Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pentingnya Pendidikan Agama di Era 4.0
5 Desember 2022 21:32 WIB
Diperbarui 20 Desember 2022 13:31 WIB
Tulisan dari Aida Adha Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan agama pada era sekarang yang penuh dengan kemajuan teknologi sangat kurang diimplementasikan pada generasi penerus bangsa. Sekolah di Indonesia sekarang kurang memberikan pengajaran agama kepada siswa. Hal ini dikarenakan kurikulum pendidikan yang dirasa lebih mengedepankan ilmu akademis siswa beralaskan untuk kemajuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Perlu kita ketahui sebelumnya, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia sudah mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut UU RI. No. 20 Tahun 2003, “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan dan keterampilan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Tim Penyusun UU SISDIKNAS, 2011).
Sebelum kita membahas pentingnya pendidikan agama bagi generasi bangsa di zaman sekarang, perlu kita ketahui bahwa pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia yang andal, terampil, dan kompetitif, serta memiliki nilai guna di tengah perkembangan zaman ini dan pendidikan harus mampu mencetak generasi yang berkualitas dan berintegritas dalam menghadapi tantangan-tantangan perubahan yang terjadi setiap waktunya (Hanani, 2016).
ADVERTISEMENT
Setelah itu, ada hal yang perlu menjadi perhatian lebih. Yakni seperti yang sudah sedikit disinggung pada paragraf pertama di atas, tentang kurangnya pendidikan agama di Indonesia. Padahal, pendidikan agama ini sangatlah penting. Pendidikan keagamaan merupakan sarana pembangun mentalitas, sosial, dan jati diri anak bangsa di negara dengan ciri khas penduduk berkeagamaan ini. Keterabaian dalam membenahi pendidikan keagamaan ini telah nyata melahirkan tatanan masyarakat yang rapuh, sekuler, dan mengalami distorsi yang akan merugikan cita-cita bangsa kedepannya.
Sebelumnya kita semua tahu, upaya untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas selalu diupayakan. Masyarakat mulai menyadari arti pentingnya pendidikan bagi mereka. Karena pendidikan merupakan tolak ukur seseorang memiliki kapasitas dan integritas maupun karakter yang lebih baik dalam berhubungan antar sesama. Namun, pemerintah dan masyarakat seringkali lupa akan hal ini; betapa pentingnya membangun pendidikan karakter anak bangsa. Oleh karena itu, pendidikan agama menjadi salah satu solusinya.
ADVERTISEMENT
Pendidikan agama akan membentuk karakter anak bangsa yang berkepribadian baik. Karena pada saat siswa diajarkan pendidikan agama, bukan berarti hanya diajarkan bagaimana cara beribadah saja. Akan tetapi, pendidikan agama terlebih dahulu membentuk moralitas baik anak yang akan ia terapkan di masyarakat kelak.
Dewasa ini perkembangan zaman berakibat pada terpengaruhnya sistem pendidikan nasional di Indonesia. Perubahan itu terjadi begitu cepat sementara kualitas dari sumber daya manusia semakin menurun karena stigma menghilangkan karakter atau jiwa dari suatu pendidikan itu sendiri (Bayu, 2020, h.8). Berkembangnya persoalan kebangsaan seperti sekarang ini dan lunturnya karakteristik kebangsaan, salah satu hal yang memengaruhinya adalah karena melemahnya peran pendidikan dalam membangun moralitas dan mentalitas bangsa, termasuk dalam hal fungsi pendidikan keagamaan. Padahal, peran pendidikan keagamaan dilintas sejarah bangsa sudah terbukti sebagai pembangun karakteristik bangsa pada mulanya. Oleh karena itu, pendidikan keagamaan tidak boleh diabaikan dalam membawa visi dan misi masa depan bangsa yang penuh akan pembaharuan.
