Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Debat Capres-Cawapres untuk Pemilih Milenial dan Gen Z Indonesia
26 Desember 2023 15:50 WIB
Tulisan dari Affabile Rifawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahapan pemilu Presiden 2024 sudah melalui dua kali debat. Pertama debat Calon Presiden pada tanggal 12 Desember 2023 yang memiliki Tema utama Pemerintahan dan Hukum kemudian debat Calon Wakil Presiden pada tanggal 22 Desember 2023 tentang Ekonomi.
ADVERTISEMENT
Jika melihat debat capres pertama, calon yang paling banyak diperbincangkan di media sosial berdasarkan riset yang dilakukan oleh Indonesia Indicator adalah Anies dengan 83.934 post. Sedangkan pada debat cawapres pertama, calon yang paling banyak diperbincangkan adalah Gibran dengan 69.259 post. Apakah dengan keunggulan tersebut bisa menjadi faktor yang sangat penting untuk peningkatan elektabilitas masing-masing calon?
Sebenarnya masing-masing calon memiliki keunggulan sendiri dalam debat capres dan cawapres pertama ini. Hanya saja tantangan ke depan dari masing-masing calon adalah bagaimana mengkapitalisasi keunggulan tersebut menjadi suara pada 14 Februari 2024.
Jika merujuk pada survei Kompas 2 Desember 2023, bahwa pemilih yang belum menentukan pilihan masih tinggi yaitu sebesar 21,8%, maka debat ini akan sangat menentukan keterpilihan calon presiden dan wakil presiden 14 Februari nanti. Jikalau eksistensi di media sosial dapat dikapitalisasi jadi suara dan tidak ada kandidat yang suaranya melebihi 50% +1 maka calon yang paling berpotensi melaju ke putaran kedua adalah AMIN dan PAGI. A
ADVERTISEMENT
kan tetapi, perlu digarisbawahi, semuanya tidak sesederhana itu dan perlu diingat bahwa politik sifatnya dinamis bahkan sampai hari H pemilihan, semua aksi dan reaksi akan sangat menentukan.
Debat kali ini jika dikaitkan dengan elektabilitas hanya dapat dilihat secara jangka pendek. Akan tetapi, hal itu bisa berdampak jika rekaman debat capres dan cawapres pertama ini terus diedarkan ke publik, hal tersebut dapat menjadi faktor penting penentu elektabilitas kandidat pemilu presiden 2024.
Apalagi arus informasi saat ini begitu cepat dan sangat dinamis, pasti ada berita-berita yang dapat menjadi pengalih perhatian jika informasi atau peristiwa tersebut tidak diingatkan atau diputar ulang kembali.
Mengingat pemilih terbesar dalam pemilu ini adalah generasi milenial dan gen Z, maka para calon harus memperhatikan penyampaian pesan ke kalangan pemilih ini terutama jika berkaitan dengan debat yang sudah terjadi.
ADVERTISEMENT
Hasil riset dari IDN Research Institute menunjukkan bahwa Gen Z dan Gen Milenial menyukai konten di media sosial yang berbasis video. Maka media-media visual seperti Tiktok dan Youtube akan menjadi pemain krusial dalam penyebaran informasi. Termasuk ke dalam penyebaran cuplikan ataupun siaran debat secara utuh.
Hal inilah yang perlu dimaksimalkan oleh para calon, seperti AMIN yang memukau dengan Anies-nya, PAGI yang cemerlang dengan Gibran-nya, GAMA yang mantap dan teguh dengan wawasan Mahfud. Keunggulan-keunggulan tersebut harus dikemas dengan baik sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh masing-masing kandidat sampai ke publik sehingga menimbulkan simpati yang nantinya berujung pada keterpilihan calon.
Hal yang perlu diwaspadai oleh para kandidat dalam kampanye via medsos ini adalah tenggelamnya eksistensi kandidat sehingga tidak jadi perhatian publik. Masing-masing calon memang memiliki ciri khas tersendiri dan dapat viral dengan aksi-aksi tersebut, misalnya AMIN dengan Desak Anies dan Slepet Imin, PAGI dengan “Gemoy” Prabowo dan pendekatan yang lebih milenial versi Gibran, GAMA dengan blusukannya Ganjar dan silaturahmi ke tokoh-tokoh kunci ala Mahfud. Aksi-aksi memang saling bertarung dalam memperebutkan perhatian publik yang dikonversi jadi simpati. Ada yang memang memakai cara dialog, ada yang menggunakan cara santai, ada yang menggunakan skema down to earth atau turun langsung ke basis suara.
ADVERTISEMENT
Siapa kandidat yang paling unggul dengan cara-cara tersebut? Tentu, kandidat yang dapat menampilkan pesan visual yang baik ke basis pemilih terbesar (gen Z dan milenial), mampu memenuhi ekspektasi generasi milenial dan Gen Z baik dengan cara instan maupun program-program yang sesuai dan tidak pernah melakukan aksi yang menimbulkan antipati terhadap kelompok ini sampai hari H pemilihan. Kita akan melihatnya di tanggal 14 Februari 2024 nanti.