Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Semoga Adi Putra Tidak Diklaim Malaysia!
5 Februari 2018 18:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Adhie Ichsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Provokatif dalam senyap." Demikian komentar salah satu majalah fotografi Malaysia, Aperture, pada karya jepretan seniman Indonesia, Adi Putra. Majalah tersebut mengambil salah satu foto karya Adi untuk halaman depan edisi Desember 2017.
ADVERTISEMENT
Seorang wanita dengan dress putih sepaha, berdiri tanpa alas kaki di pinggir pantai. Kepalanya sedikit terangkat ke atas seperti sedang menghirup udara dalam-dalam. Tangannya dibentangkan ke bawah. Matanya terpejam. Wanita ini 'dilukis' dengan cahaya melalui dua warna kontras. Tubuhnya seolah sedang berada di dua dunia yang berbeda.
Mungkin tidaklah berlebihan apabila penulis majalah tetangga memberi sanjungan cukup tinggi untuk Adi dalam ulasannya. Dia memang berbakat. Saya sudah memantau Adi Putra sejak film karyanya yang berjudul 'Adam', diputar di Cannes Film Festival 2012 kategori Short Corner. Saat itu usia Adi baru 22 tahun. Saya saja baru berhasil punya SIM A di umur segitu.
Saya juga hampir bertemu dan berbincang langsung dengan Adi dua tahun lalu di Los Angeles, Amerika Serikat. Adi ketika itu sedang menuntut ilmu di University of Southern California jurusan Cinematic Arts- Film Production. Sementara saya sedang bertugas meliput Academy Awards 2016 di Dolby Theater.
ADVERTISEMENT
Namun sayang, Adi sedang sibuk mengerjakan proyeknya, sementara saya hanya memiliki waktu singkat sebelum kembali ke Indonesia.
***
Selain mengerjakan film dan menyutradarai video klip, Adi banyak menyalurkan bakat seninya di bidang fotografi dengan karya-karya eksperimental. Menikmati jepretannya, kita serasa masuk ke dalam limbo--level terbawah alam mimpi seperti di film Inception--, surreal.
Adi banyak menyisipkan elemen nostalgic yang sendu, bisa juga menggembirakan, membuat gurun di California yang tandus terlihat seperti surga kecil di dunia. Atau menikmati momen dalam konser musik dari sudut pandang yang berbeda.
Majalah PDN di New York sudah beberapa kali menampilkan karya Adi dari kontes Ultimate Music Moment. Adi menang beberapa kali dari ajang tersebut lewat sejumlah karya yang ia hasilkan di Coachella 2015, merekam momen spesial dari penampilan Lykke Li, St Vincent, AC/DC, Florence and the Machine, Toro y Moi dan Kasabia. Dia juga sempat disematkan predikat Best Music Photographers of The Year.
ADVERTISEMENT
Sambil menikmati galeri foto Adi Putra di sore yang mendung, saya jadi berpikir, rasanya menarik jika suatu saat Adi punya kesempatan untuk mengangkat unsur lokal kebudayaan Indonesia dari mata dan lensa kameranya.
Sekarang saya sedang membayangkan Dian Sastrowardoyo memakai kain tenun Sumba, naik kuda dengan gagah di pinggir pantai, dengan latar waktu di masa lalu.
***
kredit foto: adiptr.com