Konten dari Pengguna

Alien Mungkin Datang Tahun Depan!

Agus Rifani
Pengajar di Program Studi Fisika di Institut Teknologi Kalimantan
1 Agustus 2022 20:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Rifani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Makhluk setengah ikan berkepala burung. Lukisan ini dipajang dalam pameran Yokai Parade: Monster-monster Supernatural dari Jepang di Surabaya (Foto: Nur Agustinus, 2022)
zoom-in-whitePerbesar
Makhluk setengah ikan berkepala burung. Lukisan ini dipajang dalam pameran Yokai Parade: Monster-monster Supernatural dari Jepang di Surabaya (Foto: Nur Agustinus, 2022)
ADVERTISEMENT
Mari kita bicara hal-hal ringan saja, bukan tentang UFO, tapi tentang alien. Sekitar satu minggu lalu, saya menghadiri acara Indonesia UFO Conference (IUC) di Yogyakarta. Acara ini digagas oleh Indonesia UFO Network (IUN) dan merupakan bagian dari serangkaian acara Indonesia UFO Festival (IUF). Mengapa di bulan Juli? Karena tanggal 21 Juli disepakati sebagai hari UFO nasional. Memang sih, pemerintah belum mengakui hari UFO di Indonesia. Barangkali, juga tidak ada pemerintahan di dunia ini yang mencanangkan hari UFO.
ADVERTISEMENT
Jika hari UFO diajukan ke pemerintah, mungkin mereka akan bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti yang ditanyakan oleh seorang peserta IUC, "Apa sih manfaatnya mempelajari UFO?" Lebih baik menangani hal-hal pragmatis seperti krisis ekonomi yang mungkin melanda negeri ini setelah AS resesi. Memikirkan bagaimana melakukan diversifikasi sumber pendapatan supaya bertahan sebaik mungkin saat angin perubahan melanda. Alih-alih memikirkan UFO yang barangnya saja tidak dapat kita sentuh.
Saya tidak kaget dengan pertanyaan tersebut. Pertama, saya yakin yang bertanya tidak bermaksud meremehkan acara itu. Kedua, saya tahu bahwa jawaban dari pertanyaan tersebut adalah energi pendorong penelitian UFO di negeri ini.
Jawaban dari negeri Amerika Serikat: keamanan penerbangan. Begitu juga Perancis dan beberapa negara lain seperti UK, Chili dan Brazil. Pak Salatun juga sudah menjawab pertanyaan tersebut dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1982: UFO adalah salah satu masalah dunia masa kini. Tentu yang namanya masalah harus diselesaikan, bukan disembunyikan di belakang. Sebab itu, masalah UFO harus diselesaikan. Apa objek tersebut, siapa yang mengendalikannya dan apa tujuannya?
ADVERTISEMENT
Jika tiga pertanyaan itu terjawab, saya yakin pertanyaan selanjutnya bakal lebih penting lagi. Apakah UFO tersebut merugikan atau menguntungkan? Apa yang harus kita lakukan?
Tiga pertanyaan pertama sudah digeluti oleh ratusan peneliti dari berbagai negara. Banyak hipotesis yang berkembang, misalnya UFO adalah cacat dalam matriks realita atau UFO adalah perwujudan delusi massal. Atau hipotesis yang paling ramai dijadikan bahan film: UFO adalah kendaraan Alien. Saya persilahkan masing masing membuka bungkus silet dari bapak Ockham dan mengupas mana yang lebih sederhana.
Sambil membayangkan luasnya alam semesta dan panjangnya waktu yang telah terlewat sejak Big Bang, serta giatnya ekspresi kehidupan yang mungkin terbentuk diantara milyaran galaksi, bagi saya hipotesis paling sederhana adalah UFO merupakan kendaraan Alien.
ADVERTISEMENT
Karena itu, kadang saya tidak peduli dengan pembahasan mengenai kendaraannya. Paling ingin saya ketahui adalah apakah alien memiliki tujuan yang bakal menguntungkan atau merugikan manusia di Bumi. Jika demikian, lantas apa yang harus kita lakukan? Kali ini saya tepat mendarat pada meja diskusi dua pertanyaan terakhir.
Namun tulisan ini harusnya tidak berat. Yang berat-berat kemaren-kemaren sudah saya tuliskan.
Jadi, mari kita pragmatis saja. Apa keuntungan yang bisa saya dapat dari kunjungan Alien? Mungkin sekarang saya bisa posting konten Tik Tok dan bikin sinetron seratus seri tentang saat dimana alien datang ke Indonesia (ini gara-gara kemaren saya menemukan novel "Catatan (seorang) Alien yang Terdampar di Indonesia" oleh Alie Xantara). Keuntungan finansial yang saya dapat dari sinetron dan Tik Tok bakal memberikan saya waktu lebih banyak untuk memikirkan apa tujuan Alien.
ADVERTISEMENT
Sejujurnya saya khawatir, memahami tujuan dan maksud seorang teman yang sudah lama nongkrong bareng saja, saya sering keliru. Apalagi alien yang mungkin berasal dari titik mula evolusi berbeda. Bayangkan mereka adalah makhluk ikan sementara kita mamalia! Kita senang dengan ruangan yang kering, sementara mereka menyukai ruangan yang basah! Kalau saya jualan pembersih debu, tentu tidak laku. Barangkali mereka juga akan tersinggung jika melihat ibu saya mengelupas sisik ikan dengan pisau tumpul di dapur yang kotor. Kajian seperti ini, entah namanya etika, antropologi atau sosiologi perlu juga dilakukan dengan serius. Tidak hanya kajian tentang teknologi kendaraan alien seperti yang sering saya bawakan.
Siapa tahu barangkali alien datang tahun depan, maka kita sudah siap tidak memantik amarah mereka akibat hal-hal yang kita anggap remeh-temeh. Atau mungkin Alien sudah datang dan itulah sebabnya banyak yang sering bermimpi tentang mereka?
ADVERTISEMENT