Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dustin Tiffani, dan Kesedihan Manusiawi yang Tidak Mudah Dipahami
17 November 2022 22:05 WIB
Tulisan dari Afiqul Adib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita pada dasarnya suka menertawakan orang yang terlihat “aneh”. Dalam dunia hiburan, entah berapa banyak orang yang dianggap “aneh” mendadak menjadi artis. Salah satunya adalah Dustin Tiffani.
ADVERTISEMENT
Bagi yang belum tahu, Dustin adalah comedian yang dijuluki zero logic karena tingkahnya yang cukup aneh, baik di atas panggung, maupun tidak. Iya, ternyata keanehan Dustin memang natural saja.
Pada mulanya ia dikenal karena tingkah anehnya di salah satu konten MLI (Majelis Lucu Indonesia). Setelah itu, Dustin mulai sering tampil di beberapa platform, serta berada satu panggung dengan nama-nama besar seperti Raditya Dika, Deddy Corbuzier, Vincent-Desta, Kang Sule, dan sebagainya.
Saya awalnya tidak terlalu tertarik untuk menulis tentang influencer, apalagi spesifik tentang Dustin Tiffani. Tapi ada satu video yang secara random muncul di beranda Youtube dan kemudian saya tonton. Dari sana, saya malah menemukan sisi kesedihan si Dustin yang sama dengan orang kebanyakan.
ADVERTISEMENT
Video tersebut ada di channel Tretan Universe, judulnya “Kesedihan terdalam Dustin Tiffani”. Sekilas jika kita melihat video tersebut, pasti akan langsung cengar-cengir dan merasa apa yang dikatakan si Dustin ini gak masuk akal dan gak nyambung sama sekali.
Misalnya, ketika ditanya, “berapa bersaudara?” Si Dustin malah menjawab “satu dari satu bersaudara”.
Dalam proses interview, si Konselor (Hasan Askari) terkesan agak heran dan bingung dengan si Dustin. Bahkan sempat sempat nanya ke produser, “ini bener gak sih, emang kayak gini?”
Namun kalau kita melihat video tersebut dengan saksama, meski jawabannya absurd, si Dustin menyampaikan kesedihannya dengan serius. Tak ada niatan untuk melucu. Ia sama sekali tidak tertawa dan benar-benar menyampaikan apa adanya.
ADVERTISEMENT
Baiklah, mari kita urai secara perlahan:
#1 Hal paling menyedihkan
Dalam video tersebut, ada satu bagian di mana si Konselor memberikan pertanyaan pada Dustin tentang hal apa yang paling membuatnya sedih? Dustin menjawab, “Waktu itu disuruh beli gorengan ubi, dan tidak menaruh cabe, kemudian dimarahi.” Iya, memang terkesan jawaban aneh. Tapi percayalah, Dustin menjawab dengan apa adanya.
Jika kita mau mengurai dan mendengarkan jawaban dari Dustin secara lengkap, maka kita akan mendapat alasan dari jawaban tersebut, yakni Dustin merasa pada dasarnya ubi itu manis, jadi tidak perlu cabai, dan ia juga jarang sekali melihat orang makan ubi pake cabai.
Dari sana bisa kita simpulkan bahwa si Dustin sedih bukan karena tidak membawa cabai, tapi lebih pada kecewa karena tidak dapat meyakinkan orang tuanya atas tindakan yang ia yakini kebenarannya. Dan tentu saja, ia tak bisa melawan orang tuanya dengan kata-kata.
ADVERTISEMENT
“Saat orang tua nyerocos, saya gak bisa ngelawan karena itu adalah sesuatu peperangan yang gak harus dilawan.”
#2 Titik Terendah
Ketika konselor melanjutkan sesi wawancara dan memberi pertanyaan seputar titik terendah yang dialami oleh Dustin, ia menjawab, “Pada saat kumpul sama temen-temen tapi malah sibuk main hp miring (baca: main game online).” Sebentar, mari simak penjelasannya dengan gamblang.
Lebih lanjut, Dustin mengatakan ketika hal itu terjadi, “Seakan-akan saya nggak ngerti istilah-istilah yang dibahas dalam game”. Ia melanjutkan “Disaat itu saya merasa berada di dunia yang berbeda”.
Dari peristiwa tersebut dapat dipahami bahwa titik terendahnya yang dialami oleh Dustin adalah dikucilkan oleh orang yang dia anggap sahabat, serta berada di satu tempat dengan sahabatnya dalam keadaan tidak bersahabat.
ADVERTISEMENT
***
Nah, dari beberapa analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa Dustin adalah kita semua. Iya, kita seringkali kesusahan untuk membahasakan kesedihan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang sekitar. Dan percayalah, orang seperti ini sangat banyak jumlahnya.
Kesedihan Dustin saat bercerita tentang ibunya dan ubi goreng mungkin terdengar absurd dan lucu untuk orang lain, akan tetapi bagi Dustin, kejadian tersebut adalah hal yang benar-benar menyedihkan.
Nilai dan penderitaan manusia bersifat subjektif dan tidak bisa dibanding-bandingkan. Kadang ada orang yang sedih karena suatu hal yang bagi orang lain hal tersebut bukan kesedihan. Namun tentu saja, hanya karena orang lain tidak menganggapnya menyedihkan bukan berarti kalian tak berhak untuk sedih, karena emosi sedih adalah valid.
ADVERTISEMENT
Bersedihlah, menangislah, apapun bentuk emosi yang sedang terjadi, jangan dilawan, dialami saja.