Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Analisis Ekonomi Banyumas dalam 5 Tahun Terakhir dan Prediksi 10 Tahun Ke Depan
26 Juni 2024 7:29 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Aditya Hera Nurmoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabupaten Banyumas telah mengalami berbagai perubahan ekonomi yang signifikan dalam lima tahun terakhir. Pemerintah daerah fokus pada pembangunan sektor ekonomi yang beragam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Artikel ini akan mengulas beberapa temuan utama dari penelitian terbaru terkait analisis ekonomi di Banyumas, dengan fokus pada sektor-sektor unggulan dan dinamika pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Temuan Utama
Analisis ekonomi Kabupaten Banyumas dalam lima tahun terakhir mencerminkan dinamika dan tantangan yang dihadapi. Meskipun mengalami kontraksi ekonomi sebesar -1.65% pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19, Banyumas berhasil pulih dan mencapai pertumbuhan sebesar 3.8% pada tahun 2023.
Sektor perdagangan dan konstruksi menunjukkan peningkatan signifikan, dengan Indeks Location Quotient (LQ) naik dari 1.1 menjadi 1.35, mencerminkan peran pentingnya dalam ekonomi daerah. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga menunjukkan kemajuan dengan LQ meningkat dari 0.9 menjadi 1.15, sementara sektor manufaktur tumbuh stabil dengan LQ naik dari 1.0 menjadi 1.2. Namun, peningkatan Williamson Index dari 0.35 menjadi 0.39 menyoroti bahwa ketimpangan ekonomi antar kecamatan juga meningkat.
Ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat pertumbuhan ekonomi yang positif, distribusi manfaat ekonomi belum merata, sehingga upaya lebih lanjut diperlukan untuk memastikan inklusivitas dalam pertumbuhan ekonomi di Banyumas.
ADVERTISEMENT
Sektor Ekonomi Unggulan
Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ) dan Shift-Share (SS), sektor perdagangan dan konstruksi merupakan sektor unggulan yang mengalami pertumbuhan pesat di Kabupaten Banyumas selama pandemi COVID-19. Sektor ini menunjukkan kemampuan adaptasi yang kuat di tengah tantangan ekonomi global (Handayani et al., 2022).
Selain itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan serta sektor manufaktur juga menunjukkan potensi besar sebagai sektor unggulan yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian regional (Setiawan, 2023).
Data ini menegaskan pentingnya diversifikasi ekonomi dan pengembangan sektor-sektor kunci yang mampu beradaptasi dan berkembang meski dalam kondisi sulit, sebagai strategi untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Kabupaten Banyumas.
Dinamika Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi di Banyumas mengalami kontraksi sebesar -1.65% pada tahun 2020 akibat dampak pandemi, namun angka ini masih lebih baik dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah yang sebesar -2.65% (Handayani et al., 2022).
ADVERTISEMENT
Meskipun mengalami penurunan, analisis pergeseran dan berbagi menunjukkan bahwa Kabupaten Banyumas memiliki 13 sektor positif yang berkontribusi terhadap nilai tambah ekonomi daerah (Suryaningrum et al., 2022). Dengan mengoptimalkan sektor-sektor ini, Banyumas dapat memperkuat fondasi ekonominya dan mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu.
Ketimpangan Ekonomi
Ketimpangan ekonomi antar kecamatan di Kabupaten Banyumas menunjukkan peningkatan selama periode 1993-2000, dengan indeks ketimpangan yang meningkat berdasarkan Williamson Index dan Entropy Theil Index (Sutarno & Kuncoro, 2003).
Ketimpangan ini juga tercermin dalam perbedaan kontribusi sektor ekonomi antar kecamatan, di mana beberapa kecamatan memiliki sektor unggulan yang lebih berkembang dibandingkan kecamatan lainnya (Destiningsih & Achsa, 2018).
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kebijakan yang inklusif dan merata dalam pembangunan ekonomi, serta dukungan yang kuat bagi sektor-sektor yang belum berkembang. Dengan demikian, diharapkan tercipta keseimbangan dan keadilan ekonomi yang lebih baik antar kecamatan di Kabupaten Banyumas, mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Pengembangan UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Banyumas telah menjadi tulang punggung ekonomi lokal, terutama selama pandemi COVID-19. Analisis SWOT menunjukkan bahwa UMKM memiliki potensi pertumbuhan yang agresif dan perlu didukung dengan strategi pengembangan yang tepat (Ikhsani et al., 2021). Dukungan berupa pelatihan, akses modal, dan pemasaran digital sangat penting untuk membantu UMKM berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi daerah.
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Banyumas tidak hanya mencerminkan ketahanan ekonomi selama pandemi COVID-19, tetapi juga potensi pertumbuhan yang signifikan di masa mendatang. Dalam konteks ini, analisis SWOT menyoroti pentingnya strategi pengembangan yang holistik, termasuk pelatihan keterampilan, peningkatan akses terhadap modal, dan adopsi teknologi digital dalam pemasaran. Langkah-langkah ini tidak hanya mendukung keberlangsungan UMKM tetapi juga memperkuat kontribusi sektor ini terhadap ekonomi lokal secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, integrasi berbagai pendekatan ini menjadi krusial dalam mendorong UMKM di Banyumas menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Investasi dan Infrastruktur
Pemerintah Kabupaten Banyumas telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan meningkatkan infrastruktur dan mengatur regulasi untuk mendukung lingkungan investasi yang baik (Fitrah & Kusuma, 2016).
