Konten dari Pengguna

Rumah Gajah Mungkur: Tempat yang Paripurna Untuk Belajar Mencintai Batik

Afiqul Adib
Alumni UIN Jogja. Tinggal di Lamongan.
8 Mei 2024 16:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afiqul Adib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Story Instagram: @____Kammari
zoom-in-whitePerbesar
Story Instagram: @____Kammari
ADVERTISEMENT
Jika mendengar kata Gresik, yang dibayangkan adalah sumpek. Iya, satu kata yang pas dan sangat diamini oleh penduduk sekitar untuk menggambarkan kondisi dari Gresik saat ini.
ADVERTISEMENT
Ya, gimana, kabupaten dengan UMR dua kali lipat dari Jogja ini memang penuh sesak. Tidak hanya oleh pendatang, tapi juga monster jalanan alias truk-truk besar yang jumlahnya sebanyak nggak masuk akal.
Nggak percaya? Coba saja berkendara di Gresik bagian utara. Kombinasi cuaca panas, jalan bergelombang, dan truk-truk muatan besar. Sungguh, paripurna sekali untuk melatih kesabaran.
Namun, ibarat oasis di tengah gurun pasir. Meski kondisinya cukup sumpek, di Gresik ada satu tempat yang cukup menyenangkan untuk rehat sebentar dari riuhnya kota dan jalanan. Dan tempat itu adalah Gresik Kota Lama (GKL).
Sebagai gambaran, GKL ini adalah kawasan cagar budaya yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR dan Pemda. Di sana, ada banyak bangunan lucu. Spot foto bagus. Dan cerita-cerita menyenangkan tentang sebuah kejadian di masa lalu. Cobalah untuk berkunjung. Biar refrensi liburanmu nggak cuma foto plang Malioboro saja~
ADVERTISEMENT
***
Nah, salah satu destinasi di GKL adalah Rumah Gajah Mungkur, yang berlokasi di Kampung Kemasan. Tepatnya berlokasi di Jalan Nyai Ageng Arem Arem.
Rumah Gajah Mungkur ini merupakan Sentra batik khas Gresik yang dibangun dengan cukup megah. Bagi saya, Rumah Batik Gajah Mungkur ini layak dijadikan ikon kota lama Gresik. Sebab, tak hanya megah, tapi juga estetik sekali.
Corak bangunannya bagus. Saya tidak bisa menjelaskan detail karena bukan ahli arsitektur, tapi dalam kacamata awam, saya melihat arsitektur antara gaya eropa dan china. Karena itu, sangat tidak mungkin ada orang yang berkunjung dan tidak mengambil gambar.
Saya kira sangat sedikit ada rumah batik dengan bangunan mewah dan estetik. Menariknya, rumah yang berdiri sejak akhir tahun 1800-an ini masih ditempati. Alhasil, cagar budaya ini masih sangat terawat.
Dokumen pribadi: Afiqul Adib
Fyi aja, penamaan Gajah Mungkir ini diambil dari patung gajah yang memang posisinya mngkur atau membelakangi.
ADVERTISEMENT
“Gajah Mungkur diambil dari patung gajah yang dibuat Haji Djaelani bin Oemar yang hidup di tahun 1890-an. Mungkur atau mungkuri artinya membelakangi. Patung gajahnya menghadap ke dalam rumah dan membelakangi jalan raya”. Ucap Akhmad Choiri, sang pemilik Rumah Batik Gajah Mungkur.
Choiri sendiri adalah keturunan keempat dari Haji Oemar bin Achmad, ayah dari Haji Djaelani bin Oemar. Haji Oemar beserta saudagar lain di Kampung Kemasan dulunya menjadikan kawasan Embong Peti sebagai pusat perdagangan Gresik. Pada pertengahan tahun 1800-an, di sana menjadi pusat rumah-rumah saudagar kaya baik dari golongan pribumi maupun dari luar negeri.
Rumah Gajah Mungkur bukan cuma sekadar bangunan.
Sebagai bagian dari kota Lama Gresik, Rumah Gajah Mungkur tidak hanya menjadi sebuah bangunan bersejarah, tetapi juga sebuah rumah yang nyaman untuk menghidupkan kembali warisan budaya khas Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Rumah gajah mungkur adalah gallery batik sekaligus tempat yang paripurna untuk belajar mencintai batik. Kenapa demikian? Ya, Sebab, bukan hanya berada di bangunan yang megah dan estetik, tapi secara motif juga sarat akan makna.
Bagi saya, batik itu bukan hanya soal motif bentuknya seperti apa, tapi juga cerita di dalamnya. dan Batik gajah Mungkur ini selalu mengangkat kearifan lokal Kota Gresik, seperti pudhak, bandeng, rusa bawean, dan damar kurung.
Selain itu, batik yang ada di sana boleh difoto. Pun kalau kalian pengin sekadar nanya-nanya tentang batik tanpa membeli pun akan sangat dilayani. Pemiliknya cukup ramah. Saya sampai kerasan dibuatnya, xixixi.
Dokumen Pribadi: Afiqul Adib
Sebagai gambaran, di beberapa gallery, tidak semua koleksi batik boleh difoto, bahkan ada yang memang mengharuskan untuk membeli terlebih dahulu. Saya pernah ketika mampir di sebuah rumah batik daerah Jogja. Di sana, ada larangan untuk mengambil gambar apapun. Pemiliknya juga cukup malas menjawab pertanyaan. Dan langsung menimpali, “mau beli yang mana?”
ADVERTISEMENT
Meski demikian, praktek seperti itu memang cukup wajar. Karena itu ketika mengunjungi ketika berjumpa dengan sumringahnya Rumah Gajah Mungkur, saya jadi merasa tertarik untuk mengulik batik dengan lebih dalam. Iya, kunjungan tersebut seakan membuat saya belajar mencintai batik dengan riang gembira.
Oh, iya, untuk harga, batik ini dijual mulai dari harga Rp225 ribu hingga Rp17 juta per lembar, tergantung motif dan tingkat kesulitan. Sebab, untuk proses yang pling rumit bisa 3 bulan pengerjaan, lho. Karena itu memang layak dijargai mahal.
Nah, jika kalian sedang berada di Gresik dan bingung mau ke mana, mengunjungi Rumah Gajah Mungkur bisa menjadi solusi. Kapan lagi bisa foto-foto untuk keperluan konten dan dapet pengalaman memukau?
ADVERTISEMENT