Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Rumahnya Ludes Terbakar, Fathimah Butuh Seragam dan Buku untuk Tetap Sekolah
27 Agustus 2021 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari ACT Tangerang Selatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebakaran yang melahap hampir seluruh rumah di kampung pemulung di Jurangmangu Barat, Tangerang Selatan, pada Rabu (25/8) dini hari, membuat sebagian warganya bingung harus tinggal di mana. Kebingungan itu berlipat ganda karena di antara mereka ada anak-anak dan orang tua yang sedang sakit.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang dialami Sofia dan anaknya yang bernama Fathimah. Ketika tim ACT mendatangi lokasi kebakaran, Sofia, Fathimah, dan para korban selamat lainnya tampak duduk termangu dengan raut wajah yang menunjukkan kebingungan bercampur sedih.
Banyak hal yang mesti Sofia pikirkan. Yang paling memusingkannya adalah kesedihan Fathimah karena buku-buku sekolahnya terbakar. Air matanya tak mampu dibendung Fathimah ketika Sofia mulai menceritakan hal itu ke tim ACT.
Sebagai siswi kelas 9 SMP, tentu Fathimah punya harapan untuk bisa lulus dan melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA. Kejadian itu sontak membuat harapannya seakan sirna bersamaan dengan seragam-seragam dan buku sekolahnya yang telah menjadi debu.
“Saya engga tahu bagaimana dia (Fathimah) sekolah besok kalau seperti ini. Kita ngga sempat nyelamatin barang-barang karena bapaknya juga lagi sakit. Jadi selamatkan nyawa dulu,” ungkap Sofia.
ADVERTISEMENT
Sofia juga menceritakan, ketika para warga mulai panik, ia buru-buru menyelamatkan orang tuanya terlebih dulu yang sedang sakit karena api menyebar begitu cepat. Sementara, Fathimah bahkan tidak sempat untuk memakai kerudungnya. Sehingga, ia terpaksa mengambil handuk untuk menutupi kepalanya.
Sepanjang pembicaraan dengan tim ACT, Fathimah hanya tertunduk dengan ‘kerudung dadakannya’ itu. Ketika tim beranjak dari puing-puing rumahnya, tampak dari kejauhan Fathimah masih dengan pose tertunduknya.
Ia berharap tetap bisa sekolah meski tidak tahu bagaimana melakukannya dalam kondisi seperti itu.
Itu hanya satu cerita yang dialami oleh Sofia dan Fathimah. Sementara, ada sekitar 88 kepala keluarga yang bermukim di kampung pemulung tersebut.
Tim ACT bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) datang ke lokasi membawa stok bantuan darurat kebencanaan seperti beras, bubur untuk bayi, popok, pembalut, pakaian layak pakai, air mineral, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT