Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perkembangan Desa Wisata Jembul Berbasis Kearifan Lokal
31 Desember 2022 15:40 WIB
Tulisan dari Ahmad Fatchur rohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Halo, Perkenalkan nama saya Ahmad Fatchur Rohman, saat ini saya sedang menempuh pendidikan S1 di Prodi Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang. Artikel saya kali ini merupakan hasil dari diskusi kelas mata kuliah Sosiologi Pariwisata. Mata kuliah ini membahas dan mengkaji mengenai perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara yang dilakukan perorangan atau kelompok, dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Pada kesempatan ini saya, ingin bercerita sedikit mengenai perkembangan desa wisata Jembul berbasis kearifan lokal.
ADVERTISEMENT
Desa Jembul merupakan salah satu desa yang terletak di bagian ujung Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Untuk tiba di lokasi desa wisata ini dengan menempuh jarak kurang lebih 9 km dari Kecamatan Jatirejo, yang harus melewati hamparan sawah, bukit, sungai dan kawasan hutan produksi dalam wilayah pengelolaan Perum Perhutani BKPH Jatirejo.
Desa ini dikelilingi dengan kawasan hutan yang masih indah dan hawa sejuk yang masih menyelimuti kawasan Jembul, salah satu potensi yang terus dapat dikembangkan, seperti; Coban Kabejan merupakan air terjun yang dimiliki Desa Jembul yang dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan kedepannya. Desa wisata Jembul budayanya saat ini yang dimiliki sangat melekat bagi masyarakat Desa Jembul yang ramah dan sangat terbuka dengan para wisatawan menjadi salah satu potensi yang dimiliki oleh Desa Jembul.
ADVERTISEMENT
Mayoritas perekonomian masyarakat diperoleh dari hasil pertanian, jumlah pekerjaan di daerah tersebut sebagai para petani dan memiliki lahan masing-masing. Selain itu mereka yang bekerja sebagai buruh tani selamanya mengandalkan gaji yang dibayarkan setiap harinya sebesar Rp.30.000-50.000.
Dari realitas masyarakat Desa Jembul masih melekat budaya dan tradisi warisan nenek moyang mereka pada kearifan lokal. Dapat dilihat dari segi sosial masyarakat Jembul terhadap wisatawan sangat ramah, kompak, dan tali silaturahminya terjalin kuat. Hal seperti ini, terbukti ketika ada wisatawan yang berkunjung ke air terjun kabejan, mereka saling terbuka tanpa terlihat asing. Meskipun tidak saling mengenal mereka tidak sungkan untuk menyapa bahkan memberi tawaran untuk berkunjung ke rumahnya dan uniknya masyarakat Jembul juga memberikan hidangan masakan mereka seadanya kepada wisatawan. Di samping itu, masyarakat juga membuka usaha seperti; jualan makan dan minum, serta tukang parkir di lokasi air terjun kabejan.
ADVERTISEMENT
Strategi Desa Jembul menjadi desa wisata berbasis kearifan lokal kini dapat dilihat dari sektor masalah keamanan, dari tertutup menjadi terbuka yang tentunya menjadi sangat rentan adanya pencurian, perubahan budaya juga perlu diwaspadai karena masyarakat dari luar banyak yang mengunjungi, serta ada beberapa produk luar yang sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat Jembul. Untuk menumbuhkan daya tarik wisatawan pasti yang menjadi dasar merupakan alam yang hijau dan bersih, karena dengan komitmen masyarakat Jembul untuk mewujudkan kawasan yang hijau sangat penting.
Gerakan yang menjadi prioritas masyarakat Jembul yakni sebagai Desa Wisata, meliputi: 1). Membuat titik-titik pembuangan sampah, dengan adanya pembuangan sampah terpadu ini yang berada di titik-titik tertentu dengan tujuan agar lokasi yang strategis dapat di akses wisatawan dan sungai tidak kumuh. 2). Menghijaukan lahan yang gundul, masyarakat Desa Jembul selain letak desa di sekitar hutan aktifitas mereka juga tidak jauh dari kegiatan yang bersentuhan dengan hutan. Masyarakat Jembul selalu bekerja sama dengan pihak Perhutani, yaitu dengan penanaman pohon disekitar area desa dan lahan perhutani.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, perkembangan Desa Wisata Jembul berbasis kearifan lokal kini perlu adanya strategi yang tepat, hal ini sangat perlu terutama dari masalah keamanan dari tertutup menjadi terbuka yang tentu akan menjadi sangat rentan adanya pencurian dan perubahan budaya juga perlu diwaspadai karena banyak masyarakat dari luar yang mengunjungi, serta juga keterjajahan dari produk luar yang justru mengancam struktur masyarakat Desa Jembul.
Maka dari itu, strategi utama adalah kekompakan dan kerja sama yang kuat antara masyarakat dengan Pemerintah Desa untuk menjadikan Desa Jembul ini sebagai desa wisata yang berbasis kearifan lokal, karena hal itu sangat penting adanya penyatuan suatu modal sosial. Demikian juga dengan penyatuan Pemerintah Desa dan Pemerintah Dinas yaitu adanya daya dukungan dari pemerintah dalam hal perizinan. Dari sinilah akan muncul kesadaran bahwa desa wisata Jembul milik semua, bukan hanya milik individu yang untungnya untuk kesejahteraan masyarakat secara bersama.
ADVERTISEMENT