Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kemerdekaan, Bom Atom, UFO, dan Alien
16 Agustus 2023 9:17 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Agus Rifani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap bulan Agustus kita selalu diingatkan dengan peristiwa meledaknya bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Kejadian tahun 1945 itu juga membawa Indonesia pada kesempatan memproklamirkan kemerdekaan di saat kekosongan kekuasaan Jepang dan Belanda. Namun apa hubungannya semua itu dengan UFO?
ADVERTISEMENT
Unidentified Flying Object (UFO) atau Unidentified Anomaly Phenomena (UAP) sebagaimana istilah yang populer digunakan saat ini sejatinya adalah sebuah fenomena yang sedang diteliti oleh ilmuwan berupa objek yang bergerak di udara maupun air namun tidak memiliki karakteristik benda terbang pada umumnya. Pun tidak ada yang tahu siapa yang membuatnya. Mengenai UFO, juga dideteksi ada di Indonesia, baca pada artikel ini: "UFO Singgah di Indonesia ".
Salah satu hipotesis adalah UFO merupakan fenomena alam. Namun perilakunya tampak cerdas dan seperti ada yang mengendalikan. Misalnya tahun 2004 di laut Pasifik, U.S. Navy’s Carrier Strike Group Eleven (CSG-11) yang sedang melakukan latihan melaporkan UFO yang mereka temui dapat mengetahui koordinat rahasia titik kumpul dan berada di tempat itu sebelum mereka datang. Mengenai kejadian ini dapat dibaca pada tulisan "Apakah kamu percaya UFO? ".
ADVERTISEMENT
Hipotesis lain adalah kecerdasan buatan. Namun kecerdasan buatan tidak dapat muncul begitu saja. Harus ada yang membuatnya di awal. Sebab itu muncullah hipotesis alien. Disinilah kita dapat menghubungkannya dengan nuklir.
Bom atom yang memanfaatkan energi dari inti atom atau nuklir adalah ledakan yang menyebarkan radiasi. Korban jatuh tidak hanya akibat terbakar saat ledakan namun juga karena sakit akibat terpapar bahan radioaktif.
Belum lagi yang cacat dan harus mendapatkan pengobatan sepanjang hidupnya. Wikipedia menyebutkan total korban sebanyak 226 ribu orang hanya dari dua kejadian ledakan bom.
Sekarang mari kita pandang kejadian tersebut dari posisi yang lebih jauh. Bukan dari puncak gunung Himalaya, tetapi dari luar Bumi. Bahkan dari luar tata surya, mari kita lihat kejadian tersebut dari sudut pandang masyarakat galaksi.
ADVERTISEMENT
Ya, anggaplah mereka ada, berbagai peradaban alien dari berbagai sistem planet berbeda. Bagaimana mereka melihat kejadian di Bumi tahun 1945?
Anggaplah hipotesis lain benar, bahwa alien yang mengendalikan UFO bukan dari satu peradaban, namun dari berbagai peradaban atau bahkan berbagai organisasi. Seperti halnya maskapai pesawat yang masuk ke Indonesia, ada maskapai milik swasta ada pula milik pribadi bahkan ada yang milik resmi suatu negara atau organisasi dunia.
Jika demikian maka Bumi pastilah tidak terlepas dari pengawasan mereka. Paling tidak pengawasan dari ras alien yang planetnya dekat dengan Bumi atau dari pengawasan organisasi alien yang sering hilir mudik di sekitar tata surya.
Tentu mereka akan memantau apa saja yang terjadi di Bumi, apalagi semua kejadian di Bumi sebenarnya tersiar bebas ke luar angkasa melalui gelombang elektromagnetik siaran televisi sejak tahun 1920 an.
ADVERTISEMENT
Sebagai peradaban yang teknologinya jauh lebih tinggi dari kita, yang ditunjukkan dengan kemampuan perjalanan antar bintang hingga sampai ke Bumi, mereka (peradaban alien tadi) tentunya paham dengan konsekuensi perkembangan senjata nuklir.
Secara statistik dengan banyaknya jumlah peradaban di alam ini, tentu ada beberapa peradaban yang musnah akibat perang Nuklir. Saya menduga mereka khawatir dengan adanya peledakan bom Atom tersebut.
Tentu mereka tidak khawatir dengan ledakannya, namun barangkali mereka khawatir dengan dampaknya yang merusak kehidupan di Bumi. Sebab sumber daya alam bagi mereka bernilai tinggi di antara planet-planet gersang lainnya.
Oleh sebab itu, kemampuan manusia di Bumi yang sudah mampu meledakkan bom nuklir pastilah membuat para alien ini mengadakan rapat. Kemudian keputusan mereka adalah kita harus bertindak sekarang juga, sebelum kita kehilangan sumber daya berharga ini. Kita harus pergi ke Bumi dan bekerja sama dengan pemerintah Bumi.
Tampak sebagai fiksi ilmiah bukan? Ya begitulah, kita memang tidak dapat menguji hipotesis tersebut. Termasuk hipotesis ada banyak jenis ras alien dan mereka telah membentuk berbagai organisasi dengan berbagai tujuan, misal perdagangan dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Namun kita dapat menganalogikan dengan kehidupan di Bumi. Apa pun bentuk kehidupan cerdas yang ada di planet lain mereka pasti mengalami kebutuhan yang sama, yaitu bertahan hidup. Kita melihat apa yang terjadi di bumi berupa kerusakan ekosistem akibat perkembangan teknologi fosil.
Kemudian ancaman kemusnahan massal akibat teknologi nuklir. Terbentuknya berbagai organisasi dunia seperti PBB, G20, ASEAN, dan seterusnya. Terbentuk pula berbagai perusahaan swasta global yang jejaring produk dan investasinya ada di mana-mana, seperti Nestle dan Blackrock Bukankah semua ini dapat saja muncul pada skala yang lebih besar? Skala galaksi.
Jika berbagai organisasi alien ini telah menyepakati peraturan etika berinteraksi dengan peradaban baru, seperti tidak boleh ada intervensi kecuali suatu peradaban berpotensi memusnahkan diri mereka sendiri, maka kejadian ledakan bom atom 1945 adalah pesan yang sangat jelas: Bumi sekarang terbuka untuk dikunjungi dan diajak bekerja sama.
Sebab itu sejarah mencatat sejak tahun 1945 tersebut, kehadiran UFO semakin banyak. Bahkan muncul pula berbagai kesaksian dihubungi makhluk alien. Jika kalian masih ragu dengan topik UFO dan Alien yang tampak tidak ilmiah, bisa membaca tulisan di artikel ini: "UFO dan Alien: Saatnya diskusi ilmiah! "
ADVERTISEMENT
Jika sekian banyak hipotesis yang saya ajukan di atas benar, maka bom nuklir tahun 1945 sejatinya tidak hanya menghentikan perang Dunia ke II namun juga menginisiasi ‘perang’ dalam skala yang berbeda, yaitu membuka Bumi dan mengundang peradaban lain untuk berinteraksi dengan kita.
Sementara itu sejarah mencatat bahwa pertemuan dua peradaban berbeda selalu menghasilkan keuntungan bagi satu peradaban saja atau bahkan kemusnahan peradaban lain. Sudah siapkah kita berinteraksi dengan peradaban lain di alam semesta ini? Sudah siapkah kita membawa semangat dan pengalaman meraih kemerdekaan Indonesia ke skala kemerdekaan Bumi dari potensi invasi peradaban lain?
Barangkali waktu akan menjawab, sebagaimana halnya yang terjadi di Nusantara, rentang waktu antara kedatangan VOC hingga kemerdekaan adalah sekitar 300 tahun. Tahun 1600 an saat VOC datang tidak ada yang berpikir tentang penjajahan. Apakah manusia di Bumi, kita semua, akan mengulangi kesalahan tersebut, yaitu saat peradaban alien datang kita tidak berpikir sama sekali tentang potensi penjajahan?
ADVERTISEMENT