Peningkatan infrastruktur, seperti pembangunan jalan raya, jembatan, dan fasilitas umum, diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dukungan regulasi yang sesuai juga menjadi kunci dalam memperkuat fondasi ekonomi lokal dan memastikan integrasi yang lancar dalam MEA.
Prediksi Ekonomi Banyumas 10 Tahun Ke Depan
Grafik prediksi ekonomi Banyumas untuk 10 tahun ke depan ini menawarkan pandangan optimis terhadap perkembangan wilayah tersebut berdasarkan tiga indikator utama: PDRB, tingkat pengangguran, dan inflasi. Pertama, prediksi PDRB menunjukkan peningkatan yang stabil dengan asumsi pertumbuhan tahunan sekitar 5.5%. Ini mencerminkan upaya dalam meningkatkan investasi dan infrastruktur serta peningkatan daya saing produk lokal, yang secara keseluruhan dapat menggerakkan ekonomi lokal menuju arah yang positif.
ADVERTISEMENT
Kedua, prediksi menurunnya tingkat pengangguran secara bertahap dari 4.5% menjadi lebih rendah lagi pada 2034, menandakan efektivitas kebijakan untuk meningkatkan pendidikan, pelatihan tenaga kerja, dan pembukaan lapangan kerja baru di sektor-sektor strategis.
Ketiga, prediksi inflasi menunjukkan penurunan stabil, yang merupakan hasil dari kebijakan moneter dan fiskal yang efektif dalam menjaga stabilitas harga. Dengan asumsi penurunan tahunan sebesar 0.1%, tingkat inflasi yang terkendali ini akan mendukung daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Grafik-gambaran ini tidak hanya memberikan gambaran optimis tentang potensi pertumbuhan ekonomi Banyumas, tetapi juga menyoroti pentingnya keberlanjutan dalam kebijakan ekonomi dan investasi dalam sumber daya manusia untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam jangka panjang. Meskipun bergantung pada asumsi-asumsi tertentu, proyeksi ini memberikan landasan yang kuat bagi pemerintah dan pelaku ekonomi setempat untuk merencanakan langkah-langkah strategis ke depan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan dari analisis ekonomi Kabupaten Banyumas dalam lima tahun terakhir menggambarkan sebuah perjalanan yang penuh tantangan namun juga peluang yang besar. Meskipun terdapat ketimpangan ekonomi yang meningkat antar kecamatan, pertumbuhan sektor-sektor unggulan seperti perdagangan, konstruksi, pertanian, dan manufaktur memberikan harapan yang kuat bagi masa depan ekonomi daerah. Melalui dukungan terhadap UMKM dan investasi yang tepat, pemerintah daerah dapat memperkuat fondasi ekonomi lokal, mengurangi disparitas, dan menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih inklusif serta berkelanjutan untuk seluruh masyarakat Kabupaten Banyumas.
Prediksi ekonomi Banyumas untuk 10 tahun ke depan menampilkan gambaran yang optimis terhadap pertumbuhan wilayah tersebut, didasarkan pada analisis tiga indikator utama: PDRB, tingkat pengangguran, dan inflasi. Secara keseluruhan, grafik ini memberikan gambaran positif tentang potensi pertumbuhan ekonomi Banyumas dan menggarisbawahi pentingnya keberlanjutan dalam kebijakan ekonomi serta investasi dalam sumber daya manusia untuk mencapai tujuan jangka panjang yang diharapkan. Meskipun tergantung pada asumsi-asumsi tertentu, proyeksi ini memberikan dasar yang solid bagi pemerintah dan pelaku ekonomi setempat untuk merencanakan strategi ke depan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Handayani, S., Badriah, L., Suharno, Wahyuni, D. A. S., & Sinurat, J. (2022). Leading Sector in Banyumas Regency During The Covid-19 Pandemic Using Location Quotient and Shift-Share. Jurnal Ekonomi Dan Statistik Indonesia.
Setiawan, R. (2023). Study of Regional Economic Resources Potential at the Former Residency of Banyumas. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.
Suryaningrum, I. D., Mulyanto, & Soesilo, A. M. (2022). Analysis of Regional Economic Potential of Barlingmascakeb Regional Institution Member Districts. International Journal of Economics, Business and Management Research.
Sutarno, S., & Kuncoro, M. (2003). Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Antar Kecamatan di Kabupaten Banyumas, 1993-2000. Economic Journal of Emerging Markets.
Destiningsih, R., & Achsa, A. (2018). An Analysis of Regional Economic Advantage and Specialization (Shift-Share Esteban Marquillas Model Approach) and Analysis of Its Accessibility in Banyumas Regency. EQUILIBRIUM: Journal of Economics, Social, and Humanities.
ADVERTISEMENT
Ikhsani, M. M., Santoso, S. E. B., Bagis, F., & Hidayah, A. (2021). Strategies for Increasing the Competitiveness of Micro Small and Medium Enterprises (MSMEs) in Banyumas During the COVID-19 Pandemic. International Journal of Economics, Business and Management Research.
Fitrah, E., & Kusuma, A. S. (2016). The Readiness of Banyumas District in Investment Sector to Face ASEAN Economic Community 2015. International Conference on Public Management.
https://banyumaskab.bps.go.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Banyumas
https://www.banyumaskab.go.id/
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/ekp