Konten dari Pengguna

The Willow Project: Koalisi Aktivis Digital

Afri Yandy Zefanya Pangihutan
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia
28 Oktober 2024 14:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afri Yandy Zefanya Pangihutan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada era modern sekarang ini kesadaran akan isu lingkungan semakin meningkat. Segala aktivitas dan tindakan yang berpotensi merusak lingkungan dan ekosistemnya sering kali menarik perhatian dan menjadi pemicu perdebatan sengit. Salah satu aktivitas yang menarik perhatian masyarakat Amerika Serikat dan masyarakat global belum lama ini adalah “The Willow Project”.
1. The Willow Project
“The Willow Project” adalah salah satu proyek pengeboran minyak terbesar Amerika Serikat yang diusulkan oleh perusahaan minyak ConocoPhillips, di mana ini merupakan proyek pengeboran minyak berskala besar yang direncanakan akan berkegiatan di kawasan Arctic National Wildlife Refuge (ANWR) di Alaska. Diperkirakan investasi yang diperlukan untuk berjalannya proyek ini adalah sebesar 8 miliar dolar Amerika (Amanda, Azila & Berliana, 2023).
ADVERTISEMENT
Pada 13 Maret 2023, Joe Biden yang menjabat sebagai presiden Amerika Serikat pada saat itu menyetujui dan memberikan izin untuk proyek ini berjalan, padalah Joe Biden sebelumnya pernah berjanji tidak akan menggunakan tanah federal untuk aktivitas pengeboran minyak apapun, terutama proyek pengeboran minyak milik ConocoPhillips ini. Salah satu faktor yang membuat warga Amerika Serikat menentang proyek ini adalah karena keputusan Joe Biden tersebut yang dinilai tidak menepati perkataan untuk tidak menggunakan tanah negara sebagai tempat untuk melakukan aktivitas pengeboran minyak. Karena keputusan dari Joe Biden ini, beberapa penduduk Amerika Serikat yang sejak awal menentang perizinan pengoperasian proyek ini, jadi merasa tertipu dan terkhianati. Alih-alih berupaya untuk meningkatkan perekonomian Amerika Serikat supaya melambung jauh ke atas, Joe Biden seakan-akan tidak mau mendengarkan suara masyarakat Amerika Serikat yang menolak dan suara global yang menentang keputusannya.
ADVERTISEMENT
2. Proyek Kontroversial
Titik fokus permasalahan yang menjadi alasan mengapa “The Willow Project” ini menjadi kontroversial adalah karena adanya kekhawatiran masyarakat global terhadap dampak yang akan ditimbulkan dari aktivitas pengeboran minyak yang besar ini terhadap kerusakan lingkungan secara fisik dan berkepanjangan. Berikut beberapa dampak negatif yang dikhawatirkan akan timbul jika pengeboran minyak besar ini dilakukan (Lintang dan Nurbaiti, 2023):
Sumber: Dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
3. Gerakan Aktivisme Digital
Setelah pengumuman bahwa “The Willow Project” diizinkan untuk beroperasi di Alaska, banyak gerakan aktivisme muncul untuk menolak proyek ini. Alasan utama dari banyaknya gerakan penolakan ini adalah dengan melihat dampak negatif yang cenderung massif. Gerakan penolakan bersama yang dilakukan secara global melalui media sosial, website dan internet juga tidak sedikit jumlahnya. Aksi penolakan yang bersifat global dapat dilihat melalui gerakan besar di media sosial dengan penggunaan hashtag #STOPWILLOW dan #STOPWILLOWPROJECT.
Hampir semua platform media sosial dipenuhi dengan hashtag #STOPWILLOW dan #STOPWILLOWPEOJECT saat isu "Willow Project" menjadi perbincangan hangat, terutama di TikTok, Instagram, Twitter (X), dan Facebook. Di TikTok, kedua hashtag tersebut masing-masing memiliki 22.1 ribu dan 23.1 ribu postingan, sementara di Instagram terdapat lebih dari 5 ribu dan seribu postingan, di Twitter lebih dari 10 ribu tweet, dan di Facebook mencapai 8.8 ribu postingan. Setiap orang memiliki kebebasan untuk menyatakan penolakan mereka di media sosial hanya dengan menambahkan hashtag tersebut. Selain itu, terdapat juga banyak aktivitas di dunia digital terkait petisi online yang menolak "willow project" dengan target 1.5 juta tanda tangan. Petisi ini banyak dibicarakan di Twitter (X) dan dibuat oleh akun bernama Amelia Estrada di situs change.org, yang dalam waktu tiga minggu telah mendapatkan lebih dari 1.2 juta tanda tangan, dengan jangkauan yang bersifat global.
ADVERTISEMENT
4. Kesimpulan
"The Willow Project" menjadi salah satu dari banyaknya kasus menunjukkan adanya peniadaan terhadap isu lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, di mana perlindungan terhadap alam tidak menjadi prioritas utama dalam pengambilan keputusan. Meskipun bahaya kerusakan lingkungan sudah sangat nyata dan dapat mengancam keberlangsungan hidup ekosistem, tindakan untuk memperbaikinya sering kali diabaikan. Proyek pengeboran minyak ini mencerminkan ketidakpedulian terhadap dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan, baik bagi lingkungan, masyarakat lokal, penduduk Amerika Serikat dan penduduk global. Jika sikap acuh tak acuh ini terus berlanjut, risiko bencana lingkungan yang lebih besar akan semakin mendekat, seperti pencemaran yang meluas dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Meningkatnya kesadaran kolektif dan keterlibatan masyarakat dalam advokasi lingkungan menjadi kunci untuk mendorong perubahan positif. Dengan mengedepankan pendidikan dan transparansi dalam pengambilan keputusan, langkah-langkah perbaikan dapat diimplementasikan secara efektif. Tanpa tindakan nyata dan komitmen dari semua pihak, masa depan yang berkelanjutan akan semakin sulit dicapai. Oleh karena itu, menjadikan isu lingkungan sebagai prioritas utama dalam setiap kebijakan yang diambil sangatlah penting. Dengan demikian, generasi mendatang dapat mewarisi bumi yang sehat dan seimbang, serta terhindar dari dampak negatif yang diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT