Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kenali Stunting, Wujudkan Anak Indonesia yang Tangguh
27 November 2024 17:01 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ahmad Ihsanuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini banyak orang membicarakan tentang stunting. Apa itu stunting dan dampaknya, serta bagaimana supaya seorang anak terhindar dari stunting, berikut ini penulis sampaikan hasil wawancara dari pakar yang saat ini sedang berkecimpung di bidang percepatan penurunan stunting di salah satu kota di provinsi Jawa Barat.
Menurut dr.Mutmainah Indriyati,MKM sebagai Ketua Tim Kerja Gizi dan KIA Dinas Kesehatan Kota Depok Jawa Barat, stunting adalah kondisi balita yang pendek dibandingkan dengan anak seusianya yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang kronis pada 1000 hari kehidupan yaitu sejak dalam kandungan hingga berusia 2 tahun dan juga bisa disebabkan oleh infeksi yang berulang dan pola asuh yang tidak tepat. Bahaya stunting bukan karena pendeknya tetapi lebih kepada dampak terhadap kecerdasan dan potensi mengalami penyakit kronis di saat dewasa nanti. Oleh karena itu pemerintah saat ini sedang gencar dalam mengampanyekan program pencegahan stunting.
ADVERTISEMENT
Apakah stunting bisa diobati?
Menurut iin sapaan akrab dari dr.Mutmainah, anak yang sudah terlanjur mengalami stunting terutama pada usia diatas 2 tahun kecerdasannya sudah terlanjur mengalami keterlambatan sehingga sulit dikembalikan lagi untuk menjadi normal. Hal itu dikarenakan 80% perkembangan otak terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan, sehingga jika seorang anak kekurangan gizi pada periode usia ini maka perkembangan otaknya tidak akan mencapai 80% di usia 2 tahun, sedangkan keterlambatan tersebut tidak akan dapat dikejar di luar periode usia 2 tahun.
Mengapa kekurangan gizi dapat menghambat perkembangan otak?
60% otak manusia terdiri dari lemak sehingga jika seorang anak kekurangan gizi pada masa perkembangan otak yaitu pada usia 0 - 2 tahun maka dia tidak mempunyai bahan untuk menambah volume otak. Sedangkan, meningkatnya kecerdasan sebanding dengan bertambahnya volume otak. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kekurangan gizi menyebabkan berkurangnya kecerdasan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana supaya seorang anak terhindar dari stunting?
Pencegahan stunting dimulai sejak dalam kandungan, di mana pada usia janin 3 minggu, otak dan organ-organ vital janin mulai berkembang sehingga pada masa ini seorang ibu yang sedang hamil harus memiliki cadangan nutrisi untuk mencukupi kebutuhan perkembangan janin. Hingga usia kehamilan 20 minggu , bayi dalam kandungan akan mengalami pertambahan panjang dengan pesat sehingga pada masa ini ibunya harus banyak mengonsumsi protein hewani dan buah-buahan. Jika ibunya kekurangan protein pada masa ini maka bayi berpotensi pendek saat lahir. Protein terutama yang berasal dari hewani merupakan zat pembangun yang dibutuhkan untuk menambah panjang janin, sedangkan buah-buahan mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk mempercepat metabolisme sel. Pada usia kehamilan 20 minggu hingga lahir ibunya harus terus mengonsumsi makanan yang mengandung gizi yang lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral agar bayi bertambah beratnya sesuai dengan usia kehamilan. Setelah lahir, bayi hanya boleh diberikan ASI saja hingga berusia 6 bulan yang dikenal dengan "Pemberian ASI Eksklusif". Pada usia 6 bulan bayi sudah harus dikenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI). MPASI diberikan secara bertahap baik dalam hal tekstur, frekuensi dan volumenya. Tahapan tekstur dimulai dari makanan saring, lumat, cincang halus, cincang kasar hingga usia 12 bulan. Setelah berusia 12 bulan anak diberikan makanan yang sama dengan keluarga yang lain. Pada tahapan pemberian MPASI ini kandungan gizi yang paling penting adalah protein hewani sehingga dalam setiap kali makan harus ada 2 macam protein hewani sampai dengan anak berusia 5 tahun. Balita juga tidak hanya cukup diberikan makanan lengkap tiga kali sehari, namun juga harus diberikan selingan kudapan diantara 2 waktu makan. Jika semua hal itu dilakukan maka anak akan terhindar dari stunting.
ADVERTISEMENT
Apakah makanan bergizi untuk mencegah anak mengalami stunting harus mahal?
Makanan bergizi yang mengandung protein hewani tidak harus berupa makanan yang mahal apalagi makanan impor. Indonesia memiliki banyak sekali makanan asli sumber protein hewani atau yang dikenal dengan makanan lokal, contohnya ikan lele, gurame, mujaer, ayam, telur, susu, dan lain sebagainya yang dapat dibudidayakan sendiri dan diolah menjadi berbagai kreasi makanan yang disukai oleh balita dengan harga yang masih terjangkau oleh masyarakat kebanyakan. Sekarangpun, pemerintah lebih banyak menggunakan makanan lokal dalam pemberian bantuan tambahan makanan bergizi untuk balita dan ibu hamil dengan masalah gizi, yang dikenal dengan Pemberian Makanan Tambahan Lokal (PMT lokal).