Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Konklaf: Tradisi Pemilihan Paus Baru
28 April 2025 14:04 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ajeng Putri Yuwono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio menghembuskan napas terakhirnya pada Senin pagi (21/4/2025), di kediamannya di Domus Sanctae Marthae, Kota Vatikan. Paus Fransiskus wafat setelah menderita pneumonia di kedua paru-parunya.
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus merupakan pemimpin tertinggi ke-266 Gereja Katolik sejak tahun 2013 sampai kematiannya pada tahun 2025. Sebelumnya, Paus berkebangsaan Argentina ini merupakan Uskup Agung Buenos Aires.
Pasca wafatnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik akan melaksanakan tradisi Konklaf untuk memilih Paus baru. Apa itu Konklaf?
Tradisi Konklaf Kepausan (Papal Conclave)
Konklaf Kepausan adalah tradisi pertemuan Dewan Kardinal untuk memilih Paus baru. Konklaf dilaksanakan sangat tertutup dan rahasia.
Sejak tahun 1492, Kapel Sistina ditetapkan menjadi tempat digelarnya Konklaf. Praktisnya, Konklaf diadakan setelah 15 sampai 20 hari meninggalnya Paus.
Dikutip dari ABC News, saat ini terdapat 252 kardinal di dunia. Namun, hanya 135 kardinal yang mendapatkan hak mengikuti Konklaf mendatang.
ADVERTISEMENT
Hal ini lantaran kardinal di bawah usia 80 tahun saja yang diperbolehkan mengikuti Konklaf dan memberikan hak suaranya.
Dewan Kardinal diasingkan dari dunia luar selama Konklaf
Setelah seluruh kardinal peserta Konklaf hadir, mereka mengucapkan sumpah untuk menaati prosedur konstitusi apostolik di Kapel Sistina.
Selanjutnya, pemimpin perayaan liturgi kepausan memerintahkan semua orang, kecuali kardinal pemilih, untuk meninggalkan kapel.
Ia mengucapkan deklarasi "Extra omnes!" (di luar, kalian semua!) sambil berdiri di depan pintu Kapel Sistina lalu menutup pintu.
Selama Konklaf berlangsung, para kardinal pemilih tinggal di Domus Sanctae Marthae. Mereka tidak boleh memiliki akses terhadap dunia luar.
Para kardinal memberikan suara mereka hingga empat kali sehari. Dibutuhkan dua pertiga suara untuk memilih Paus baru.
ADVERTISEMENT
Jika dalam tiga hari belum ada hasil, proses tersebut akan ditangguhkan selama satu hari. Selama penangguhan, kardinal senior menyampaikan doa dan pidato.
Seluruh surat suara dalam setiap hari pemungutan dibakar. Asap hitam yang dikeluarkan dari cerobong Kapel Sistina menandakan belum ada Paus yang terpilih.
Sementara itu, asap putih yang dikeluarkan menandakan sudah ada hasil final dari seluruh proses pemungutan suara.
Pengumuman hasil
Paus baru terpilih akan dibawa ke Ruang Air Mata untuk merefleksikan diri. Ia selanjutnya mengenakan pakaian jubah putih kepausan.
Setelah itu, Paus baru memilih sendiri nama yang ingin dipakai. Uskup Roma terpilih diperkenalkan kepada publik dengan muncul di Balkon Basilika Santo Petrus, dengan pengumuman "Habemus Papam!" (kita memiliki Paus!).
ADVERTISEMENT