Konten dari Pengguna

Hierarki Fenomena UFO dan Alien

Agus Rifani
Pengajar di Program Studi Fisika di Institut Teknologi Kalimantan
3 Agustus 2022 20:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Rifani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Enam tingkatan hierarki fenomena UFO dan alien. Diskusi bermakna hanya dapat terjadi jika lawan diskusi sama atau berbeda satu tingkat saja. (Desain: Agus R.)
zoom-in-whitePerbesar
Enam tingkatan hierarki fenomena UFO dan alien. Diskusi bermakna hanya dapat terjadi jika lawan diskusi sama atau berbeda satu tingkat saja. (Desain: Agus R.)
ADVERTISEMENT
Fenomena adalah kata benda yang merujuk pada hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra, sebuah fakta atau kenyataan. Kata ini juga memiliki arti sesuatu yang luar biasa namun tetap dapat diterangkan secara ilmiah. Oleh sebab itu, saya pikir kata ini cocok digunakan untuk menunjuk peristiwa-peristiwa tentang UFO dan Alien.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, hierarki dapat dipahami sebagai tingkatan yang tersusun dari bawah sampai yang paling atas. Saya mengajukan istilah “Hierarki Fenomena” terhadap peristiwa-peristiwa yang melibatkan UFO dan alien. Sehingga sesuai judul tulisan ini, hierarki fenomena UFO dan alien berarti tingkatan fenomena dari bawah hingga teratas.

Hierarki sebagai Jenis Realitas atau Pendapat

Mengapa perlu disusun hierarki fenomena ufo dan alien? Saya dapat jelaskan dengan sederhana seperti ini. Peristiwa yang terkait dengan penampakan UFO seringkali juga melibatkan kesaksian melihat makhluk alien. Kesaksian itu kemudian berkembang menjadi informasi bagaimana suatu badan tertentu, swasta maupun pemerintah, terlibat dalam usaha penyelidikan UFO. Dari sini, kemudian berkembang menjadi usaha untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan alien.
Sampai disini, barangkali kalian mengedutkan dahi, mana bukti sudah ada interaksi dengan alien? Tentu saya tidak bisa memberikan bukti yang mendukung kebenaran cerita tersebut. Tulisan ini tidak bermaksud pula membahas peristiwa itu, tetapi untuk membangun pengelompokkan fenomena. Saya melihat, disebabkan faktor ‘keajaiban’ yang dimiliki oleh peristiwa UFO dan alien, diskusi atau penelaahan tidak dapat dilakukan melampaui satu tingkat atau dengan kata lain harus berurutan. Sebab itu saya gunakan istilah hierarki.
ADVERTISEMENT

Enam Tingkat dalam Hierarki Fenomena

Hierarki fenomena UFO dan Alien saya susun menjadi 6 tingkatan, yaitu dari angka 0 sampai dengan 5. Setiap tingkatan dalam hierarki ini dapat pula dianggap sebuah realita atau skenario kejadian. Selain itu, hierarki dapat pula diterima sebagai pendapat seseorang atas peristiwa yang berkaitan dengan UFO dan alien. Berikut penjelasan setiap tingkatan dalam hierarki fenomena ufo dan alien.

Tingkat awal : Normal (0)

Pada tingkatan terbawah, yaitu “0” atau normal, berarti UFO (dan alien) itu tidak ada. Objek tersebut hanya imajinasi atau sebuah karya fiksi yang selama ini digunakan untuk hiburan (atau tujuan lain) dan disajikan baik dalam bentuk tertulis maupun gambar.
Adapun jika terdapat suatu peristiwa yang diduga UFO, maka setelah dilakukan investigasi, akan ditemukan bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari fenomena alam biasa. Jika bukan fenomena alam biasa maka UFO adalah objek dengan teknologi tinggi milik suatu lembaga pemerintahan atau swasta yang saat ini masih dirahasiakan.
ADVERTISEMENT

