akan diketahui anak dengan stunting, gizi seimbang, buruk, normal, atau berlebih. Nantinya, tim HMS-ACT akan melakukan tindakan pendampingan dan pemantauan status gizi anak yang stunting secara berkala.
"Jadi, setiap dua pekan atau sepekan sekali akan kita berikan bahan pangan, makanan gizi seimbang, edukasi, serta monitoring gizi seperti penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan. Ini jangka panjang, minimal tiga bulan," jelas Dokter Arini.
Selain pendampingan status gizi anak, HMS-ACT juga melakukan pendampingan yang bersifat pemberdayaan ekonomi kepada orang tua. Jika ekonomi orang tua terpenuhi, akses anak mendapat asupan gizi seimbang diharapkan lebih mudah.