Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kurangnya Minat Remaja Pada Kesenian Wayang Orang
13 Oktober 2024 17:45 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Afifah Nur Maulida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wayang Orang atau Wayang Wong merupakan seni pertunjukan tradisional yang dimainkan oleh manusia. Wayang Orang bukan hanya sekadar pertunjukan seni tradisional, melainkan bagian yang kaya dari budaya Indonesia. Kesenian ini memadukan cerita, musik dari gamelan, dan tari untuk menghidupkan kisah-kisah epik seperti kisah Mahabharata, Ramayana atau Punakawan. Kisah-kisah yang ditampilkan juga mengandung pesan moral dan ajaran tentang falsafah hidup. Biasanya kesenian Wayang Orang dapat disaksikan dan dipentaskan di teater atau gedung kesenian, di mana para aktor berbakat mengenakan kostum yang telah disesuaikan dan memakai topeng sesuai dengan karakter masing-masing.
ADVERTISEMENT
Perubahan Pilihan Hiburan
Saat ini, remaja punya banyak pilihan dalam hal hiburan. Dari video game hingga platform streaming, layar mereka juga dipenuhi konten penuh aksi yang sulit untuk ditolak. Jadi mereka berkemungkinan beranggapan buat apa duduk menonton pertunjukan selama dua jam jika seharusnya bisa menonton serial favoritnya di platform streaming secara maraton dalam satu akhir pekan? Perubahan ini membuat bentuk seni tradisional seperti Wayang Orang sulit bersaing. Bahkan seni Wayang Orang pun juga sulit bersaing dengan bioskop, karena pada umumnya remaja lebih berminat untuk menonton film yang sedang booming di bioskop.
Kurangnya Kesadaran dan Aksesibilitas
Tidak semua remaja atau kaum muda mengetahui Wayang Orang. Banyak yang belum pernah menonton pertunjukannya, dan jika pun pernah, mungkin pertunjukan itu terasa membosankan atau ketinggalan zaman, karena dalam pertunjukan Wayang Orang lebih dominan menggunakan dialog Bahasa Jawa Halus atau biasa disebut Kromo Inggil, dan mayoritas penonton Wayang Orang adalah orang tua. Sering kali bahkan saat ini sekolah tidak memasukkan seni ini dalam kurikulum mereka, sehingga kaum muda tidak menyadari pentingnya seni tradisional ini untuk dilestarikan. Jika remaja tidak diperkenalkan sejak dini, bagaimana kita bisa mengharapkan mereka menghargai keindahannya bahkan melestarikan seni ini di kemudian hari?
ADVERTISEMENT
Relevansi Budaya di Dunia Modern
Seiring dengan terus berkembangnya masyarakat, tema-tema dari cerita tradisional mungkin tidak lagi sesuai dengan generasi muda saat ini. Mereka menemukan lebih banyak keterkaitan dalam topik-topik kontemporer yang mencerminkan perjungan dan impian mereka sendiri. Fokus Wayang Orang pada isu-isu historis atau mitologis dapat terasa jauh dari kehidupan sehari-hari remaja. Kesenjangan ini membuat mereka lebih mudah menjauh dari bentuk seni yang tak lekang oleh waktu ini.
Peran Teknologi dan Media Sosial
Meskipun media sosial dapat membantu mempromosikan seni, tetapi media sosial juga mengalihkan perhatian. Platform seperti Tiktok dan Instagram dapat menarik perhatian dalam hitungan detik, dan menawarkan kepuasan secara instan. Pertunjukan yang berirama lambat, betapa pun indahnya, hampir tidak dapat bersaing dengan video berdurasi 15 detik yang menjadi viral. Remaja lebih tertarik pada konten yang memberikan tawa, sensasi, atau informasi yang cepat.
ADVERTISEMENT
Membangkitkan Minat : Sebuah Upaya Komunitas
Untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap kesenian Wayang Orang, masyarakat dan seniman perlu bersatu. Bayangkan memadukan pertunjukan tradisional dengan unsur modern. Bagaimana jika para aktor memasukan musik populer atau gaya tari modern ke dalam pertunjukan mereka atau mencampurkan dialog Bahasa Jawa Kromo Inggil dengan Bahasa Indonesia, sehingga kaum muda pun mengerti alur ceritanya. Hal ini dapat melibatkan remaja memicu rasa ingin tahu, serta membuat mereka ingin menjelajahi seni tradisional ini.
Tempat Menonton Pertunjukan Wayang Orang
Jika ingin menonton pagelaran Wayang Orang, anda bisa menonton pagelaran ini di gedung kesenian. Ada dua tempat, yakni di Surakarta dan di Jakarta.
1. Gedung Wayang Orang Sriwedari
Terletak di Kota Surakarta, lebih tepatnya berada di : Jl. Kebangkitan Nasional No.15, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57141.
ADVERTISEMENT
Biasanya pagelaran Wayang Orang di Gedung Wayang Orang Sriwedari dilaksanakan setiap Senin-Sabtu, jam 19.30 WIB dan pastinya dengan lakon yang berbeda.
2. Gedung Wayang Orang Bharata
Gedung Wayang Orang Bharata ini terletak di Kota Jakarta, lebih tepatnya berada di : Jl. Kali Lio No.15, RT.10/RW.4, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410.
Pagelaran Wayang Orang di Gedung Wayang Orang Bharata ini dilaksanakan setiap 2 kali dalam sebulan di hari Sabtu. Untuk lebih lengkapnya bisa cek jadwal pagelaran Wayang Orang di akun instagram @whobarata.
Kesimpulan
Penurunan minat remaja terhadap Wayang Orang mencerminkan perubahan lanskap hiburan. Meskipun ini merupakan tantangan, ada juga peluang besar di sini. Memadukan tradisi dengan modernitas, kita dapat menciptakan ruang di mana kaum muda merasa terhubung dengan budaya mereka. Jadi, jangan tunggu generasi berikutnya ketinggalan dan mari kita ajak kaum muda untuk melestarikan budaya serta seni tradisional Wayang Orang.
ADVERTISEMENT