Tingkat Pertama: UFO sebagai Objek Fisik

Pada tingkatan pertama ini, UFO adalah objek tidak teridentifikasi. Bahkan setelah dilakukan investigasi, UFO tetap tidak teridentifikasi. Dia bukan fenomena alam dan bukan pula teknologi rahasia suatu negara/perusahaan. Oleh karena itu, pada tingkatan ini UFO adalah sebuah anomali. Keberadaannya ada secara fisik dan dapat ditangkap oleh sensor kamera atau radar. Selain itu juga dapat meninggalkan bekas fisik dan kimia pada lingkungan sekitar.

Tingkat Kedua: UFO sebagai Objek Teknologi Tinggi

Perbedaan tingkat ini dengan tingkat sebelumnya adalah teknologi UFO sudah dipelajari dan dikembangkan pemanfaatannya. UFO bukan lagi objek jarak jauh yang hanya bisa direkam kehadirannya dan tidak bisa dipelajari mekanisme atau cara kerjanya. Terdapat material UFO yang dimiliki akibat UFO jatuh di suatu tempat. Oleh karena itu, pada tingkatan ini terdapat program dan para ahli yang sedang melakukan rekayasa balik teknologi UFO. Program ini dijalankan secara rahasia oleh suatu pemerintahan atau suatu perusahaan alih teknologi.
ADVERTISEMENT

Tingkat Ketiga: Alien Mengendalikan UFO

Pada tingkatan ini, hipotesis ekstraterestrial adalah realitas. Alien adalah pengendali UFO. Makhluk ini tidak ditentukan berasal darimana, misal masa depan atau planet lain. Kenyataan bahwa alien mengendalikan UFO diketahui dari kesaksian yang melihat langsung alien menaiki UFO. Termasuk pada tingkatan ini pula, kesaksian mengenai adanya autopsi tubuh alien.

Tingkat Keempat: Individu Alien Berkomunikasi dengan Manusia

Realitas keberadaan alien sudah diketahui dan terdapat sekelompok orang, mewakili pemerintah, individu atau swasta yang melakukan komunikasi dengan alien. Komunikasi dua arah berhasil dilakukan antara individu manusia dan individu alien. Tidak terdapat kerjasama apapun, hanya komunikasi yang terjadi, baik dengan hadir secara fisik mapun non-fisik.

Tingkat Kelima: Interaksi Manusia dengan Ras Alien

Pada tingkat teratas, realitas yang ditemui adalah adanya komunikasi dan kerjasama antar manusia dengan ras atau organisasi alien. Pada tingkatan sebelumnya komunikasi dilakukan secara individu, sedangkan disini terjadi interaksi antar organisasi alien dengan manusia. Organisasi yang dimaksud dapat berbentuk suatu negara alien, organisasi dagang alien atau bentuk perkumpulan lainnya. Interaksi yang terjadi berupa kerjasama perdagangan atau kerjasama lain yang belum diketahui bentuknya.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Menggunakan Hierarki dalam Diskusi UFO dan Alien?

