Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Resiliensi Bisnis: Kunci Bertahan di Era Digitalisasi
9 Oktober 2024 9:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari afzil Ramadian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Era digitalisasi telah mengubah lanskap bisnis secara drastis. Perusahaan yang dulu berjaya bisa saja tergilas oleh perubahan teknologi yang begitu cepat. Namun, di tengah gempuran disrupsi digital, ada bisnis yang mampu bertahan bahkan tumbuh pesat. Apa rahasianya? Jawabannya terletak pada resiliensi.
ADVERTISEMENT
Apa itu Resiliensi Bisnis?
Resiliensi bisnis adalah kemampuan suatu organisasi untuk bertahan, beradaptasi, dan tumbuh di tengah perubahan yang cepat dan tidak pasti.
Di tengah arus perubahan yang begitu cepat, bisnis yang mampu bertahan dan berkembang adalah mereka yang memiliki resiliensi. Layaknya pohon bambu yang lentur namun kuat, perusahaan perlu mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi tanpa kehilangan esensi bisnisnya.
Mengapa Resiliensi Penting di Era Digital?
Digitalisasi telah mengubah cara bisnis beroperasi. Dengan adanya teknologi informasi, konsumen kini memiliki akses lebih besar terhadap produk dan layanan. Mereka dapat membandingkan harga, membaca ulasan, dan melakukan pembelian dengan mudah melalui platform online. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat akan kehilangan pangsa pasar. berikut beberapa ulasan urgensi dari resiliensi:
ADVERTISEMENT
Berkaitan dengan beberapa hal diatas, Mari kita telusuri beberapa aspek penting dalam membangun resiliensi bisnis di era digital ini.
Transformasi Digital: Keharusan, Bukan Pilihan
Bayangkan sebuah toko buku kecil di sudut kota yang masih mengandalkan pencatatan manual dan transaksi tunai. Sementara itu, pesaingnya sudah menjual e-book dan menerima pembayaran digital. Siapa yang akan lebih siap menghadapi situasi seperti pandemi? Jelas, bisnis yang telah bertransformasi secara digital.
Menurut studi yang dilakukan oleh McKinsey (2023), perusahaan yang telah menerapkan transformasi digital memiliki kemungkinan 30% lebih tinggi untuk bertahan dalam situasi krisis. Contohnya, restoran cepat saji McDonald's yang berhasil meningkatkan penjualannya di tengah pandemi berkat adopsi teknologi pemesanan digital dan layanan drive-thru yang efisien.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan Buatan: Mitra Bisnis Masa Depan
Dulu, konsep kecerdasan buatan (AI) hanya ada di film-film fiksi ilmiah. Kini, AI telah menjadi bagian integral dari berbagai bisnis. Toko online Amazon, misalnya, menggunakan AI untuk memberikan rekomendasi produk yang personal kepada pelanggannya, meningkatkan penjualan hingga 35% (Amazon Annual Report, 2022).
Namun, penting untuk diingat bahwa AI bukanlah pengganti manusia, melainkan alat untuk meningkatkan produktivitas. Seperti yang diungkapkan oleh Profesor Erik Brynjolfsson dari Stanford University, "AI tidak akan menggantikan manusia, tapi manusia yang menggunakan AI akan menggantikan mereka yang tidak" (Brynjolfsson, 2022).
Cybersecurity: Benteng Terakhir Bisnis Digital
Dalam dunia digital, data adalah aset berharga. Sayangnya, ini juga berarti data menjadi incaran para penjahat siber. Kasus peretasan data Tokopedia pada 2020 yang mengakibatkan bocornya data 91 juta pengguna menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya keamanan siber.
ADVERTISEMENT
Investasi dalam cybersecurity bukan lagi sekadar opsi, melainkan keharusan. Bank BCA, misalnya, telah menginvestasikan lebih dari Rp 1 triliun untuk sistem keamanan siber mereka sejak 2019, yang terbukti efektif dalam mencegah berbagai upaya peretasan (BCA Annual Report, 2022).
Membangun Tim yang Tangguh Menghadapi Perubahan
Teknologi memang penting, tapi jangan lupa bahwa di balik setiap teknologi ada manusia yang mengoperasikannya. Membangun tim yang adaptif dan tangguh adalah kunci dalam menghadapi perubahan.
Gojek, unicorn asal Indonesia, menerapkan prinsip "default to trust" dalam budaya organisasinya. Prinsip ini mendorong karyawan untuk berani mengambil keputusan dan berinovasi. Hasilnya, Gojek mampu bertransformasi dari layanan ojek online menjadi super app dengan berbagai layanan (Gojek Company Culture, 2023).
ADVERTISEMENT
Penutup
Resiliensi bisnis adalah elemen krusial bagi keberlangsungan perusahaan di era digitalisasi saat ini. Dengan menerapkan strategi inovatif dan adaptif, perusahaan tidak hanya dapat bertahan tetapi juga tumbuh dalam lingkungan yang kompetitif ini.
Membangun resiliensi bisnis di era digital bukan perkara mudah, tapi juga bukan hal yang mustahil. Dengan kombinasi tepat antara adopsi teknologi, keamanan yang kuat, dan pengembangan SDM yang berkelanjutan, bisnis Anda bisa menjadi pohon bambu yang lentur namun kokoh di tengah badai perubahan