Konten dari Pengguna

Asal Mula Kedatangan Islam di Indonesia

Ahmad Yanuar
Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Jember
31 Maret 2022 9:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Yanuar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto : shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto : shutterstock
ADVERTISEMENT
Islam merupakan sebuah salah satu agama atau bentuk kepercayaan kepada tuhan yang ada di dunia ini. Agama Islam ini sudah ada sejak masa lampau yang kedatangannya berasal dari luar nusantara. Waktu demi waktu agama Islam ini menyebar ke beberapa tempat di dunia yang salah satunya tempatnya yaitu di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kedatangan atau penyebaran agama Islam ke Indonesia ini banyak para ahli sejarawan yang memberikan pendapat atau teori mereka sendiri terhadap bagaimana cara masuk agama Islam yang berasal dari luar negeri ini sampai ke Indonesia. Berikut ini akan dipaparkan beberapa teori mengenai kedatangan Islam ke Indonesia yaitu antara lain :
1. Teori Gujarat
Teori ini dikemukakan oleh Pijnappel yang merupakan seorang ilmuwan belanda. Beliau berpendapat bahwa Islam yang datang ke Indonesia atau nusantara ini berasal dari anak buah India, bukan berasal dari Semenanjung Arabia ataupun Persia. Menurut Pijnappel orang yang pada awalnya membawa agama Islam menuju nusantara atau Indonesia ini yaitu orang – orang yang berasal dari malabar (India Selatan) yang bermazhab Syafi’I yang bermigrasi dari India menuju ke Indonesia. Kemudian teori ini dikembangkan oleh Christiaan Snouck Hurgronje yang merupakan seorang orientalis Belanda. Ia mengemukakan bahwa banyak pedagang yang pada saat itu di pelabuhan anak benua India itu menganut agama Islam setelah itu mereka datang ke nusantara untuk berdagang dan sembari membawa agama Islam untuk disebarkan di nusantara atau Indonesia. Pedagang ini yang menjadi pembawa agama Islam pertama di nusantara menurutnya.
ADVERTISEMENT
2. Teori Batu Nisan / Teori Bengal
Teori ini berasal dari penolakan keras oleh S.Q Fatimi yang berargumen bahwa suatu kesalahan yang mengatakan bahwa seluruh batu nisan samudera pasai termasuk batu nisan sultan dan pendiri Kesultanan Samudera Pasai, Malikus Shaleh (696 h/ 1297 m) dengan batu nisan Gujarat.
Menurut penelitiannya Fatimi, bentuk dan gaya di batu nisan Malikus Shaleh berbeda sepenuhnya dengan batu nisan yang terdapat Gujarat Dan batu – batu nisan lain yang ditemukan di Indonesia. Menurutnya bahwa bentuk dan gaya batu nisan ini justru mirip dengan bentuk batu nisan yang terdapat Bengal (Bangladesh).
3. Teori Arab
Teori ini berasal dari gagasan Thomas Walker Arnold dan Koromandel yang mengatakan bahwa Malabar bukan satu – satunya tempat asal Islam, melainkan juga Semenanjung Arabia. Dalam pandangannya, para pedagang Arab juga menyebarkan Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan barat – timur sejak abad – abad awal hijriah atau abad VII dan VIII masehi.
ADVERTISEMENT
Dugaan bahwa asal Islam juga berasal dari Semenanjung Arabia dengan mempertimbangkan fakta yang disebutkan sumber – sumber Cina, bahwa menjelang akhir perempat ketiga abad VII seorang pedagang Arab sebagai pemimpin sebuah pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatra. Sebagian orang Arab ini dilaporkan melakukan perkawinan dengan wanita lokal sehingga membentuk inti sebuah komunitas muslim yang terdiri dari orang Arab pendatang dan penduduk lokal. Menurut Arnold, anggota – anggota komunitas muslim ini juga melakukan kegiatan penyebaran Islam.
4. Teori Sufi
Teori ini diperkenalkan oleh Johns, dengan mempertimbangkan kecilnya kemungkinan bahwa para pedagang memainkan peran terpenting dalam penyebaran Islam, ia mengajukan para sufi pengembara yang terutama melakukan penyiaran Islam di kawasan nusantara dan para sufi ini berhasil mengislamkan sejumlah besar penduduk nusantara, setidaknya sejak abad XIII.
ADVERTISEMENT
Menurut Johns, banyak sumber lokal mengaitkan pengenalan Islam ke kawasan ini dengan guru – guru pengembara berkarakter sufi yang kental, berkat otoritas karismatik dan kekuatan magis mereka sebagian guru sufi dapat menikahi putri – putri bangsawan dan mewariskan kepada anak – anak mereka darah bangsawan serta aura keilahian atau karisma keagamaan.
Daftar Referensi
Azra.A. dan Burhanudin, J. (Ed.), 2013, Indonesia Dalam Arus Sejarah 3:Kedatangan dan Peradaban Islam, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta.