Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kisah Gianluca Vialli: 17 Bulan Melawan Kanker, Kini Delegasi Timnas Italia
5 Juli 2021 8:52 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:55 WIB
Tulisan dari Sapriadi Pallawalino tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tim nasional Italia sejauh ini tampil impresif di gelaran Piala Eropa 2020 . Meraih poin sempurna dengan tiga kali kemenangan di babak penyisihan Grup A, Timnas Italia sukses melenggang ke semifinal usai mengalahkan Austria dan tim peringkat satu dunia versi FIFA, Belgia.
ADVERTISEMENT
Torehan ini tentu menjadi catatan manis bagi Gli Azzurri setelah absen pada Piala Dunia 2018 lalu karena gagal lolos usai kalah dari Swedia di babak play off. Kegagalan itu sekaligus menjadi catatan buruk bagi Timnas Italia yang kala itu dilatih oleh Giampiero Ventura.
Usai kegagalan itu, federasi sepak bola Italia FICG langsung berbenah. Salah satunya dengan menunjuk Roberto Mancini sebagai pelatih tim pemilik gelar Piala Dunia 4 kali itu.
Kali ini, penunjukan mantan pelatih Inter Milan dan Manchester City tersebut berbuah manis. Sejauh ini, Mancini sukses membawa Italia belum terkalahkan dalam 31 pertandingan secara berturut-turut. Tentu saja, pencapaian Mancini bersama Timnas Italia akan diuji saat melawan Spanyol di babak semifinal Euro 2020.
ADVERTISEMENT
Sukses Italia, tak hanya berkat Roberto Mancini semata sebagai pelatih. Mancini didampingi sahabat lamanya saat masih berkostum Sampdoria, Gianluca Vialli, yang dipercayakan sebagai kepala delegasi Timnas Italia di Euro 2020. Tak heran, jika di setiap laga Italia, kita akan melihat sosok Vialli duduk di bench bersama pemain cadangan Italia lainnya.
Menjadi bagian dari timnas Italia di Euro 2020, sekaligus menjadi pembuktian kembalinya Vialli setelah sempat divonis mengidap kanker pankreas sejak November 2018 lalu yang membuatnya sempat menepi dari sepak bola. Selama 17 bulan berjuang melawan kanker melalui rangkaian pengobatan kemoterapi, Vialli dinyatakan sembuh pada 13 April 2020 lalu.
Dikutip dari Football Italia, Vialli yang pernah bermain untuk Sampdoria, Juventus, dan Chelsea ini menggambarkan perjuangannya menghadapi kanker pankreas bukan sebagai pertarungan , melainkan sebuah perjalanan yang membantunya menjadi diri sendiri.
ADVERTISEMENT
"Saya mendengar orang mengatakan 'bertarung dengan kanker'. Ini bukan pertempuran bagi saya, ini lebih seperti sebuah perjalanan. Saya melihatnya sebagai perjalanan dengan teman yang tidak diinginkan dan saya ingin bertahan lebih lama dari itu," kisah Vialli kepada surat kabar The Times yang dilansir Football Italia pada 13 Mei 2020.
Meski dinyatakan sembuh, Vialli menyebut kanker masih kerap menghantuinya. Apalagi ketika dirinya terbangun dari tidur dan merasakan gejala sakit perut atau sakit kepala.
"Satu hal yang akan membutuhkan waktu lama untuk dihilangkan adalah perasaan itu. Setiap kali Anda bangun atau beranjak tidur dengan sedikit sakit perut atau sakit kepala atau sedikit demam, lalu berpikir, 'Ya Tuhan, itu kembali.' Anda merasa rapuh," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Vialli juga menceritakan saat dirinya menjalani perawatan selama mengidap kanker pankreas. Mulai dari mengikhlaskan kehilangan semua rambutnya, termasuk janggut dan alisnya. Ada kalanya, Vialli tertawa saat istri dan putrinya turut membantunya melukis alis selama menjalani perawatan.
"Kemudian putri saya membantu, dan saya meminta istriku menasihati (riasan) mana yang terlihat lebih baik. Kita tertawa, Anda harus tertawa. Anda perlu menemukan sisi lucunya kalau Anda bisa," kisahnya.
Selama menjalani perawatan kanker, Vialli sempat merasakan kerinduannya terhadap sepak bola yang telah membesarkan namanya. Dia membayangkan suasana berada di dalam bus pemain dengan alunan musik, pelukan para pemain sebelum pertandingan, dan mendengarkan lagu nasional Italia.
"Berada di bus, alunan musik, pelukan para pemain sebelum pertandingan, lagu kebangsaan, kegembiraan setelahnya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Kini, Vialli telah kembali merasakan atmosfer itu. Dia berada di tengah-tengah skuat Timnas Italia yang berlaga di Euro 2020, memeluk para pemain sebelum pertandingan, melihat langsung semangat skuat Italia saat menyanyikan lagu kebangsaan Fratelli d' Italia, dan larut dalam perayaan kemenangan.
Seperti Vialli, Timnas Italia pun pernah merasakan masa-masa krisis setelah 'divonis' tak bisa berlaga di Piala Dunia pada 2018 lalu. Seperti Vialli, Timnas Italia kini berjuang dan bangkit dari rasa sakit yang pernah dialami.
Menjadi kepala delegasi Timnas Italia di Euro 2020 sekaligus menjadi kesempatan Vialli reuni dengan sahabat lamanya, Roberto Mancini. Keduanya pernah mengukir sukses saat bersama-sama berkostum Sampdoria pada tahun 1980-an hingga awal 1990-an dan kini bekerja sama di Timnas Italia.
ADVERTISEMENT
"Krisis adalah kesempatan untuk tumbuh. Inilah saatnya untuk melihat emosi mereka (skuat Timnas Italia), lalu membagikannya. Mereka seharusnya tidak malu karena (rasa) takut," kunci Vialli.
-------------------
Pesan moralnya.
Dari kisah Gianluca Vialli, kita bisa belajar bangkit untuk melawan rasa sakit dan tak berputus asa, berjuang untuk menjadi diri sendiri, dan menjadikan krisis sebagai kesempatan untuk tumbuh.
(Biar kuat minum Kuku Bima, Roso!)