Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Law of Attraction: Ilmiah atau Sugesti?
3 Desember 2024 21:54 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari AHMAD RASYID RIDHO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah Anda pengertian dari Law of Attraction? Law of Attraction atau bisa disebut sebagai hukum tarik-menarik adalah sebuah konsep yang mengungkapkan bahwa pikiran serta perasaan dalam diri
seseorang dapat mempengaruhi kehidupan nyata yang mereka alami. Hal ini berakar pada suatu gagasan yang memercayai bahwa energi yang dipancarkan dari pikiran kita, baik itu positif maupun negatif, akan menarik pengalaman yang sesuai dan atau sejalan dengan energi yang ada tersebut. (DAN, n.d.) Persepsi seseorang mempengaruhi kehidupannya, dengan kata lain, bahwa jika seseorang berfokus pada hal-hal yang positif, maka diri mereka akan menarik hal-hal yang positif ke dalam hidupnya, dan juga sebaliknya untuk pikiran negatif, yakni dimana seseorang berfokus pada hal-hal yang negatif, mereka akan menarik hal-hal yang negatif ke dalam hidupnya.(Byrne & Griffitt, 1966)
ADVERTISEMENT
Konsep dari Law of Attraction ini bukanlah hal yang baru. Hal ini telah ada sejak abad ke-19 dan dikenal sebagai suatu bagian dari Gerakan Pemikiran Baru atau lebih dikenal New Thought. Popularitas dari Law of Attraction melonjak tinggi setelah rilisnya film dokumenter yang berjudul The Secret pada tahun 2006. Film tersebut menjelaskan bahwa dengan kita berpikir positif serta ingin memvisualisasikan keinginan dalam diri kita, hal ini dapat menarik hal-hal baik ke dalam diri kita. Law of Attraction adalah fenomena yang baru muncul, dan hal ini harus dievaluasi pada populasi muda yang mengalami gejala kecemasan atau depresi. Beberapa laporan kasus mengungkapkan bahwa manajemen non-farmakologis dan psikoedukasi harus dilakukan untuk mengatasi gejala seperti ini namun terlalu dini untuk mengambil kesimpulan seperti itu. (Mehra & Chakravarty, 2024)
ADVERTISEMENT
Prinsip-Prinsip Utama Law of Attraction
Adanya beberapa prinsip yang menjadi dasar terbentuknya Law of Attraction. Pertama, ialah Like Attracts Like yakni hal yang serupa akan saling tarik-menarik satu sama lain. Jika Anda memiliki sikap atau perbuatan yang positif, Anda lebih cenderung menarik hal-hal yang positif juga, bahwa apa pun yang kita pikirkan dengan penuh keyakinan, energi, dan fokus pikiran, baik positif maupun negatif, akan menjadi kenyataan dalam hidup kita, (Agustia, 2024), pun sebaliknya dengan hal-hal negatif; kedua adalah Nature Abhors a Vacuum yakni alam semesta tidak menyukai kekosongan. (Shiraishi & Tasaki, 2024) Ketika adanya ruang kosong dalam kehidupan kita seperti hilangnya sesuatu dalam hidup kita, alam semesta akan mengisi kekosongan tersebut dengan hal-hal baru, baik itu positif maupun negatif; dan terakhir adalah The Present is Always Perfect yakni pentingnya untuk fokus pada waktu saat ini. Karena dengan kita menghargai apa yang dimiliki saat ini, kita akan dapat menciptakan masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Ilmiah atau Sugesti?
Law of Attraction adalah topik yang sering diperdebatkan maupun diperbincangkan apakah bersifat ilmiah atau sugesti. Ada pendapat yang mengungkapkan bahwa konsep Law of Attracton didasarkan oleh prinsip psikologi dan filosofi yang menunjukkan bahwa bagaimana pikiran dalam diri seseorang dapat mempengaruhi perilaku dan hasil dalam kehidupan. Semisalnya, Ketika berpikir positif dapat mendorong motivasi serta meningkatkan percaya diri yang pada akhirnya mempengaruhi tindakan seseorang dalam mencapai tujuannya. Orang-orang dengan pemikiran positif dan pikiran bersyukur menciptakan watak bahagia yang selanjutnya memberikan kontribusi terhadap kebahagiaan menciptakan masyarakat yang sehat secara emosional dan mental. (Albina, 2018)
Akan tetapi, banyak kritikus yang berpendapat bahwa Law of Attraction tidak memiliki dasar ilmiah yang menguatkan hal ini. Ditunjukkan bahwa Law of Attraction sering kali bersifat abstrak dan tidak dapat untuk diuji secara empiris. Hal ini mengungkapkan bahwa meskipun ada manfaat psikologis dari berpikir positif serta mengandalkan hukum tarik-menarik sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan, hal ini bisa menimbulkan masalah. Kesuksesan dalam mencapai tujuan hidup sering kali cenderung membutuhkan usaha yang nyata, konsisten, dan rencana yang lebih ideal daripada hanya berpikir positif saja. (Hicks & Hicks, 2006)
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang untuk dapat memahami bahwa meskipun berpikir positif dapat membantu untuk menciptakan perubahan dalam kehidupan, perlunya tindakan usaha yang nyata serta proses diperlukan untuk mencapai tujuan.
Daftar Pustaka
Agustia, D. P. (2024). Law Of Attraction Pada Energi Kalam Qur’an. Tarbiyah Bil Qalam: Jurnal Pendidikan Agama Dan Sains, 8(1).
Albina, A. C. (2018). The Law of Attraction: Positive Thinking and Level of Gratitude towards Happiness. CMU Journal of Science, 22(1), 15–22.
Byrne, D., & Griffitt, W. (1966). A developmental investigation of the law of attraction. Journal of Personality and Social Psychology, 4(6), 699.
DAN, J. (n.d.). Konsep Law Of Attraction Dalam Al-Qur’an.
Hicks, E., & Hicks, J. (2006). The law of attraction: The basics of the teachings of Abraham. Hay House, Inc.
ADVERTISEMENT
Mehra, A., & Chakravarty, R. (2024). “Law of Attraction”: A manifestation of psychological disorder or not? Asian Journal of Psychiatry, 100, 104155.
Shiraishi, N., & Tasaki, H. (2024). Nature abhors a vacuum: A simple rigorous example of thermalization in an isolated macroscopic quantum system. Journal of Statistical Physics, 191(7), 82.