Enam tingkat hierarki telah dijelaskan karakteristiknya secara umum. Pada bagian ini akan kita pelajari bagaimana menjelaskan fenomena UFO dan Alien menggunakan hierarki diatas.
Fenomena UFO dan alien sesungguhnya sangat rumit. Berbagai macam hipotesis dan teori diajukan untuk menjelaskan fenomena tersebut. Tidak hanya itu, berbagai jenis data dan informasi yang dapat ditarik dari data tersebut juga beraneka ragam.
Mungkin bagi yang baru mengikuti fenomena ini, kalian mengetahui bahwa UFO hanya ada di film. Berarti kalian memiliki realitas atau pendapat “Normal”.
Barangkali kalian belum membaca berita bahwa pada tahun 2020 Pentagon merilis tiga rekaman video UFO dan mereka tidak bisa menjelaskan apa dan dari mana UFO yang ada dalam rekaman tersebut. Ini berarti kalian tidak mengetahui realitas pertama, yaitu “UFO sebagai objek fisik”.
ADVERTISEMENT
Sementara itu terdapat pula informasi yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan AS (DIA-AS) bahwa mereka memiliki material jatuhan dari UFO. Mereka juga melaporkan hasil penelitian terhadap benda tersebut dan potensi teknologi yang dapat dikembangkan di masa depan. Bukankah berita ini menunjukkan bahwa realitas kedua adalah nyata, yaitu “UFO sebagai objek teknologi tinggi”
Baiklah, sampai disini tidak ada alien. Tapi pada tingkat hierarki selanjutnya kita akan memasuki realitas tersebut. Namun adakah orang atau organisasi yang berpendapat alien itu ada dan mengendalikan UFO? Jawabnya ada, meskipun baru dalam sebuah hipotesis. Organisasi tersebut bernama Cometa dan menghasilkan laporan di tahun 1999 yang menyimpulkan bahwa hipotesis paling mungkin dari fenomena UFO adalah hipotesis ekstraterestrial. Cometa yang beranggotakan pilot, pensiunan militer dan ilmuan ini didirikan di Perancis dan mereka memeriksa data laporan UFO dari hasil investigasi Geipan.
ADVERTISEMENT
Contoh lain terjadi di Indonesia. Pada tahun 1981, Sumadi penjaga rumah Guruh Sukarnoputra, melihat sosok makhluk di belakang rumah Jl. Sriwijaya Raya 24, Kebayoran Baru, Jakarta. Sekejap kemudian sosok ini hilang dan tampak objek bercahaya meninggalkan bagian belakang rumah tersebut. Peristiwa ini berarti masuk dalam relaitas ketiga, alien mengendalikan UFO.
Tingkat selanjutnya Alien tidak hanya dilihat ada atau berupa hipotesis, namun sudah bertemu dan berkomunikasi dengan manusia. Apakah ada informasi semacam ini dalam fenomena UFO? Saya jawab ada, meskipun mungkin saat ini kita tidak sepakat dengan jenis data yang dapat diterima.
Jenis data yang saya maksud bukanlah sebuah foto atau video alien mengendarai UFO namun kesaksian dari orang yang kredibel. Barangkali kalian tidak mempercayai kesaksian orang yang saya maksud. Itu sah-sah saja, karena disini saya hanya ingin menunjukan kemungkinan realitas yang ada.
ADVERTISEMENT
Kita dapat mengambil contoh peristiwa yang terjadi pada tahun 1959 di kepulauan Alor, Nusa Tenggara Timur. Saat itu, kepala polisi setempat, Alwi Alnadad memimpin pasukannya untuk memeriksa laporan penduduk tentang keberadaan makhluk berkulit kemerah-merahan dengan tinggi sekitar 1,8 meter.
Makhluk tersebut sempat menemui salah seorang penduduk dan berbicara dalam bahasa yang tidak dapat dipahami. Pasukannya kemudian sempat bertemu makhluk tersebut dan terjadi insiden penembakan. Namun tidak ditemukan setetes darah pun di lokasi penembakan. Setelah itu penduduk melaporkan terlihat UFO berbentuk oval bercahaya putih gemerlapan mengangkasa.
Peristiwa tersebut dimuat dalam buku pak Salatun tahun 1982 yang berjudul UFO: Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini dan diangkat ulang pada tahun 2019 dalam buku Alor Incident: 60 Years of Unknown (1959-2019) karangan pak Nur Agustinus dan Venzha Christ. Berdasarkan informasi diatas yang terjadi di Indonesia, maka fenomena UFO dan alien mencapai tingkatan keempat, yaitu individu alien berkomunikasi dengan manusia.
ADVERTISEMENT
Jika kalian sudah lama menelusuri fenomena UFO maka tentu kalian tahu bahwa pada Desember 2020, Heim Eshad, memberitahu media nasional di Israel, Yediot Aharonot, bahwa Amerika Serikat telah berkomunikasi dan menandatangani perjanjian kerjasama dengan alien dari Federasi Galaktik.
Heim Eshad adalah pensiunan Brigadir General dari unit intelijen militer Israel. Beliau adalah direktur program angkasa di kementerian pertahanan Israel selama kurang lebih 30 tahun. Selain itu, beliau juga menjadi visiting professor bidang aeronautika dan astronautika di berbagai institusi riset teknologi angkasa. Kredibilitas dan latar belakang beliau tidak perlu diragukan lagi. Berdasarkan informasi ini, maka fenomena UFO dan alien mencapai tingkat teratas yaitu tingkat kelima: interaksi manusia dengan ras alien.

