Konten dari Pengguna

Kekhawatiran Tidak Jadi Penghalang untuk Bantu Warga Isoman

ACT Tangerang Selatan
The official account of humanitarian relief organization Aksi Cepat Tanggap Tangerang Selatan. Please also find us on Instagram: @act.tangsel dan Facebook: Aksi Cepat Tanggap Tangerang Selatan.
9 Juli 2021 16:57 WIB
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ACT Tangerang Selatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim ACT mengantarkan paket sembako ke rumah-rumah warga yang menjalani isolasi mandiri di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Rabu (7/7). Foto: ACT/Syahrain F.
zoom-in-whitePerbesar
Tim ACT mengantarkan paket sembako ke rumah-rumah warga yang menjalani isolasi mandiri di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Rabu (7/7). Foto: ACT/Syahrain F.
ADVERTISEMENT
Siang itu, Rabu (7/7), sekelompok orang dengan dengan hazmat suit menyusuri satu per satu gang di RT03/09, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel). Didampingi Ketua dan Ibu RT setempat, mereka sambangi rumah-rumah warga yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman).
ADVERTISEMENT
Kata Pak RT Herman, dalam dua pekan terakhir, gelombang isoman di tengah warganya kembali merebak. Setelah sebelumnya ada 4 warganya yang meninggal dunia dalam masa isoman.
Sehingga, ada kekhawatiran di dalam dirinya ketika mesti mengambil risiko menengoki warga-warga yang masih berjuang untuk sembuh dari Covid-19 tersebut. Akan tetapi, tidak memberanikan diri untuk mendatangi mereka akan membuat keadaan lebih buruk, menurutnya. Karena, dalam keadaan seperti itu, uluran tangan warga sekitar menjadi sangat krusial bagi mereka untuk bertahan hidup.
"Selama isoman ada bantuan dari warga sekitar. Ya, ala kadarnya lah... Alhamdulillah, saya ada kas RT, sedikit-sedikit saya bantu," tutur Herman.
Berdasarkan data yang dia miliki, ada 20 keluarga yang masih mengisolasi diri di rumah. Ruang gerak mereka terbatas untuk keluar rumah karena takut akan membahayakan orang lain.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Pak RT, istrinya, serta sejumlah relawan dengan hazmat itu memutuskan untuk mengetuk satu per satu pintu rumah warganya.
"Bu, ada paket ya, saya taruh di depan rumah. Ibu ngga usah keluar, di dalam saja," seru Bu RT.
Setelah sang pemilik rumah menyahut, tim dengan hazmat suit tadi meletakkan paket berisi sembako. Sang penerima, seorang ibu, membuka sedikit daun pintu rumahnya untuk mengucapkan terima kasih. Tampak dari wajahnya raut kelelahan, yang mungkin muncul karena akumulasi situasi darurat saat ini. Dari mulai kesulitan mencari nafkah, terhentinya bantuan pemerintah, juga rasa cemas karena ada anggota keluarga yang masih berjuang untuk sembuh.
Meski begitu, senyum tetap merekah dari bibirnya. Ia senang karena rombongan Pak RT beserta para relawan berhazmat dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) itu mengantarkan paket sembako langsung ke rumahnya.
ADVERTISEMENT
"Ketika masa penyembuhan ini, alhamdulilah kita mendapat bantuan dari ACT. Karena, (bantuan) dari pihak pemerintah sudah disetop sejak akhir 2020. Adanya ini (bantuan ACT) 100 persen saya suka banget," ujar Pak RT Herman.
Sesuai dengan jumlah warga yang isoman tersebut, sebanyak 20 paket sembako telah ditunaikan ke para penerima.
Tim relawan ACT masuk ke wilayah RT03/09, Ciputat Timur, untuk mengantarkan sembako ke rumah-rumah warga isoman. Foto: ACT/Syahrain F.
Nasi Kering
Di hari yang sama, tim ACT didampingi Ketua RW 01 Muslih juga mengantarkan paket sembako ke 13 keluarga yang menjalani isoman di RT01, kelurahan Pondok Aren.
Para warga juga juga merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut. Karena, banyak dari mereka yang menjalani isoman begitu terdampak ekonominya semenjak pandemi.
"Mereka di sini ada yang petani, ojek online, (atau) kerja bangunan. (Bantuan) itu bermanfaat untuk warga saya karena mereka diminta isolasi mandiri di rumah. Sedangkan, nasi di rice cooker (mereka) sudah pada kering," ungkap Muslih.
ADVERTISEMENT
"Saya atas nama warga, mewakili RT 01 mengucapkan terima kasih sekali ke tim ACT karena telah peduli lingkugan RT 01," tutupnya.
Kerawanan pangan di masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu fokus permasalahan yang direspons lembaga kemanusiaan ACT. Melalui program bernama Operasi Pangan Gratis (OPG) ini, ACT bersama berbagai elemen masyarakat dan pemerintah terus berupaya menjangkau lebih banyak orang yang terdampak corona.
Rep: Syahrain F.