ADVERTISEMENT
Keterabaian Terhadap Pendidikan Agama Membawa Dampak Negatif
Pendidikan agama diibaratkan sebagai pondasi sebuah bangunan agar terbentuk menjadi kokoh. Pendidikan agama ini harus ditanamkan sejak dini agar seorang paham bagaimana eksistensi moral yang akan diiringi dengan terbentuknya moralitas yang baik bagi anak. Sering kali kita melihat, pendidikan agama sudah ditanamkan sejak dini oleh masyarakat di pedesaan dulu yang belum mengenal teknologi. Oleh karena itu, orang di desa cenderung lebih berkepribadian baik secara moral dibanding dengan orang kota yang sudah dikelilingi dengan teknologi canggih.
Hal ini seyogiyanya menjadi perhatian lebih kepada orang tua, masyarakat, tenaga pendidik, dan pemerintah. Bahwa pendidikan agama ini haruslah menjadi bagian penting bagi pembelajaran siswa di sekolah.
Salah satu perspektif Cendekiawan Muslim, Abuddin Nata, tentang pentingnya pendidikan agama ini menurutnya, pendidikan agama adalah konsep yang harus ditanamkan kepada setiap jiwa seseorang yang masih hidup (Nata, 2014). Dengan pendidikan agama ini manusia akan dapat membedakan antara baik atau buruknya sesuatu. Abuddin Nata juga menekankan pendidikan agama ini harus ada di setiap sekolah, baik Madrasah (sebutan sekolah dalam bahasa Arab), maupun sekolah-sekolah umum.
ADVERTISEMENT
Tentunya bukan hanya agama Islam yang menganjurkan pendidikan moralitas harus terlebih dahulu dikedepankan daripada ilmu-ilmu lain. Dalam ajaran Nasrani pun sama, pendidikan moral haruslah dibentuk terlebih dahulu sebelum terjun ke masyarakat sesungguhnya.
Tantangan Terhadap Pendidikan Agama Di Era 4.0
Tantangan terhadap terlaksananya pendidikan agama di Indonesia antara lain penulis mengambil berdasarkan realita di Indonesia, masyarakat kini cenderung mengedepankan kemajuan teknologi dan kurangnya filter budaya yang masuk ke Indonesia. Banyaknya paham-paham yang berkembang kini mengajarkan bahwa pendidikan agama tidak terlalu penting bahkan tidak penting bagi kehidupan sehari-hari.
Padahal, berbagai peristiwa yang belakangan terjadi telah menunjukkan akibat dari keterabaian membenahi pendidikan agama ini. Seperti peristiwa kekerasan antar pelajar; tawuran, yang kebanyakan dipicu oleh persoalan yang tidak terlalu penting, namun mengakibatkan korban, baik yang luka maupun meninggal. Demikian pula masalah lainnya yang menyangkut peserta didik dan masyarakat umum seperti adanya geng motor, yakni sekumpulan anak-anak remaja yang mempunyai hobi bermotor yang melakukan tindakan kekerasan, penganiayaan, penjambretan, hingga perampokan yang sangat meresahkan masyarakat. Kejadian-kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimana peran pendidikan dalam membentuk pola pikir dan tingkah laku atau moral peserta didik maupun masyarakat umum dan bangsa.
ADVERTISEMENT
Begitulah sederet fenomena yang terbentuk dari keterabaian dalam membenahi pendidikan agama ini. Pada intinya, penulis hanya ingin mengingatkan bahwa pendidikan agama sebagai pendidikan moralitas anak bangsa yang harus segera dibenahi, khususnya di Indonesia. Penulis juga menekankan, bahwa pendidikan agama ini sangatlah penting ditanamkan sejak anak berusia dini, agar terbentuknya generasi bangsa yang bermoral, bukan hanya pandai dalam urusan perkembangan teknologi.
Kajian Pustaka
Bayu, B. (2020). Konsep Pendidikan Menurut Perspektif Abuddin Nata. (Skripsi Sarjana dipublikasikan, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Sumatera).
Hanani, S. (2016). Sosiologi Pendidikan Kebangsaan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nata, A. (2014). Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Group.
Tim Penyusun. (2011). UU SISDIKNAS No. 20, 2003. Jakarta.
ADVERTISEMENT