Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sebelum Lock Down diberlakukan
27 Maret 2020 12:58 WIB
Tulisan dari adhi nur seto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tingginya angka kasus Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) di Indonesia, memicu perbedaan pandangan di kalangan masyarakat tentang "Apalah Lock Down perlu dilakukan"? Beberapa kalangan menilai, lock down adalah satu-satunya solusi untuk memutus mata rantai penularan. Namun pemerintah memilih untuk tidak melakukannya. Pemerintah berdalih, lock down akan mengakibatkan dampak perekonomian yang besar. Oleh karenanya, sampai saat ini pemerintah mengandalkan strategi Social Distancing, atau yang kini diubah menjadi Physical Distancing, untuk mengurangi penyebaran corona virus.
ADVERTISEMENT
Walau sebenarnya, jika kita mengkaji proses perkembangan kasus Covid-19 di negara-negara lain, lock down bukanlah sebuah pilihan. Lock down merupakan salah satu tahapan dari beberapa tahap yang dilakukan untuk mengendalikan angka penyebaran Covid-19. Saat ini mungkin pemerintah Indonesia menilai belum perlu melakukan lock down, karena situasinya dianggap belum separah Italia atau Spanyol. Namun di saat ledakan kasus Covid-19 sudah tidak bisa dikendalikan lagi, maka lock down adalah sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu, pemerintah perlu menyiapkan antisipasi dari situasi terburuk. Apalagi, kita akan menghadapi bulan Ramadhan dan Syawal, bulan dengan mobilitas manusia yang tinggi. Dan, seperti yang sudah banyak diberitakan, walau saat ini belum memasuki bulan Ramadhan, banyak para perantau di ibukota yang sudah kembali ke daerah masing-masing. Kedatangan mereka ternyata berbanding lurus dengan meningkatnya angka kasus Covid-19 di daerah.
ADVERTISEMENT
Maka bila lock down sudah tidak bisa ditawar lagi, pemerintah perlu menyiapkan hal-hal yang merupakan kebutuhan mendasar masyarakat. Ini perlu dipersiapkan dari sekarang agar kebijakan lock down berjalan efektif sehingga dapat mengurangi penyebaran Covid-19.
Hal yang paling mutlak dipersiapkan saat menghadapi lock down adalah ketersediaan bahan makanan. Sebelumnya Pemerintah Provinsi DKI pernah mengeluarkan pernyataan bahwa persediaan makanan di DKI Jakarta cukup untuk dua bulan mendatang. Kondisi ini patut kita syukuri, artinya bila lock Down benar dilakukan, khusunya di daerah dengan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi, seperti DKI Jakarta, setidaknya masyarakat tidak khawatir soal logistik sehari-hari selama masa lock down.
Selanjutnya, yang harus dipikirkan adalah, cara agar logistik dapat sampai kepada warga. Tentu bukan hanya warga yang tinggal di rumah, tapi juga warga perantau yang tinggal di kos-kosan. Dalam hal ini, apakah pemerintah akan mendistribusikan logistik tersebut ke rumah warga, atau perwakilan rumah tangga diperbolehkan mengambil logistik di pos-pos yang telah ditentukan. Namun apapun caranya, yang jelas pemerintah mesti memikirkan secara matang, serta menyiapkan perangkat-perangkat yang dibutuhkan agar tidak terjadi kekacauan dalam proses distribusi logistik tersebut.
ADVERTISEMENT
Yang kedua, kehidupan manusia modern tidak bisa dipisahkan dari listrik. Harus disadari, hasil penemuan jenius cendikiawan asal Yunani bernama lengkap Ampere Michael Faraday ini telah merubah kehidupan manusia secara fundamental. Hampir dipastikan, tidak ada rumah tangga yang tidak menggunakan barang elektronik. Dari televisi, rice cooker, kipas angin, AC, Handphone, Laptop, kulkas, semua membutuhkan daya listrik. Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan ketersediaan listrik selama masa lock down berlangsung. Apalagi beban listrik selama lock down dipastikan akan meningkat, mengingat masyarakat akan menghabiskan waktunya di rumah saja. Apabila listrik mati saat lock down, maka akan menimbulkan keresahan masyarakat yang dapat berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan dan membuat lock down tidak berjalan secara efektif.
ADVERTISEMENT
Yang ketiga adalah air. Dari sejak zaman manusia purba hingga era sapiens menempati planet bumi, air adalah elemen terpenting kehidupan. Sebab tanpa air tak akan ada kehidupan di bumi. Namun seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan air bersih semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, meningkatnya jumlah penduduk, khususnya daerah perkotaan. Dan, yang kedua, karena sumber air bersih banyak yang dikelola secara privat sehingga akses masyarakat terhadap air bersih semakin sulit. Oleh karenanya, pemerintah perlu memastikan ketersediaan air bersih untuk warganya selama masa lock down, baik untuk konsumsi maupun untuk keperluan kebersihan.
Keempat, LPG. Saat ini hampir bisa dipastikan semua rumah menggunakan kompor gas untuk keperluan memasak. Bahkan hingga di daerah pelosok sekalipun, masyarakat telah menggunakan kompor gas. Oleh karenannya ketersediaan LPG tidak kalah penting dengan kebutuhan mendasar lainnya. Apalagi sampai saat ini belum ada bahan bakar alternatif lain yang disiapkan untuk mengganti LPG.
ADVERTISEMENT
Kelima, Internet. Sebagaimana kebutuhan dasar lainnya, internet telah menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia modern. Kebutuhan akan informasi, sosialisasi, pembelajaran, dan urusan pekerjaan dapat dipenuhi dengan internet. Dengan akses internet yang stabil memungkinkan masyarakat tetap menjalin hubungan sosial dan dapat mengerjakan work from home saat lock down.
Selain itu, dalam situasi wabah yang penuh dengan ketidakpastian, yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah support, dan solidaritas sosial sehingga masyarakat bisa saling menguatkan. Upaya mencegah virus corona dengan cara isolasi diri jejaring sosial justru menimbulkan dampak lain yaitu menurunnya kesehatan mental masyarakat. Dalam keadaan mental yang kurang sehat, atau stress, dapat menyebabkan ketahanan tubuh melemah, sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap virus.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu pemerintah beserta penyedia layanan internet perlu memastikan stabilitas jaringan internet, agar aktivitas masyarakat tetap berjalan baik walau di dalam rumah. Serta, untuk menghindari hal-hal buruk yang timbul karena tidak adanya akses terhadap internet.
Yang keenam, pelayanan kesehatan Ibu dan anak. Di saat semua mata dan perhatian terfokus pada kasus Covid-19, ada hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja, bahkan harus tetap mendapat perhatian utama. Yaitu, pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak. Pasalnya, keduanya adalah kelompok yang rentan terhadap berbagai macam penyakit.
Oleh karena itu, walaupun semua energi, sumberdaya dan infrastruktur kesehatan saat ini difokuskan untuk pasien Covid-19, pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak harus tetap diutamakan, seperti pemeriksaan kehamilan dan imunisasi balita, harus tetap berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar Ibu dan anak sebagai kelompok rentan tetap sehat, dan terhindar dari Corona.
ADVERTISEMENT
Yang terakhir dan tidak kalah penting adalah penyediaan layanan konseling mental. Belajar dari beberapa negara yang telah menerapkan kebijakan lock down, dampak yang muncul diantaranya adalah meningkatnya angka penderita gangguan mental. Hal ini terjadi karena masyarakat dihadapkan pada kondisi yang tidak biasa, penuh dengan ketidakpastian. Maka, masa-masa kesepian saat kebijakan lock down diterapkan dapat memicu depresi, yang tidak sedikit berujung pada kematian atau perceraian Oleh karena itu keberadaan layanan konseling mental sangat penting, agar masyarakat tetap kuat mental dalam menjalani hidup di tengah lock down.
Jika semua persiapan telah dilakukan, setidaknya Indonesia telah siap menghadapi situasi terburuk yang akan terjadi, yaitu lock down. Selain itu, persiapan yang matang dalam peperangan melawan Corona Virus, merupakan setengah dari kemenangan. Ditambah dengan solidaritas sosial yang menjadi modal penting bangsa Indonesia, kita percaya akan memenangkan perang menghadapi musuh yang tak kasat mata ini.
ADVERTISEMENT