Tingkat Hierarki yang Diterima Ilmuwan

Perkembangan pengungkapan UFO ramai dibicarakan beberapa tahun belakangan ini. Tahun 2017, Leslie Kean, seorang jurnalis, mengungkapkan program rahasia di Pentagon yang menyelidiki masalah UFO. Tahun 2020, Pentagon kemudian merilis tiga video UFO. Pada tahun 2021, Kementerian Pertahanan AS, melaporkan pada kongres perkembangan penyelidikan UFO. Selanjutnya, tahun 2022 ini, pada bulan Juni lalu, NASA mengumumkan mereka akan turut menyelidiki UFO. Dengan demikian dapat saya simpulkan, saat ini masyarakat umum (baca: media arus utama) telah menerima UFO berada dalam tingkat pertama, yaitu UFO benar ada sebagai sebuah objek fisik yang dapat diteliti.
ADVERTISEMENT
Apakah ilmuwan dan orang kebanyakan dapat menerima realitas satu tingkat diatasnya? Tingkat kedua: ada alien mengendalikan UFO? Saya yakin suatu saat kita akan mencapai realitas tingkat kedua ini. Meskipun demikian saya sering mengingatkan, kita tidak dapat mengajukan pertanyaan pada realitas tingkat kelima kepada orang yang baru berada di realitas tingkat pertama. Apalagi jika orang tersebut tidak mengetahui informasi tentang realitas pertama, artinya dia hanya mengetahui realitas normal, maka sangat kecil kemungkinan pertanyaan mengenai realitas kelima akan ditanggapi secara serius.
Contohnya adalah kejadian dimana Deddy Corbuzier dalam acara podcast menanyakan kepada bu Menlu, Retno L.P. Marsudi, jika alien menyerang Indonesia apakah Kementerian Luar Negeri akan terlibat? Pertanyaan Deddy C. ini saya kategorikan berada di tingkat kelima dan ditanyakan kepada bu Menlu yang meyakini realitas tingkat “normal”. Tentu jawaban beliau akan mengacu pada film, bukan sesuatu yang nyata. Ini terjadi karena jauhnya perbedaan tingkat realitas mereka.
ADVERTISEMENT
Barangkali diskusi yang lebih bermakna dan serius adalah jika Deddy C. menanyakan tentang realitas pertama pada bu Menlu yang sedang berada di realitas “normal”. Saya yakin beliau akan tertarik untuk menggali informasi lebih jauh karena realitas pertama sesungguhnya sudah resmi diakui negara-negara di dunia, seperti AS, Perancis dan UK.
Begitulah kiranya penggunaan hierarki dalam diskusi fenomena UFO dan alien. Saya ingin menyampaikan bahwa fenomena ini memang sangat rumit. Terdapat beragam jenis data berikut dengan hipotesis dan teorinya masing-masing. Namun jika kita perhatikan, seluruh informasi dari data tersebut, dapat dikelompokan dalam enam tingkat yang membentuk suatu hierarki, yaitu hierarki fenomena ufo dan alien yang sudah saya sampaikan diatas.